Untuk kedua kalinya, adegan Ian dan Lizzy melangkah bersisihan di gedung menengah atas kembali terlihat. Di situasi dan latar waktu yang sama, sepasang calon pemimpin kerajaan itu kembali memerlihatkan kedekatannya. Bergandengan tangan, melangkah berdampingan, berhiaskan senyuman di wajah, benar-benar romantis. Tiada keraguan lagi betapa erat dan harmonisnya hubungan Ian dan Lizzy. Ya, dari depan. Sementara, dari belakangnya. “Apa-apaan? Kau tidak sedang berencana untuk selalu melakukan hal semacam ini setiap kali kita berpapasan, bukan?” tanya Lizzy bernada kesal dan berintonasi pelan agar tak tercuri dengar oleh telinga siswa lain. Ian mendengus geli diikuti terbitnya seringai di wajah tampannya. “Hmm? Bukankah memang ini yang seharusnya kita lakukan setiap kali bertemu?” “Berl

