Setelah kembali dari Palermo, Robert kembali menjadi sosoknya dalam beberapa waktu terakhir, hanya hidup dalam lamunan dan menjadi pecandu alkohol berat. David sudah melakukan berbagai macam cara untuk menyadarkan Robert dari kebodohannya, namun semua itu hanya percuma. Robert masih tenggelam dalam depresinya karena kepergian Jeslyn. Bahkan David tak segan untuk memanggil psikiater untuk kesembuhan mental Robert, namun pria keras kepala itu dengan tegas justru mengusir psikiater yang David datangkan untuknya.
Namun kali ini, informasi yang dibawakan oleh David berhasil membuat Robert terpengaruh. Ketika David datang dengan terburu-buru dan memberi tahukan jika keberadaan Jeslyn sekarang ini statusnya tidak di ketahui.
‘’Apa maksudmu dengan Jeslyn menghilang!’’ teriak Robert dengan marah.
‘’Kita mendapatkan kiriman ini tadi pagi,’’ ucap David sembari menunjukkan sepasang baju yang menjadi seragam seseorang yang sengaja Robert kirim untuk menjaga Jeslyn dari jarak dekat.
Setelah perceraian Robert dan Jeslyn beberapa bulan yang lalu, Robert mengetahui fakta jika Arthur menyembunyikan mantan istrinya itu ke Jepang. Lalu Robert yang khawatir dengan kondisi mantan istrinya itu yang tengah mengandung, lalu mengirimkan seseorang untuk menyusup di antara mereka menjadi mata-matanya dan bertugas untuk melaporkan kegiatan apa saja yang Jeslyn lakukan selama di Jepang. Karena Jeslyn hidup bersama dengan Dojima, hal inilah yang membuat Robert selalu bersiaga. Dojima sudah Robert tandai sebagai seorang saingan.
Namun belum satu bulan sejak Robert mengirimkan mata-matanya itu, namun semua rencananya kini sudah bisa dibaca dengan mudah oleh lawan, sehingga penyamarannya harus terbongkar dengan cepat. Namun fakta jika Jeslyn kembali pindah lokasi persembunyian yang membuat Robert khawatir dan gelisah. Robert tidak siap jika harus benar-benar jauh dari Jeslyn. Karena meskipun di antara keduanya telah terbentang jarak yang jauh dari New York ke Tokyo, namun dengan kehadiran mata-mata yang Robert kirimkan membuat Robert merasa selalu berada dekat dengan Jeslyn, lalu bagaimana dengan sekarang.
‘’Pantau terus dari satelit, aku tidak mau tau. Kita harus segera menemukan keberadaan Jeslyn di manapun dia berada!’’ ucap Robert dengan frustrasi.
‘’Aku sudah terus mencarinya, namun tetap saja belum ada hasil,’’ jawab David. Robert yang murka lalu melempar vas bunga di samping David dengan matanya yang menatap David dengan tajam.
‘’Jangan laporkan hal yang tidak berguna. Segera cari tau di manapun Jeslyn berada!’’ teriak Robert dengan keras.
‘’Sadarlah! Kamu juga harus berjuang! Bukan aku yang wajib untuk mencarinya tapi kamu, b******k!’’ David dengan emosinya lalu meninju pipi Robert hingga tubuhnya tersungkur. David sekarang ini bertindak bukan sebagai seorang bawahan, tetapi seorang sahabat yang sudah sangat geram akan kebodohan sahabatnya ini.
‘’Gunakan otakmu dengan benar! Jangan hanya merusaknya dengan alkohol. Nyonya tidak akan kembali pada seorang pecundang sepertimu yang hanya bisa meratapi nasib dan menjadi lemah seperti sampah!’’ maki David lalu meninggalkan Robert yang masih tersungkur begitu saja di dalam kamarnya. Kondisi Robert yang tengah mabuk membuat dirinya tidak semudah itu untuk bangun. Kepalanya terasa berputar pening yang ditambah dengan pukulan David, membuat kepala Robert seperti ingin pecah sekarang.
Sialan kau David!
-o0o-
Setelah pukulan keras yang David layangkan untuk Robert, kini Robert menunjukkan sedikit perubahan. David tidak lagi melihat Robert yang hanya melamun sembari menenggak alkoholnya, namun Robert justru sibuk di depan komputernya untuk mencari keberadaan Jeslyn sekarang. Bahkan Robert tidak segan untuk mengecek ratusan video cctv yang tersebar di Tokyo hanya untuk melacak pergerakan Jeslyn terakhir kali sebelum menghilang.
‘’Apakah sudah ada kabar terbaru?’’ tanya Robert tanpa mengalihkan tatapan matanya dari komputer di hadapannya.
‘’Tuan Nelson terpantau mendatangi Tokyo sebelum Nyonya Jeslyn menghilang dari pantauan,’’ jawab David.
‘’Kamu sudah memantau pergerakan Neslon?’’ tanya Robert dengan matanya yang masih fokus pada layar komputer.
‘’Tidak ada tanda-tanda mencurigakan. Dia masih melakukan aktivitas seperti biasanya, dia juga tidak terlihat pergi kemanapun setelah mengunjungi Tokyo,’’ jawab David.
‘’Apakah mungkin Jeslyn masih berada di Jepang,’’ gumam Robert.
‘’Aku yakin tidak. Aku sudah menyusuri seluruh wilyah Jepang, namun tidak menemukan titik Nyonya Jeslyn berada.’’
‘’Bagaimana dengan Dojima?’’ tanya Robert tiba-tiba.
‘’Dia menghilang bersamaan dengan hilangnya Nyonya Jeslyn,’’ jawab David. Matanya seketika menatap ke arah kepalan tangan Robert yang mengepal keras di atas meja.
‘’Bukan kedekatan mereka yang harus menjadi fokusmu sekarang, silahkan ingat hubunganmu dengan Agatha dulu jika ingin membahas tentang hubungan mereka,’’ sindir David yang membuat Robert langsung menatapnya dengan sinis. David sangat menyadari jika Robert sekarang ini tengah cemburu setelah mendengar jika Jeslyn menghilang bersama dengan Dojima.
‘’Bagaimana dengan lokasi Agatha?’’ tanya Robert lagi yang kini mulai kembali fokus pada komputernya.
‘’Kamu masih ingin mencarinya?’’ tanya David dengan hati-hati.
‘’Aku tidak bisa melepaskannya begitu saja,’’ jawab Robert dengan cuek.
‘’Apa yang akan kita lakukan bahkan jika berhasil menemukannya? Tidak ada yang akan berubah, karena Nyonya Jeslyn sudah memutuskan untuk pergi. Tidak perlu mencoba untuk membersihkan namamu, karena Nyonya Jeslyn sudah mengenalmu seburuk itu,’’ ucap David yang terdengar sangat menusuk di hati Robert. Memang sejak Robert depresi, sikap David padanya lebih banyak berperan sebagai seorang sahabat dari pada seorang bawahan, sehingga David seringkali meninggalkan sikap sopan dan formalnya pada Robert.
‘’Aku tetap harus membuat Agatha membayar semua yang dia lakukan!’’ ucap Robert dengan dingin.
‘’Aku masih menghargai Agatha yang pernah menjadi sahabatku. Maka aku melepaskan semuanya, namun dengan konsekuensi jika aku juga telah memutuskan segala hubungan dengannya. Dia bukan sosok orang yang aku kenal dan aku sebut sebagai sahabat. Seharusnya kaupun melakukan hal yang sama, karena dendammu tidak berarti apa-apa. Jangan pernah lupakan rasa dendammu di masa lalu pada Nyonya Jeslyn yag membuatmu memiliki rasa penyesalan sedalam ini. Biarlah Agatha menaggung dosa atas kesalahanya sendiri tanpa kita ikut campur di dalammnya. Tuhan akan memberikan apa yang sudah seharusnya dia terima,’’ jelas David dengan ekspresi serius.
‘’Aku tetap tidak bisa melupakan fakta ketika dia bahkan dengan berani ingin membunuh Jeslyn,’’ ucap Robert dengan lirih.
‘’Berterima kasihlah pada Tuan Athur karena sudah mendidik putrinya sehebat itu,’’ jawab David dengan santai.
‘’Ini adalah kebaikanmu yang terakhir untuk membayar hubungan persahabatan kalian yang sudah terjalin hampir 30 tahun. Dengan memaafkan sekali dan terakhir kalinya. Seperti yang Tuan Gilbert lakukan. Aku memahami jika beliau bukan bermaksud untuk melindungi Agatha, tetapi ini adalah bentuk penebusan terakhir dari kasih sayangnya selama ini dari Agatha bayi hingga dewasa. Bukankah dia juga telah mengatakan jika sudah memutuskan hubungan dengan Agatha? Mengapa kamu tidak melakukan hal yang sama?’’ tanya David dengan menatap Robert serius.
‘’Jadi kamu mulai berpihak pada Daddy?’’ tanya Robert sembari menatap David dengan sinis.
‘’Aku hanya berusaha untuk berpikiran luas. Karena kita hidup tidak hanya untuk sekarang, tapi juga perlu untuk merancang masa depan,’’ jawab David dengan serius.
‘’Tidak mudah untuk melupakan semuanya secepat itu.’’ Robert memalingkan mukanya, dia tidak ingin jika David kembali melihat tatapannya yang penuh luka.
‘’Maka berusahalah, ketika kamu ingat untuk membencinya, maka ingatlah pula jika kamu pernah begitu menyayanginya. Rasa bencimu hanya akan membelenggumu kembali dengan amarah, lalu kamu akan semakin jauh dengan ketenangan hati. Tugasmu hanya membuat Nyonya Jeslyn kembali, bukan mengurusi tentang Agatha lagi.’’ David tentu tak tega melihat Robert yang terus tersiksa, namun dia juga tidak boleh lemah seperti Robert. Maka ketika Robert terjatuh, sudah sewajibnya untuk dirinya membantunya bangkit.
‘’Jika aku berubah menjadi manusia yang lebih baik, apakah Jeslyn masih mau kembali padaku?’’ tanya Robert pada David.
‘’Bahkan seorang pendosa sekalipun, berhak mendapatkan pengampunan. Selama masih ada cintanya untukmu, kesempatan itu tak akan pernah hilang,’’ jawab David sembari menepuk bahu Robert dengan pelan. Memberikan semangatnya secara tak langsung pada Robert lalu meninggalkan Robert sendiri, untuk memikirkan lagi apa yang terpenting untuk sekarang ini.