bc

Possesive Rich Man

book_age16+
976
FOLLOW
4.8K
READ
possessive
friends to lovers
playboy
dominant
goodgirl
powerful
boss
doctor
billionairess
royal
like
intro-logo
Blurb

Pertemuan pertama pewaris Hotel Matteo dengan seorang wanita asal Indonesia membuat lelaki itu jatuh terperangkap dalam keelokan paras ayunya. Sorot mata teduh dan menawan mengunci seluruh perhatian Kenzo Matteo terpaut pada Grace Jolicia Sean Kusuma.

"Katakan, siapa dirimu?"

Grace mendongak, mata mereka bertemu. Kenzo tidak bisa berpaling dari mata itu. Mata terindah yang baru Kenzo lihat kali ini. Manik mata seterang senja mampu menenggelamkan keagungan netra hazel miliknya.

"Katakan!" desak Kenzo mendekatkan wajahnya di telinga Grace. Menghirup aroma wanita itu dalam-dalam. Sungguh membuat seluruh otak dan pikiran Kenzo seketika kacau berantakan.

"Grace, namaku Grace," jawab Grace dengan bergidik ngeri di saat napas lelaki itu menyapu bagian lehernya yang terbuka.

Kenzo menarik pinggul Grace, mencium aroma rambut Grace. Kenzo membisikkan sesuatu ditelinga Grace hingga Grace menegang. Grace menelan salivanya dalam-dalam, mencoba meraup oksigen di sekitarnya meskipun pada akhirnya gagal saking tegangnya posisi mereka berdua saat ini.

"Kau, milikku!" ucap Kenzo, mengklaim Grace sebagai miliknya.

chap-preview
Free preview
1. Bandara Barajas Madrid
Bandar Udara Internasional Adolfo Suarez Barajas Madrid, bandara yang saat ini telah berkembang menjadi salah satu pusat penerbangan terpenting di Eropa. Bandara Barajas memiliki fungsi sebagai pintu gerbang ke Jazirah Iberia dari seluruh bagian Eropa maupun dunia. Begitu banyak orang di sana, terlihat jelas bahwa kota Madrid adalah kota penghidupan di Spanyol. Kota yang menjadi tempat transit pertama para wisatawan asing jika ingin meluangkan waktu mereka berlibur menikmati negara Spanyol. Persentase rata-rata langit yang tertutup awan menjadi salah satu kenyamanan para wisatawan asing di sana. Keluar dari terminal kedatangan bandara, seorang wanita menarik kopernya dengan sunglasses hitam yang bertengger di wajah cantiknya. Perjalanan yang memakan waktu dua puluh empat jam akhirnya membuatnya tiba di Madrid, Spanyol. Kedatangannya ke sana bukan untuk berwisata, namun untuk melakukan penelitian bersama profesornya yang kini telah berada di sana terlebih dahulu. Sekaligus meminta tanda tangan penyelesaian sidang tugas akhir spesialis kankernya. “Kenapa perjalanannya begitu melelahkan? Rasanya aku ingin cepat-cepat sampai di apartemen,” kata Grace mendumel seorang diri. Grace Jolicia Sean Kusuma, putri Marcuss Sean dan Aileen, yang kini berada dalam asuhan Alena sang ibu sambungnya. Grace, wanita pemilik manik mata coklat senja tersebut tumbuh dengan paras yang mirip dengan ibu kandungnya yang juga mirip dengan Alena karena mereka kembar. Hanya bibir dan hidungnya yang berasal dari Marcuss. Hidupnya penuh dengan cinta, dia tidak pernah dibedakan dengan sang adik, Freya. Jika dirinya lebih dekat dengan Alena, maka Freya tidak terlalu dekat dengan orang tuanya. Freya lebih sering berada dirumah Olivia Justavo dan Gustin Justavo sebagai keluarga angkat dari Alena. Dulu sekali, Alena pernah mengalami suatu kecelakaan dan dirawat oleh keluarga Justavo, yang ternyata adalah Olivia mantan kekasih dari Rehan, papa Alena. Lalu Grace? Dia mengambil jurusan kedokteran, meneruskan kejayaan keluarga Kusuma yang memang bergelut dalam dunia kedokteran. Dan kali ini, Grace akan menyelesaikan penelitiannya guna melancarkan studynya untuk lulus spesialisasi di bidang spesialis kanker seperti Alena. Dan yang terakhir, adalah meminta tanda tangan penyelesaian pengakuan penelitian Grace untuk tahap akhir pendidikan spesialis kanker. Tiba-tiba saja langkah kaki Grace terhenti, wanita itu mengedarkan pandangannya. Grace secara sayup-sayup mendengar seseorang tengah menyerukan namanya. "Graceee?" pekik seseorang membuat Grace menoleh. Rupanya suara yang Grace dengar bukan hanya khayalannya semata. Di belakangnya seorang wanita cantik dengan rambut caramel tengah melambaikan tangan ke arah Grace. Sontak saja Grace terkejut atas pertemuan yang tidak pernah dia sangka-sangka sebelumnya. "Shareen, kau?" pekik Grace tak kalah girangnya bertemu dengan temannya, Shareen di sana. Bandara Barajas Madrid, kembali mempertemukan seorang teman semasa kuliah setelah dua tahun tidak bertemu satu sama lain. Mereka berpelukan, bahkan keduanya sampai berteriak saking girangnya. Hingga mereka tidak sadar banyak orang di sana yang menatap mereka karena suara mereka berteriak riuh terdengar cukup menyita perhatian banyak orang. “Grace, kamu datang ke Madrid? Kenapa tiba-tiba sekali?” tanya Shareen antusias. Belum juga Grace sempat menjawab kalimat dari Shareen, wanita itu kembali melontarkan pertanyaan kepada Grace. "Ada apa kamu ke mari Grace, kenapa tidak memberitahuku sebelumnya?" tanya Shareen nampak penasaran. Grace menggelengkan kepalanya. Bagaimana dia sempat menjawab pertanyaan Shareen sebelumnya kalau wanita itu saja tak memberikan Grace kesempatan menjawab pertanyaan Shareen sebelumnya. Shareen malah semakin sibuk memberondong Grace dengan pertanyaan selanjutnya. "Aku menemui profesorku, Reen, aku lupa kalau kamu pindah di sini. Sudah lama sekali kita tidak bertemu," ucap Grace tidak kalah antusias. Shareen mengeluarkan kartu namanya. Mereka menyelesaikan pendidikan kedokteran kemudian tidak lagi saling bertegur sapa karena keduanya harus kembali ke negara masing-masing. Grace hanya sesekali melihat aktivitas story Shareen dari media sosial wanita itu semata. Pun juga sebaliknya, Shareen begitu sibuk dengan dunia nyatanya sampai-sampai lupa dengan teman menempuh pendidikan kedokterannya dahulu. "Itu alamat rumahku, berjanjilah kamu akan main. Dan ini, besok malam akan ada pesta ulang tahunku, kau harus datang," kata Shareen menyodorkan undangan bernuansa gold kepada Grace. Beruntungnya Shareen selalu membawa beberapa kartu nama sekaligus undangan di dalam tasnya, mengantisipasi jika suatu saat wanita itu akan bertemu dengan seorang teman lama yang sudah loss contact selama beberapa waktu. Apalagi hari ini niat Shareen sebenarnya adalah menyerahkan undangan tersebut kepada lelaki yang akan menjadi tunangannya. Namun, berhubung Grace lebih dahulu dia temui, mungkin undangan ulang tahun tersebut berjodoh dengan Grace. "Hemm, tentu saja aku pasti datang menemuimu Reen, terimakasih banyak atas undangannya," ucap Grace tak kalah antusias dari Shareen. Shareen tersenyum. "Ada begitu banyak hal yang ingin kuceritakan denganmu, tapi aku harus menjemput calon tunanganku," jawab Shareen, wajahnya berubah menjadi sendu. "Tunanganmu, si Jayden?" tanya Grace, yang mana Shareen dan Jayden telah menjalin hubungan lama. "Kami tidak bersama lagi, Grace aku harus menemui lelaki yang menjadi tunanganku. Sampai ketemu nanti, jangan lupa untuk datang," pamit Shareen membuat Grace menyimpan begitu banyak pertanyaan tentang calon tunangan Shareen. Grace mengikuti Shareen di belakangnya, bersembunyi di balik lalu lalang orang-orang di sana. Shareen terlihat tersenyum menyapa lelaki itu, lelaki itu tak menunjukkan ekspresi yang sama dengan Shareen. Perbedaan ekspresi dari dua orang tersebut tentunya menjadi sorotan Grace. "Diakah tunangan Shareen?" gumam Grace menatap punggung gagah lelaki itu. Setelah menempuh perjalanan darat dengan taxi selama satu jam, akhirnya Grace sampai di salah satu unit apartemen mewah yang ada di Madrid. Selayaknya orang tua pada umumnya, Alena dan Marcuss tidak ingin putri mereka berada di tempat yang tak layak. Mereka ingin yang terbaik untuk anak-anak mereka. Apartemen di gedung bergengsi di penjuru kota Madrid, menjadi pilihan terakhir Alena dan Marcuss mempercayakan keamanan tempat tinggal Grace di sana. "Saya, Grace Jolicia Sean Kusuma," kata Grace memperkenalkan dirinya kepada resepsionis di sana. "Miss Kusuma, ini kunci apartemen Anda. Silahkan, biarkan bellboy yang akan mengantarkan Anda sampai ke kamar hunian Anda." Resepsionis itu menyerahkan kartu kunci apartemen milik Grace. "Thank you," tutur Grace dijawab senyuman dari resepsionis itu. Grace menatap ke sekeliling bangunan di sana. Bellboy yang bertugas mengantarkan menarik kopernya menuju lift, kebetulan selali apartemennya berada di lantai lima puluh sembilan. Di mana ada enam puluh lantai di apartemen itu. Paling atas tentu saja dihuni mereka yang memiliki kekayaan berlimpah, sangat kaya, dan juga dengan sewa apartement maupun harga jual tinggi pada setiap unitnya. Grace yang hanya sementara waktu berada di sana, rasanya sangat disayangkan jika memilih unit termahal di apartemen pilihan ayah dan ibunya tersebut. Kalau bukan atas dasar keinginan Alena, Grace mungkin akan memilih unit apartemen di bawahnya. "Akhirnya," seru Grace ketika dia sudah berada di depan pintu apartemennya. “Silahkan, Nona,” kata bellboy begitu ramah. “Terimakasih banyak, cukup sampai di sini saja. Saya yang akan membawanya masuk,” tutur Grace merasa tidak enak hati. Wanita cantik itu merogoh uang di dalam sakunya, salah satu mata uang terbesar di Spanyol untuk dia jadikan tips karena sudah membawa koper miliknya ke unit kamar Grace meskipun hal tersebut adalah tuntutan pekerjaan. Bellboy tersebut berterimakasih kepada Grace. Setelah menempelkan id card pada pintu, Grace langsung membawa masuk kopernya ke dalam sana. Decakan kagum tidak henti-hentinya keluar dari bibir Grace Jolicia Sean Kusuma. "Luar biasa," pekik Grace berlari ke arah jendela, menatap keindahan kota Madrid dari atas sana. Grace membuka jendelanya, menghirup udara segara di sana dalam-dalam. "Madrid, bersahabatlah denganku," kelakar Grace seperti memantrai kota itu untuk menjadi sahabat baginya. Sedangkan di salah satu hotel termewah di Kota Madrid, seorang lelaki berpawakan tinggi besar dengan kulit kuning langsat duduk di kursi kebesarannya. Lelaki itu menunjukkan raut wajah gusar dan penuh ketidaksukaan dari caranya menatap seseorang di depannya. "Dia sudah pergi?" Kenzo Matteo, bertanya kepada sahabatnya. "Dia, Shareen maksudnya?" tanya Rey kepada Kenzo. Kenzo Matteo, dia pewaris dari Hotel Matteo yang memiliki banyak cabang di Eropa. Dan induk hotel itu ada di Madrid, sebagai hotel termewah dan terbesar di sana. Kenzo menduduki kursi direktur hotel di bawah kendali dari seorang presdir yang tak lain adalah ayah kandungnya sendiri. "Wanita tidak tahu diri, dia memiliki kekasih namun ingin dijodohkan denganku?" kekeh Kenzo, menyesap minuman wine di tangannya. "Tentu saja itu dorongan keluarga mereka, kalau bukan karena keluarga Matteo, usaha mereka bisa hancur dalam sekejap," ucap Rey. Rey meletakkan undangan di depan Kenzo, membuat lelaki itu menaikkan satu alisnya. Wajah tegas, rahang yang kokoh, hidung mancung, dan mata tajam setajam mata elang menambah nilai plus pada wajah Kenzo. Manik mata hazelnya menelisik kepada tulisan di bagian sampul undangan tersebut. "Undangan ulang tahun?" tanya Kenzo menatap undangan itu. "Hari ini Shareen mengadakan birthday party, kau harus ke sana sebagai calon tunangannya,” cetus Rey membuat Kenzo merekahkan senyumannya saat mendengar kata pesta. "Ada banyak wanita bukan?" kekeh Kenzo, yang selalu memikirkan banyak wanita untuk kesenangannya. Jangan lupakan hobby lelaki itu, bergonta-ganti pasangan kencan namun tidak sekalipun mereka sampai di ranjang. Kenzo bukan tipikal lelaki yang mau bermalam dengan wanita seperti mereka, belum pernah dalam sejarahnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
97.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook