TERUNGKAP

1203 Words
 “Jadi gini, Lim! Ini tentang si Danang!” “Maksud, Lu Danang bocil?!” “Ya! Tiga hari kemarin, gua ngebuntutin dia sampai ke hotel yang berada di puncak Bogor. Di sana, dia menemui cewek kemudian memasuki hotel!” “Siapa cewenya?!” “Gua gak kenal. Tapi dari dandanannya mirip PL. Mirip ublag! Firasat gua juga bilangnya gitu!” “Serius, Fer! Ini bisa jadi senjata rahasia yang mematikan kalo perkataan lu itu benar dan ada buktinya!” “Nah, itu! Makannya gua datang ke sini!” Halim kebingungan dengan apa yang dikatakan Ferdi. “Maksudnya?!” “t***l, Lu!” hardik ayah. “CCTV, Lim!” “CCTV?!” “Kamera tersembunyi!” “Ohhh! Ya, gua ngerti! Lu tau dia masuk kamar berapa?!” “Lantai tiga nomor tiga puluh!” Halim langsung meluncur ke tempat kerjanya, di depan deretan komputer. Kemudian ia langsung mengoperasikannya. Ayah yang tak banyak mengerti mengenai komputer duduk di belakangnya dengan sebatang rokok yang ia sulut dari sakunya. Layar komputer Halim menunjukan angka dan huruf-huruf yang tak beraturan. Bukan Bahasa Indonesia, Sunda atau pun Papua. Melainkan bahasa tersebut adalah bahasa pemrograman. Tak lama kemudian, Halim memberi kabar kepada ayah. “Ketemu! Gua bisa masuk ke kameranya!” “Keren, Lu, Lim!” sahut ayah sambil menepuk punggung sahabatnya. “Mana gua liat?!” “Anjing! Kameranya udah pernah diretas!” ketus Halim sambil menunjukkan vidio kartun berjudul Spongebob. “Maksud, Lu?! Kok jadi film kartun?!” “Iya, vidionya diganti! Si Bocil memalsukan vidionya!” “Sial! Jadi gimana, nih?!” ucap ayah sambil mengepulkan asap rokoknya. Ia kebingungan. “Kalo si Danang gak mungkin bisa maen gituan! Dia pasti sekongkol! Dia pasti nyuruh orang untuk meretasnya!” “Ya! Gua juga mikir gitu, Fer! Tapi sebentar!” Halim mengambil vape atau rokok elektrik dari atas meja yang berada di sampingnya. Ia menghisapnya dalam-dalam kemudian mengepulkannya secara perlahan. Setelah itu ia kembali mengotak-atik komputernya. Ayah tau apa yang harus ia lakukan ketika Halim sedang bekerja. Ketika ia bekerja, suasana harus tenang dan nyaman. Maka dari itu, ayah diam tak mengajukkan pertanyaan apa pun. Ya, meski pun ada banyak hal-hal yang ingin disampaikannya. Ayah mengenal Halim sejak usia SD. Ayah adalah murid yang pemberani dan pendiam. Ia tidak pernah mengajak orang lain berkelahi tanpa ada masalah terlebih dahulu. Selain itu, ia juga tak pernah ikut campur urusan orang lain. Berbeda dengan Halim. Ia adalahanak yang pendiam, tak punya eberanian dan berpenampilan payah dan sangat pantas untuk dibuli. Matanya yang sipit dan kulitnya yang putih pucat menjadi ciri yang paling khas dan alasan yang tepat untuk dipanggil China! Setiap hari ia dibuli dan dijadikan babu oleh teman-temannya. Ayah mengetahui hal itu dan ia tak pernah memperdulikannya. Semua orang tahu kalau ayah adalah anak yang paling jago dalam berkelahi dan memiliki keberanian yang sangat kuat. Semua itu karena sebuah tragedi saat tiga bulan setelah kelas pertama dimulai. David, anak yang songong dan paling sok menantang semua anak untuk berkelahi dengannya. Satu lawan satu. Katanya, tujuannya adalah untuk menentukan siapa yang akan memimpin kelas. Benar saja, semua anak berkelahi dengannya. Meski pun dengan mereka yang tak mau atau tak sedikit pun terobsesi menjadi penguasa kelas. Hingga akhirnya, dua puluh sembilan dari tiga puluh satu siswa berhasil dikalahkannya. Pantas saja, dia adalah anak dari pemilik sebuah paguron silat di Bogor. Dan yang terakhir, yang belum berkelahi dengannya adalah ayah. Awalnya, ayah menolak ajakannya untuk berkelahi karena ia memang tidak terobsesi untuk menjadi penguasa. Tapi karena David memaksanya ayah pun terpaksan menerimanya. Pertarungan dimulai, David yang telah mengalahkan seisi kelas, dan sok jaguan itu kalah oleh ayah yang merupakan seorang pendiam dalam waktu yang tak lama. Seisi kelas bersorak, mereka bahagia ketika David berhasil dikalahkan. Setelah memukul mundur David, ayah tak banyak bicara. Tidak menjadi sok-sokan atau menjadi penyuruh. Ia tetap menjadi Ferdi yang pendiam dan menyimpan banyak keberanian di dalam dirinya. Sedangkan Halim, ia sudah dikultus menjadi bahan bulian dan babu kelas sejak kelas satu. Ia tak punya keberanian untuk melawan mereka secara fisik. Akhirnya, saat menduduki kelas enam SD Halim mencoba melawan mereka dan beronta. Bukan dengan fisik tapi dengan cara yang bisa dibilang licik. Ia tahu bahwa ayah adalah satu-satunya orang yang bisa memukul habis orang-orang yang selalu membulinya. Akan tetapi masalahnya, ayah tak pernah peduli dengan apa yang mereka lakukan kepadanya. Maka dari itu, ia membuat rencana propaganda. Dengan keahliannya dalam hal teknologi sedari kecil, ia membuat vidio palsu tentang penghinaan yang dilakukan anak-anak kepada Ferdi. Vidio tersebut diberikkan kepada ayah melalui gawai yang dimilikinya. Ayah percaya dengan vidio tersebut. Hingga tak lama kemudian, ia menghajar seluruh siswa kelas habis-habisan. “Kalo berani jangan di belakang! Dan jangan sama orang cupu seperti Halim!” ucap ayah setelah memukul habis mereka.  Sejak saat itu, ayah dan Halim bisa berteman dengan baik. Mereka mengetahui siapa sebenarnya diri mereka. Tentang keluarga, hobi, wanita dan latar belakang lainnya. Ayah mengetahui perkembangan Halim sampai sekarang. Begitu pun sebaliknya. Ayah mengetahui Halim dari mulai mencoba meretas akun sosial media hingga capaian terbesarnya yaitu meretas satelit luar angkasa. Tentu dengan hal tersebut semua orang di seluruh penjuru dunia terkejut. Meski pun mereka tidak mengetahui pelaku sebenarnya. Maka dari itu, untuk urusan teknologi atau pun kejahatan di dunia internet, ayah selalu mempercayakannya kepada Halim. Begitu pun dengan sekarang. “Berhasil, Fer! Gua nemuin alamat IP peretasnya!” “Siapa?!” tanya ayah tak sabar. Halim kembali menghisap vape-nya. “Dinar, Fer! Dinar!” “Serius, Lu?!” ayah terkejut. “Serius! Dia disuruh si bocil untuk melakukannya!” “Terus gimana?!” “Gimana apanya? Santei aja, Lu! Lupa yah kalo gua satu-satunya yang bisa nipu, Lu sejak SD!” sahutnya sambil terkekeh-kekeh. “b*****t, Lu!” ayah tersenyum. Kemudian kembali duduk tenang di belakang Halim dan membiarkannya suasana tenang supaya fokus saat bekerja. Kali ini, cukup lama ia tak memberikan kabar apa pun. Setelah satu jam, jemarinya masih sibuk dengan keyboard dan mouse. Sedangkan matanya sipitnya juga sangat gesit membaca setiap kode-kode yang selalu berubah-ubah dengan cepat. Akan tetapi, dengan upaya maksimal, setengah jam berikutnya kabar baik keluar dari mulut Halim! “Beres! Semua pengaman dan tipuan yang dipasang si Dinar gua tebas sampai habis!” “Mantap! Lu emang jagonya, Lim!” “Tuh rekaman asli CCTV-nya!” pungkas Halim sambil menunjuk monitor. Dalam rekaman CCTV. Terlihat Danang bersama seorang perempuan memasuki kamar. Setelah menutup pintu, mereka langsung bermesraan di depan pintu. Setelah itu mereka berciuman, dan hingga akhirnya mereka melakukan hubungan intim. Setelah usai, Danang memberi wanita yang telah ia setubuhi uang dalam jumlah yang cukup banyak. Maka tak salah lagi, wanita itu adalah perempuan liar. Sesuatu yang tak disangka kembali muncul dalam rekaman. Kini giliran Dadang yang memasuki kamar bersama wanita lain yang ia bawa sendiri. Yang mereka lakukan di dalamnya sama persis seperti yang Dinar lakukan sebelumnya. Setelah Dadang memberi wanita tersebut uang lalu keluar kamar, sepasang pria dan wanita kembali memasuki kamar tersebut. Dan ternyata pria ketiga itu adalah Dinar. Ia datang bukan bersama p*****r. Akan tetapi ia datang bersamaa Julia. Satu-satunya anggota wanita yang ada di Markenari. Dan mereka berdua melakukan hal yang sama seperti Danang dan Dadang lakukan kepada para p*****r. Hanya saja, Dinar tak memberi Julia uang sepeser pun. Karena Julia sendiri ternyata adalah kekasihnya.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD