u

1469 Words

Aku bergegas memasuki rumah seraya menggenggam foto Mas Hirka yang wajahnya penuh dengan luka dan lebam. Mungkinkah ini perbuatan Mas Aron. Tujuan utamaku adalah kamar Mas Aron. Setiap pulang kerja, dia selalu mengurung diri di dalam kamar. Aku yakin, saat ini Mas Aron sedang ada di kamar seperti biasanya. Setibanya di depan pintu kamar Mas Aron, aku langsung membuka pintu, sambil memanggil Mas Aron. "Mas, aaakkhh ..." aku berteriak saat melihat Mas Aron yang hendak berganti pakaian. Mas Aron juga berjingkat kaget saat melihatku berdiri di bingkai pintu sambil berteriak. "Tutup pintunya," Mas Aron berucap dengan nada tinggi. Dia buru-buru melilitkan handuk yang ada di atas ranjangnya untuk menutupi bagian bawahnya yang hanya terbungkus CD. Aku buru-buru menutup pintu dan berbalik denga

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD