"Mr.Bastard Blind Love"
Author by Natalie Ernison
Semenjak Jeremie diangkat menjadi seorang direktur muda, hal itu membuatnya semakin sibuk dan jarang memiliki waktu untuk menemui Bianca. Begitu pula halnya dengan Bianca, Bianca sibuk mengurus usaha barunya bersama sang ayah.
Sedang sibuk dengan usaha barunya, Bianca sudah tak lagi menjadi pekerja harian, juga mingguan lainnya.
Suatu saat, ada salah seorang pria yang datang berkunjung, dengan niat menawarkan kerjasama dengan toko milik keluarga Bianca.
~ ~ ~
"Kami sedang melakukan survey rutin, dan kami melihat usaha Nona cukup ramai pembeli."
"Lantas, apa yang ingin tuan lakukan?" Tanya Bianca, sembari duduk berhadapan dengan seorang pria yang sedang berkunjung.
"Aku ingin mengajak Nona untuk bekerjasama dengan perusahaan kami. Perusahaan kami menyediakan barang-barang yang juga Nona jual di sini."
Bianca mulai berpikir, dan mempertimbangkan apa yang telah ditawarkan kepadanya.
"Aku akan pikirkan lagi, tuan." Jawab Bianca yakin. Mengingat mereka pernah dikecewakan dan bahkan bangkrut total karena perihal kerjasama. Hal itu membuat Bianca lebih berhati-hati lagi.
Pria tersebut pergi dari toko milik keluarga Bianca. Bianca kembali memiikirkan tawaran itu, namun masih tetap ada rasa ragu di relung hatinya.
~ ~ ~
"Apa yang kau pikirkan?" Mr. Elioth menepuk bahu Bianca.
"Ayah, aku hanya sedang menghapal naskah drama yang akan kami tampilkan bulan depan."
"Apakah kau masih sanggup menjalani kegiatanmu, namun harus mengurus toko?"
"Tentu saja, ayah. Hal ini tidak terlalu merepotkanku. Aku menikmatinya," Bianca menepuk punggung tangan ayahnya.
Mr. Elioth memandangi putri semata wayangnya, dan muncullah rasa pilu dihatinya. Melihat perjuangan keras Bianca, demi mencukupi segala kebutuhan mereka.
"Bian, maafkan ayah nak.." ucap Mr. Elioth lirih, duduk di samping Bianca.
"Mengapa ayah meminta maaf?" Bianca menghentikan pekerjaannya sejenak.
"Ayah tidak bisa memberikanmu kehidupan yang lebih layak. Gara-gara ayah, kkau harus berjuang keras.."
"Hentikan ayah.. ayah cukup fokus dengan kesehatan ayah. Aku masih sehat dan muda, jadi aku masih sanggup." Bianca meyakinkan sang ayah.
"Ayah sangat berharap, kau mendapatkan suami yang bertanggung jawab. Kau tidak perlu lagi bersusah payah seperti ini." Mr. Elioth menangis saat mengatakannya, rasa hati sebagai ayah pun seakan hancur. Karena harus melihat putrinya bekerja keras sendiri.
***
Bianca pergi ke sebuah perusahaan, yang menjadi tempat penyedia barang-barang dagangannya. Hal ini ia lakukan terus menerus, namun kali ini ia tidak sendiri. Bianca sudah memiliki dua orang pegawai pria dan juga wanita di toko miliknya.
Perusahaan XX
Datang dengan niat untuk memesan barang-barang, langsung dari perusahaan maupun pabrik di sekitar area tersebut.
"Selamat siang, apakah aku bisa bertemu dengan tuan Philemond?" Tanya Bianca, yang baru saja tiba.
"Apakah sudah membuat janji?" balas salah seorang security.
"Yah, tentu saja. Aku sudah membuat janji hari ini."
"Baik, silakan masuk Nona."
Bianca berjalan menuju ruangan sang pemilik sekaligus pengelola perusahaan yang ia kunjungi.
"Nona, apakah itu tuan Philemond?" bisik salah seorang pegawai yang pergi bersamanya.
Bianca memandang ke arah sorot mata pegawainya. "Oh, sepertinya benar. Selama ini, aku belum pernah bertemu dengannya." Jawab Bianca, lalu segera berjalan ke arah seorang pria yang bernama Philemond.
~ ~ ~
"Selamat siang, Tuan Philemond," sapa Bianca, dengan senyuman ramahnya.
"Selamat siang, Nona Sheraah Bianca." Balas pria yang bernama Philemond.
Seorang pemilik sekaligus pimpinan perusahaan, yang selama ini menjadi klien kerja sama Bianca. Philemond Carlous, pria berusia (30) tahun, bertubuh tinggi tegap proporsional. Memiliki kepribadian yang sangat baik nan ramah. Tutur kata lembut dan sangat merangkul seluruh pekerja yang bekerja dibawah pimpinannya.
Philemond Carlous
Mr. Philemond, atau biasa disapa dengan sebutan, Mr. Phild. Ia mengajak Bianca untuk bicara dengannya sembari berkeliling di area pabrik yang iallah milik perusahaan.
"Nona sangat luar biasa, diusia muda sudah memiliki usaha sendiri." Puji Phild.
"Terima kasih atas pujiannya, Tuan Phild. Aku pun sangat bangga, memiliki klien luar biasa seperti anda."
"Kau bisa saja, Nona. Aku hanya melakukan apa yang terbaik bagi perusahaan ini. Aku pun jauh lebih bangga, saat mengetahui ada seorang wanita muda yang mempercayakan usahanya dengan produk kami."
Keduanya berkeliling pabrik, dan melihat langsung proses pembuatan barang-barang yang selama ini Bianca pesan.
"Ini adalah kali pertama kita bertemu, kuharap hal ini akan menjadi awal baik ke depannya." Ucap Phild sembari mengajak Bianca untuk duduk di pinggir area pabrik.
"Terima kasih, Tuan Phild atas segala bantuan selama ini. Usaha yang kami miliki masih sangat kecil, dan kami beruntung mendapat sumber barang dari perusahaan ini."
"Tentu saja, Nona tidak perlu cemas. Mulai hari ini, perusahaan akan memberikan potongan harga untuk toko Nona."
"Ah, terima kasih Tuan Phild. Semoga kerjasama ini berjalan baik."
Mereka kembali ke perusahaan utama, dan melakukan kontrak kerja. Phild bersedia untuk terus membantu perkembangan usaha yang Bianca miliki.
***
Toko barang milik Bianca.
Setelah melakukan pertemuan khusus, Bianca pun kembali dengan raut wajah bahagianya.
"Nona, sepertinya Tuan Phild masih belum menikah." Ucap salah seorang pegawainnya.
"Yah, Tuan Phild memang seorang pengusaha sukses. Pantas saja beliau sangat sukses, dengan segala perilaku teladannya." Balas Bianca, lalu melanjutkan pekerjaannya.
Sena, pegawai wanitanya hanya tersenyum. Ia tahu, jika Bianca tidak memiliki rasa yang lebih, selain kontrak kerjasama.
Semenjak pertemuan Bianca dengan Phild, Phild kerap kali mengirimkan bonus barang untuk usaha milik Bianca. Tak jarang juga, Phild mengirimkan makan siang bagi Bianca dan juga para pegawai, maupun ayahnya.
Namun, bagi Bianca, perhatian juga kebaikan dari Phild merupakan bentuk peduli terhadap rekan bisnis semata. Tak ada pikiran lain, Bianca selalu menanggapinya dengan pikiran positif.
***
"Mansion Kediaman Keluarga Carlous"
Di kediaman milik keluarga Phild. Di sebuah meja makan keluarga.
Phild makan malam bersama ibunya, sementara ayahnya sudah lama wafat, semenjak Phild memulai karirnya sebagai pengusaha juga pembisnis.
"Usiamu sudah kepala tiga, kapan kau akan membawa menantu untukku?" ucap ibu Phild, Mrs. Carlous.
"Aku harus membahagiakan Mommy, sebelum membahagiakan wanita lain." Balas Phild sembari mengunyah makanannya.
"Apakah hanya itu jawabanmu?" ketus ibunya, dengan tersenyum miring.
"Aku harus mencari wanita yang benar-benar tulus padaku, jika hanya karena hartaku. Itu sangat banyak, Mom."
"Aku tahu, kau akan menemukan yang terbaik. Ingatlah usiaku yang sudah tidak muda lagi. Sampai kapan kau akan memberiku cucu?"
"Akan ada saatnya Mom, dan aku sedang memperhatikan seorang wanita luar biasa." Phild, memeluk ibunya yang mencium pipi ibunya.
"Siapa wanita itu, segera perkenalkan padaku."
"Sabarlah sejenak, Mom. I love you."
Ibu Phild berharap anak semata wayangnya akan segera menikah. Namun, Phild hingga saat ini masih belum menemukan pasangan yang tepat untuknya. Mengingat posisi maupun kedudukannya, sangat mudah baginya untuk mendapatkan wanita manapun.
Namun, Phild tidak ingin terbuai dengan kedudukannya. Ia hanya ingin menikahi wanita yang sangat dicintai kelak.
***
"Kediaman Keluarga Sheraah Bianca"
Setiap harinya, Bianca fokus dengan admin keuangan maupun laba rugi usaha yang sedang ia jalankan.
Drrttt... Mr. Phild memanggil...
Bianca: "Selamat malam, Tuan Phild!"
Phild: "Nona Bianca, apakah akhir pekan kau memilki waktu luang?"
Bianca: "Sepertinya, akhir pekan ini aku akan ke tempat persediaan tuan."
Phild: "Oh, sangat bertepatan sekali. Aku pun ingin pergi melakukan pengecekan. Bagaiman jika kita pergi bersama?" Phild menawarkan.
Bianca: "Baik, Tuan Phild. Dengan senang hati."
Usai berbincang singkat, Phild terlihat begitu gembira. Sedangkan Bianca menganggap hal itu sekadar urusan pekerjaan.
Akankah pertemuan mereka menjadi awal yang lebih baik lagi...
***