Sore ini, di kafe Gema, ARION kembali berkumpul. Mereka menantikan menu baru yang akan diluncurkan oleh Melodi.
Ya, Gema membuat rencana baru agar kafe miliknya tetap maju dan menghasilkan inovasi untuk menarik pengunjung. Gema mempercayakan sepenuhnya pada kreatifitas Melodi. Selain meracik kopi, Melodi juga jago masak.
Di dapur kafe, Ratih membantu Melodi menggoreng. Sedangkan Melodi, setelah selesai dengan adonan, dia mempersiapkan piring serta minuman untuk ARION.
"Eh, gimana kalau kita taruhan?" Leron sampai condong ke atas meja karena terlalu semangat.
"Ogah gue kalau lo yang bikin Ron." Sera menolak mentah-mentah ajakan Leron. Dia tidak mau semua ini berakhir seperti perjanjian yang mereka buat di kafe Gema beberapa waktu yang lalu.
"Kayaknya gue penasaran Ron, apaan?" Rey kali ini bersemangat sama seperti Leron.
"Iya, apaan?" Tak lupa Gema juga antusias.
"Berhubung Medi lagi buat masakan di dapur, nah gimana kalau kita bikin taruhan masakan apa yang bakal dibuat Medi? Kita taruhan jangan pake uang, tapi pake tenaga?"
"Kalau lo yang kalah Ron, gue banting ya?" Penawaran Sera disambut gelak tawa Rey dan senyum simpul Gema.
"Jangan Ser, lo nggak kasihan ntar tulangnya remuk semua?" Rey tertawa renyah.
Melodi keluar dari dapur, dia membawa satu baki berisi makanan dan minuman khusus untuk ARION. Makanan itu masih tertutup rapat tudung saji.
"Yang kalah gendong yang paling berat di antara kita sambil keliling kompleks promosiin menu baru kafe ini, gimana?"
"Kalau itu untungnya ke lo semua Gem." Rey mendorong bahu Gema. Dan selanjutnya terjadi balas membalas sampai Melodi kembali menarik mereka ke dunia nyata.
"Ada apa nih?"
"Leron sama Sera taruhan Med, soal masakan apa yang lo buat. Ya kan?"
"Enak aja Rey cuma gue sama Sera, nggak nggak!" bantah Leron.
"Janji harus ditepati, ya kan Rey?" Gema dan Rey bertos ria. Yah mungkin nasib Sera dan Leron yang s**l.
"Oke! Gue nebak masakan Medi tradisional, manis, dan enak tentunya. Sekarang lo Ron."
"Masakan Medi tuh modern, gurih, ada keju nya gitu."
"Siapa yang bener?" Rey tak sabar mengetahui siapa pemenangnya.
Melodi duduk, dia takut mengatakan hal ini kepada Gema, dia takut Gema marah. "Gem, gue mau kerja di kafe lain, gue main biola di sana. Boleh kan?"
Semua diam, bahkan Ratih yang mencuci piring juga menghentikan pekerjannya. Mereka semua yang awalnya fokus pada taruhan antara Leron dan Sera kini saling pandang dengan muka kebingungan.
Keputusan ini berat untuk Gema, tapi jika Melodi senang Gema jauh lebih senang meski tak lagi melihat Melodi setiap hari. "Kalau lo seneng, kenapa nggak Med?"
Mata Melodi berbinar, dia tidak menyangka Gema akan semudah itu memberikan izin. "Ahhh, makasih Gem!" Tanpa sadar Melodi memeluk Gema.
"Woi, jaga jarak aman!"
"Maaf-maaf, gue terlalu seneng Ron."
"Ya udah sekarang kita balik lagi ke taruhan tadi. Gue nggak sabar Med," desak Rey.
"Dan pemenangnya adalah jeng jeng jeng ..."
"SERENATA," kata Melody berikutnya.
"Yuhu! Gue menang! Gue menang Ron!"
Leron sudah mulai letih, lemah, lesu. Kenapa dia selalu s**l? Kenapa? Oke Leron percaya dia kuat meski yang harus dia gendong adalah Sera, cewek karate yang sering menang beberapa penghargaan. Leron yakin itu berat.
"Dan lo gendong ... Rey! Karena Rey paling atletis." Putus Melodi akhirnya dan Leron membuka mulutnya lebar-lebar.
"Oh Tuhan!"
Bahkan jika harus menggendong Sera mengelilingi dufan Leron mau daripada menggendong Rey yang seperti gajah besarnya.
*****
Sekarang ARION sudah berada di kompleks perumahan Leron. Leron membungkuk mempersiapkan punggungnya untuk Aubrey.
"Jangan patahin punggung gue!" peringat Leron.
"Semangat ya Ron, gue dukung lo kok," teriak Sera.
Mereka mendukung Leron penuh semangat. Leron hanya pasrah dan menunggu Gema memberi aba-aba. Dia akan membawa Rey berkeliling kompleks sampai ke danau buatan di sebelah taman. Oke, itu sangatlah jauh.
Melodi dan Sera akan menjadi penyemangat mereka. Sedangkan Gema, dia adalah juri sekaligus bagian pemasaran untuk mempromosikan makanan baru di kafenya. Banyak orang yang tertarik dan Gema menyuruh mereka untuk datang ke kafe nya, Kenari's Kafe.
"Gem, gantian dong! Gue juga capek kali!" Melodi menarik-narik kaus Gema sampai melar ke belakang.
"Ser-"
"Tenang Gem, gue kan udah biasa lari berkilo-kilo jauhnya kalau mau latihan."
"Wih, Sera hebat." Melodi bertepuk tangan riuh, sedangkan Leron dia sudah kembang-kempis. Sampai akhirnya mereka rubuh, saling tindih.
Gema turun dari sepedanya dan ikut bergabung di atas Leron dan Rey. Tawa Melodi dan Sera tidak bisa berhenti. Mereka tidak bisa lagi melanjutkan perjalanan sampai ke danau.
"Mampus gue!" Leron melambaikan tangannya ke atas.
"Kita bantuin yuk Ser!" Tak tega, Melodi dan Sera menarik mereka satu-satu.
"Dasar lo pada! Mau bunuh gue perlahan apa?"
"Sangat perlahan." Gema memegangi perutnya yang kaku karena tertawa.
"Gue suka liat lo menderita." Rupanya Rey juga sangat senang melihat Leron menderita.
Melodi malah menjewer telinga Gema dan Rey.
"Aduh Med, gue salah apa?" Rey memegangi telinganya.
"Gue juga salah apa Med?"
"Salah karena udah ngelanggar janji. Katanya sampai danau, kenapa malah pada tiduran di jalan?"
"Mampus kalian!" Giliran Leron yang puas. Tapi tunggu, Sera bergerak maju dan menjewer telinga Leron.
"HAHAHA gue lebih puas Ron!"
"Kita nyerah Nona-Nona!" teriak mereka bertiga bersamaan.
"Sumpah! Gue seneng banget liat mereka menderita!"
Melodi menjewer telinga Sera. "SERA!"
"MAMPUS LO!"
*****
Fabian, dia sekarang merayakan kemenangan futsal bersama teman laki-laki satu kelasnya. Mereka berkumpul di rumah Eri. Kelasnya sore ini menang telak dari kelas dua belas yang suka menantang mereka. Dan kini, mereka boleh bermain gratis tanpa izin kakak kelas lagi.
Sejenak, Bian teringat sesuatu. Dia teringat bagaimana ekspresi Melodi tadi siang. Bian tau Melodi sangat takut bergaul dengan cowok, tapi Bian malah semakin membuat ketakutan Melodi semakin besar.
Memang kadang yang diremehkan oleh orang lain bisa jadi sesuatu yang paling dihargai oleh orang tertentu.
"Tolong nyalain musiknya ya Bi!"
Ah, Bian lupa kalau sekarang seharusnya ia bersenang-senang bukan memikirkan Melodi. Meski tak bisa dipungkiri rasa bersalahnya membuat Bian ingin menemui Melodi malam ini juga.
*****
Lagi-lagi, Melodi tidak bisa tidur malam ini. Bukan karena memikirkan masalahnya, tapi memikirkan kebahagiaan yang ia dapatkan tadi.
Bintang-bintang di langit sangat banyak, terang seperti kebahagiaannya malam ini.
Di kafe tadi, Gema mengijinkannya bekerja di kafe lain. Ya, tentunya sebagai pemain biola. Itu yang sudah lama Melodi impikan, meskipun hanya di panggung kecil di dalam kafe, Melodi sudah sangat senang. Kebahagiaannya malam ini semakin lengkap karena ARION. Mereka selalu ada di saat Melodi merasa sendiri, di saat Melodi membutuhkan seorang keluarga, mereka datang.
Poin pentingnya lagi, gaji Melodi bisa bertambah. Itu sangat penting karena hidupnya tergantung pada kerja kerasnya.
"Semoga aja besok gue juga bisa bahagia lagi kayak sekarang." Melodi memeluk guling dan tidur. Dia akan sangat merindukan hari ini, tentunya tanpa kejadian memalukan seperti tadi siang, di mana teman laki-lakinya satu kelas menarik kursinya, dan yang disayangkan Melodi, Bian juga ikut.