ATHAYA 2

993 Words
Terik mentari menyilau yayasan padipura, semua murid tengah menunduk ketika upacara tengah berlangsung, semuanya terjadi karena cuaca saat ini sangatlah panas, hal ini sangat tidak diinginkan semua murid setiap hari senin, termasuk Athaya, bahkan Athaya selalu berdo'a agar hujan turun setiap hari senin. Athaya mengibaskan tangannya kearah wajahnya, keringatnya bahkan sudah bercucuran, panasnya mentari membuat tubuh Athaya seketika melemas karena gadis itu tidak sempat sarapan pagi terlalu banyak, hanya sekedar satu sampai dua kunyah roti, hari ini Athaya juga tidak enak badan. Gadis itu ingin pamit istirahat untuk sekedar selonjoran atau duduk dipinggiran, tapi tidak Athaya lebih memilih untuk mengikuti upacara sampai selesai karena sangat tanggung jika tidak diteruskan, lagian meminta izin dengan ketua osis galak seperti Aroon sangatlah menyebalkan dan Athaya tak ingin itu. Azka tengah melenggang santai berjalan kearah Arron,"oyy lo ketua osis ya?" tanya Azka lebih tepatnya sok akrab atau tidak sopan. Aroon yang tengah berdiri disamping barisan murid yang terlambat itu menatap kearah Azka datar,"Azka? Kapan lo pindah?" Athaya yang berbaris dibelakang dan juga dengan murid lainnya menatap keduanya penasaran, bahkan laki-laki yang Athaya tabrak tadi mengenali Aroon,"pantas sikapnya sama-sama nyebelin," gumam Athaya. Athaya merasa daya tahan tubuhnya semakin melemah, penglihatan gadis itu semakin buram dan tidak jelas bahkan sudah menjadi gelap. Brukkk Gadis itu seketika terjatuh, Azka ataupun Aroon langsung menengok kebelakang, dengan cepat, tanggap plus tangkas Azka langsung mengambil alih untuk membopong tubuh Athaya menuju UKS. "Biar gue aja yang bawa," ucap Aroon, Azka malah menolak,"mending lo urusin murid yang telat, gue bisa kok." Aroon akhirnya mengangguk, Aroon kembali mengatur barisan yang sempat ricuh karena insident terjatuhnya Athaya, Azka membawa Athaya untuk membaringkan gadis itu di ruang UKS. "Tolong, ini ada liliput yang pingsan," teriak Azka kepada penghuni UKS. Karena itu, para penjaga UKS langsung menghampiri Azka dan Athaya, lalu mengatasinya. Bukannya mengobati Athaya, penjaga UKS perempuan yang lainnya malah menatap bahkan memotret Azka,"itu orang pingsan, astaga kok malah pake acara adegan potret cantik." Gadis tersebut menunduk lalu langsung melepaskan ponselnya. Athaya mengerjapkan matanya sejenak, lalu mengerang kecil sembari memegang dahinya. "Lo ngerepotin gue," Azka berujar sehingga Athaya yang belum sepenuhnya sadar menjadi kaget,"kalau kagak ikhlas mending enggak usah ngebantu!" Athaya langsung memanyunkan bibirnya. Semua orang disana menatap keduanya aneh, karena Athaya dan Azka malah terlihat sudah lama saling mengenal, padahalkan Azka murid baru di yayasan tersebut. Azka memberi segelas air putih kearah Athaya agar gadis itu meminumnya,"thanks." Athaya memberikan gelas tersebut kembali kepada Azka,"kenapa lo nolongin gue?"pertanyaan Athaya membuat Azka menatap gadis itu bingung,"karena lo pingsan, kalau lo kagak pingsan ya kagak mungkin gue membopong lo ke UKS." Semua penjaga UKS menahan tawanya ketika mendengar jawaban dari mulut Azka,"au ah serah lo," Azka malah semakin bingung dibuat oleh gadis itu. "Btw, lo kenapa pingsan?"kini gantian Azka yang bertanya kepada Athaya, Athaya menatap Azka sekilas dengan tajam,"karena kalau gue sadar gue enggak bakal pingsan." Azka hanya terkekeh kecil,"lo udah makan? Kalau belum kekantin yuk, kebetulan gue kagak tau bener keadaan kantin disini, sekalian gue traktir," tawar Azka sehingga Atha berpikir sejenak, lalu Atha mengangguk kecil,"Boleh, tapi habis istirahat lo temuin gue disini, mending sekarang lo pergi, gue mau istirahat," usir Athaya kepada laki-laki itu. Azka akhirnya berjalan keluar UKS membiarkan Athaya istirahat disana, sedangkan Athaya menutup matanya hendak terlelap, keberuntungan tak terduga terjadi hari ini kepada Athaya, yang pertama ia tidak akan dihukum karena telat, kedua ia jadi bisa tidur di UKS dan ketiga dapat traktiran dari murid baru. Baru saja Athaya ingin menutup matanya, suara gebrakan pintu UKS terdengar nyaring ditelinga Athaya, sehingga gadis itu mengurungkan niatnya hendak tidur. Ardhan berjalan dengan kancing seragamnya yang sudah terbuka semua, untung saja ada kaus bergambar upin ipin dibaliknya, sehingga mata yang melihatnya masih suci dan tak ternodai, Ardhan menghembuskan asap rokok dari mulut dan hidungnya lalu menginjak putungnya hingga apinya benar-benar padam. "Maaf ini daerah kawasan bebas rokok," tegur penjaga UKS sesopan mungkin, Ardhan melirik tajam kearah gadis itu sehingga gadis itu langsung menyengir," kecuali buat Ardhan." Ardhan akhirnya menarik sudut bibirnya kecilnya menjadi senyumannya, kemudian laki-laki itu mendekat kearah Athaya,"lo kenapa pake acara pingsan? Lo kagak sarapan ya? Bandel sih lo," dumel Ardhan kesal. Semuanya menatap Ardhan semakin kagum, karena selain memilik paras yang tampan Ardhan juga mempunyai jiwa yang besar,"ahh cuma pingsan." Ardhan mengacak rambut Atha sekilas,"pingsan doang? Kalau tadi semisal lo jatuh, tu kepala lo kena batu, terus berdarah, terus dibawa kerumah sakit, terus di operasi, terus nyawa lo kagak ketolong, gimana?" Pletakkk.... "Sakit!" ringis Ardhan ketika tangan cantik milik Athaya sudah mendarat bebas di kepala Ardhan,"Mikir lo kejauhan bang." Ardhan mengusap pucuk kepalanya sejenak sembari menekuk wajahnya,"kenapa sih lo selalu menyiksa abang lo yang ganteng ini?" Athaya memutar bola matanya malas,"Enggak usah sok dramatis, mending lo cabut deh, berisik tau enggak, gue pengen istirahat." "Eh, kembaran durhaka ya lo, gue lari dari belakang sekolah, sampe rela dikejar sama buk Astrid yang bawa golok, gara-gara ketauan merokok sama bolos, itu semua karena cuma buat nemuin lo disini, lo malah ngusir," cicit Ardhan sembari mengeluarkan sebatang rokok dari saku celananya. "Eh, ini UKS! Mama sama papa bilang apa? Jangan ngerokok di depan gue, mending lo nikmatin rokok lo sendiri dibelakang sekolah," celoteh Athaya sehingga Ardhan mengurungkan niatnya untuk merokok, lalu memasukan rokoknya kembali kedalam saku celananya dan Athaya tersenyum tipis dibalik bibirnya. "Siapa yang bawa lo kesini? Aroon?" tanya Ardhan to the point, Atha mengerdikan bahunya,"kagak tau, yang pasti bukan ketua osis nyebelin itu dan dia anak baru." Ardhan menatap kembarannya itu semakin penasaran,"siapa kalau bukan Aroon? Areen?" Atha melongos,"mending lo pergi deh, pusing gue ngomong sama lo bang!" Ardhan terkekeh sejenak lalu mencium dahi Athaya sekilas, gadis itu seketika diam menahan malunya, karena sedari tadi mereka berdua telah menjadi pusat perhatian. "Dasarrr kembaran biadab!!" teriak Athaya kepada Ardhan, sedangkan Ardhan sudah berjalan santai dibalik pintunya,"Salamin gue sama Andine jangan lupa!" teriak Ardhan sebelum benar-benar hilang dari balik pintu ruang UKS. "Andine kagak mau punya pacar b*****t kayak lo bang!" balas Athaya yang juga berteriak ke arah Ardhan yang mulai menjauh dan menghilang dari balik pintu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD