bc

DONE!

book_age18+
81
FOLLOW
1K
READ
revenge
warrior
twisted
serious
brilliant
ambitious
soldier
realistic earth
war
like
intro-logo
Blurb

Tim Alpha terdiri dari empat orang dengan karakter dan pribadi yang berbeda. Mereka merupakan tim terbaik dari organisasi interpol. tidak ada kasus yang tidak bisa mereka selesaikan dengan bersih dan rapi. Tapi semua itu berubah saat ada seorang pengkhianat yang bergabung dalam misi mereka untuk kali pertama.

Sepuluh orang tewas dan dua tim inti hilang entah kemana, hanya tersisa Reihan dan juga Anton. Dua orang itu harus berhasil menyelesaikan misi dan menemukan dua rekan lainnya lalu kembali dengan selamat!

chap-preview
Free preview
Prolog
Tap… Tap… Langkah kaki yang terdengar tergesah itu membuat kesunyian di hutan itu berubah menjadi bising. Deru napas yang terdengar berpacu dalam detik pun mengganggu pendengaran hewan malam yang tengah berdiam diri di tempatnya masing-masing. Dua orang sedang berlari bersisian sambil sesekali menengok ke arah belakang. Senjata laras panjang yang mereka bawa tidak mempengaruhi langkah kaki mereka. Anton Prawira dan Reihan Aksara, dua orang agen interpol yang saat ini tengah mengejar buruan mereka justru menjadi hewan buruan. Semua rencana yang sudah di susun rapi mendadak berantakan hanya karena satu orang penghianat. Sepuluh anggota lainnya yang ikut dalam operasi ini pun sudah tewas meregang nyawa. Entah apa yang akan mereka berdua katakan kepada komandan tertinggi mereka jika misi ini sampai gagal. Tapi sebelum itu mereka lewati, mereka berdua harus selamat dulu dari kejaran orang-orang berjas hitam di belakang sana. Suara lolongan anjing pun membuat mereka mempercepat langkah kaki mereka, bahkan mereka berdua harus berlari saat ini. Jika tidak, bukan hanya peluru yang menembus tubuh mereka, tapi juga tubuh mereka akan dikoyak sederetan gigi-gigi tajam milik anjing-anjing terlatih itu. Suara anjing dan juga suara orang-orang yang mengejar mereka pun semakin jelas dan itu artinya mereka semua sudah semakin dekat. Saat Reihan dan juga Anton ingin berlari secepatnya, tapi langkah mereka pun berhenti di udara. Dua orang itu pun terjun bebas, jatuh terhempas di atas permukaan air yang cukup dalam. Di ujung jalan hutan ini ternyata terdapat sungai yang memiliki arus air yang cukup deras. Orang-orang yang mengejar Reihan dan juga Anton pun berhenti di ujung tebing. Mereka melihat dua orang itu sudah terjatuh di sana. Mustahil mereka bisa selamat. Karena diujung sungai ini terdapat air terjun yang cukup tinggi. Jika mereka bisa selamat, berarti Tuhan masih bermurah hati malam ini. “Lapor, Sir. Dua orang itu jatuh ke sungai di ujung tebing.” Lapor ketua geng yang tengah mengejar Reihan dan juga Anton. “Pastikan mereka berdua benar-benar mati! Jika tidak kalian semua tidak perlu kembali ke markas!” Perintah tegas itu pun membuat semua orang berjas hitam itu menuruni tebing dengan hati-hati. Ketua sindikat pengedaran obat dan juga perdagangan manusia ini tidak pernah memberikan ampun pada anggotanya jika apa yang mereka kerjakan gagal. Jadi dia ingin memastikan jika Reihan dan juga Anton benar-benar mati di sungai itu. Semua orang pun berpencar mencari Reihan dan juga Anton. Mereka semua menyusuri sungai yang panjang ini sampai ke ujung sungai. Anjing yang mereka bawa pun kembali melolong saat melihat satu buah jaket biru yang tersangkut di bebatuan yang ada di pinggir sungai ini. Salah satu dari mereka langsung mengambilnya. Di jaket itu ada noda merah pekat yang belum bersih sepenuhnya. Mereka yakin itu merupakan darah dari sang pemilik jaket. Kemungkinan besar saat mereka terjatuh dari atas tebing, tubuh atau pun kepala mereka terbentur bebatuan yang terdapat di suang ini. “Ayo kita kembali. Mereka berdua pasti sudah tewas terbawa arus sungai yang deras. Besok kita lanjutkan lagi pencarian.” Ujar pemimpin kelompok ini. “Baik, ketua.” Semua orang pun langsung berjalan kembali menaiki tebing. Pencahayaan yang minim membuat mereka sedikit kesulitan. Walaupun hutan ini merupakan tempat yang sering mereka jadikan tempat latihan, tapi tetap saja malam yang semakin larut membuat hutan ini gelap gulita. *** Matahari Sudah bersinar sangat terang, cahayanya sampai menembus jendela yang bertutupkan kain tipis yang sudah usang. Terdapat lingkaran-lingkarang kecil bekas bakaran puntung rokok atau racun nyamuk bakar. Perlahan Reihan membuka matanya dan mengerjapkannya beberapa kali. Retinanya masih harus beradaptasi dengan cahaya yang masuk dari jendela itu. “Lo sudah bangun, Rei?” Tanya Anton yang ternyata sudah bangun sedari tadi. “Kita ada di mana ini? Dan apa yang terjadi dengan bajuku?” Tanya Reihan bingung. Karena saat ini dia tidak mengenakan baju yang dia pakai semalam. Kaus hitam polos dan jaket bomber berwarna biru yang dia kenakan semalam sudah tak menempel lagi di tubuhnya. Lalu ada perban yang melingkar di kepalanya. Yang Reihan ingat sebatas mereka terjatuh ke dasar tebing yang ternyata merupakan sungai yang memiliki arus yang cukup deras dan menyulitkan mereka untuk berenang. “Sepertinya kita ada di salah satu rumah penduduk di kota ini. Tapi tidak ada siapa pun di rumah ini. Saat gue bangun dan berjalan keluar dari ruangan ini di luar kosong tidak ada siapa-siapa. Bahkan meja di luar pun Sudah berdebu tebal.” Jelas Anton. “Lah terus kita ada di mana? Dan bagaimana bisa kita berakhir di sini?” Baru saja Anton akan menjawab kata-kata Reihan, suara pintu yang dibuka dari luar menghentikan percakapan mereka. Mereka berdua langsung bersiaga, berdiri di belakang dan samping pintu ruangan ini. Saat orang yang baru saja masuk ingin membuka pintu ruangan itu, dia dikejutkan oleh Anton yang sudah siap melumpuhkannya. “Hei! What are you doing?” Tanya wanita yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu. Kedua orang itu langsung menghentikan gerakannya. Mereka menelisik orang yang berdiri di hadapan mereka. Dia seorang wanita diusia pertengahan tiga puluh tahun. Dan penampilannya sangat sederhana. Mungkin wanita ini merupakan penduduk di sekitar hutan yang mereka lalui semalam. “We are sorry, Mam.” Jawab Anton. “who are you?” “Me? I am an angel!” Jawab wanita itu asal. “Come on you two need a breakfast.” Ajaknya kemudian. Wanita itu pun berjalan menuju meja yang ada di luar ruangan ini, lalu mengajak Reihan dan juga Anton untuk makan roti yang dia bawa. Meja yang Anton lihat tadi berdebu tebal kini sudah bersih. ada pula dua cangkir teh hangat di sisi piring roti itu. Asapnya masih mengepul sesekali. Reihan terlihat masih waspada dengan wanita ini, karena dia tidak mudah percaya dengan orang lain. Tapi bukannya tersinggung Wanita itu justru tersenyum hangat dan mempersilahkan Reihan untuk duduk di kursi kayu yang terlihat sudah cukup tua. “Udah, sini! Lo duduk gih. Itu luka di kepala lo kudu cepet sembuh. Kalau kagak, kita kagak bisa pulang dari negara ini!” Perintah Anton yang mulai kesal melihat Reihan yang masih enggan bergabung dengannya. Akhirnya Reihan pun duduk di samping Anton. Dia melihat wanita itu memakan apa yang dia bawa dan juga meminum teh yang ada di cangkir kecil yang dia letakkan di hadapannya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

PLAYDATE

read
118.8K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
625.4K
bc

Marriage Aggreement

read
81.3K
bc

Menantu Dewa Naga

read
177.4K
bc

Scandal Para Ipar

read
694.5K
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
861.1K
bc

TERPERANGKAP DENDAM MASA LALU

read
5.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook