BAB 99

2011 Words

Sesaat setelah pintu ruang kerja ditutup, mata biru Arthur menatapnya dengan sorot datar. Bibirnya tidak mengeluarkan suara. Jemarinya berhenti menulis. Tugas-tugas itu terbengkalai dalam sekejap karena Arthur memilih menatap pintu. Dalam diri Arthur, terdapat rasa sakit yang tidak dapat dia jelaskan. Rasa sakit yang sama dengan yang dia rasakan di hari kematian Eugene dan Elliana. Setelah bertahun-tahun hatinya mati, kini kembali merasakan sebuah perasaan. Sayangnya, sebuah rasa sakit yang Arthur kembali rasakan, alih-alih kebahagiaan. Padahal Arthur telah menduga cepat atau lambat Lizzy akan membencinya, namun ternyata dia tidak pernah siap menghadapinya. Arthur tidak menyalahkan Lizzy. Sudah sewajarnya gadis itu membencinya. Jika bukan karena keluarga kerajaan, bisa saja karena ling

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD