DITERIMA KERJA?

1283 Words
Pukul setengah empat pagi Ayana terbangun dari tidurnya. Hal tersebut sudah menjadi rutinitas hariannya selama ini. Selepas bangkit dari tempat tidurnya Ayana langsung bergegas membersihkan mukanya di depan cermin dan kemudian berjalan ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah selesai dari kamar mandi, ia menggelar sajadah dan memakai mukenanya. Lalu ia melaksanakan sholat tahajud. Salah satu doa yang ia panjatkan yaitu keinginannya untuk diterima kerja di perusahaan Ardi Manunggal. Hari ini Zaidan sangat manja kepada Ayana. Ia meminta Ayana untuk menyuapinya makan dan mengantarnya sekolah. Padahal biasanya Zaidan berangkat sekolah sekalian dengan Lukman berangkat kerja. Sebenarnya Ayana ingin menolak permintaan Zaidan tersebut dikarenakan ia menunggu pengumuman dari PT Ardi Manunggal. Namun Zaidan menangis dan tidak mau berangkat sekolah jika bukan Ayana yang mengantarnya. Akhirnya Ayana mau tidak mau mengantarkan Zaidan berangkat sekolah. Setelah sampai di sekolah Zaidan, Ayana langsung mengantarkan Zaidan masuk ke dalam dan bertemu dengan wali kelas Zaidan yang sudah menunggu di depan kelasnya untuk menyambut murid-muridnya. Setelah selesai mengantarkan Zaidan saat di Parkiran Ayana mengecek ponselnya. Pada layar ponselnya terdapat dua panggilan tak terjawab dari nomor asing. Lalu ia membuka email untuk menengok apakah ia sudah mendapatkan email dari PT Ardi Manunggal atau belum. Namun setelah ia membukanya ternyata tidak didapati adanya email baru yang masuk. Lalu ia memasukkan ponselnya ke dalam tasnya dan bergegas pulang. Saat sampai di rumah Ayana langsung ke kamarnya dan membuka email lewat laptop. Namun ternyata nomer yang sebelumnya menelponnya tiba-tiba terlihat menghubungi ponselnya kembali. Ayana memutuskan untuk mengangkat nomer tersebut karena kemungkinan memang penting. “Assalamu’alaikum,” ucap Ayana. “Wa’alaikumsalam. Dengan Mbak Ghayda Ayana Diinah?” jawab penelepon. “Iya. Saya sendiri. Ada perlu apa ya?” ucap Ayana. “Saya Heru dari HRD PT Ardi Manunggal ingin menyampaikan bahwa Mbak Ayana diterima sebagai karyawan di perusahaan kami,” ucap Heru. “Mohon maaf. Tapi sepengetahuan saya pengumumannya diberitahukan melalui email, Pak. Saya tutup ya telponnya,” ucap Ayana dengan hati-hati dikarenakan sekarang marak terjadi penipuan melalui telpon. “Sebentar, Mbak. Lebih baik untuk memastikannya Mbak ke sini saja. Lalu tanya ke resepsionis untuk menemui saya,” ucap Heru dengan tenang. “Sekarang, Pak? Apakah ada persyaratan yang harus dibawa?” tanya Ayana dengan ragu. “Tidak harus. Tapi lebih cepat lebih baik. Tidak ada Mbak, cukup dengan berpakaian rapi dan sopan saja,” ucap Heru. “Baik, Pak. Saya akan segera ke sana,” ucap Ayana. Setelah selesai menerima telpon tersebut Ayana langsung bergegas ke PT Ardi Manunggal. Beruntungnya ia berpakaian rapi dan sopan tadi saat mengantarkan Zaidan ke sekolah dan belum menggantinya jadi ia bisa langsung ke sana. Semoga telpon tersebut nyata adanya dan bukan hanya tipuan. “Bismillah Ya Allah! Ridhoilah Hamba-Mu ini,” batin Ayana. “Mau kemana, Nak?” tanya Nayla saat melihat Ayana terburu-buru turun dari lantai atas. “Barusan Yaya dapat telpon dari HRD PT Ardi Manunggal katanya diterima kerja di sana,” jawab Ayana. “Katanya pengumumannya lewat email, Nak?” tanya Nayla. “Iya, Bu. Ini makanya Yaya mau ke sana buat memastikan bener atau tidak info ini. Doain ya Bu semoga beneran,” ucap Ayana dengan senyumnya. “Aamiin ya robbal alamiin. Hati-hati ya, Nak!” ucap Nayla sambil mengantarkan Ayana ke depan. Ayana benar-benar degdegan saat memasuki lobby kantor tersebut. Ia langsung berjalan kearah resepsionis yang sedang berjaga. Saat ia akan bertanya pada resepsionis ber-nametag Dian tersebut tiba-tiba terdapat seorang laik-laki yang berlari ke resepsionis tersebut dan membuat para resepsionis lainnya langsung ikut berdiri dari posisinya. “Selamat Pagi Pak Rafa,” ucap Resepsionis yang ber-nametag Dian, Raya, dan Nida. “Ya, Pagi. Klien dari Farmatika sudah datang?” tanya Rafa dengan terengah-engah. Ia belum menyadari keberadaan Ayana. “Belum, Pak,” ucap Dian. “Untungnya. Saya bangun kesiangan. Ruang Rapat sudah siap kan?” tanya laki-laki yang bernama Rafa tersebut. “Sudah kok, Pak,” ucap Nida dengan senyumnya. “Oke terimakasih. Pusing saya tanpa Rana. Saya keatas dulu ya,” ucap Rafa. “Baik, Pak. Semoga lekas mendapatkan pengganti Mbak Rana ya, Pak,” Ucap Raya dengan kekehannya. “Oh ya, Arka sudah datang?” Tanya Rafa. “Sudah, Pak. Tadi bareng sama Mbak Aura,” Ucap Nida. “Oke,” Ucap Rafa menuju Lift. Setelah Rafa pergi, Ayana langsung mendekat lagi ke meja resepsionis setelah tadi ia memilih untuk duduk di kursi yang ada disekitarnya. Para resepsionis tersebut terlihat sedang mengobrol asyik setelah pria tadi pergi. “Sumpah Ya! Aku mah mau aja kalo gantiin Mbak Rana sekarang,” ucap Raya. “Hilih, bilang aja lu suka sama Pak Rafa,” ucap Dian mengejek. “Siapa yang nggak suka coba? Orang doi ganteng gitu mana mapan lagi,” ucap Raya dengan senyumnya. “Hmm. Maaf Mbak,” ucap Ayana yang sudah ada di depan mereka. “Eh iya Mbak. Ada yang bisa saya bantu?” Ucap Raya setelah disenggol oleh Nida. “Saya ingin menemui Pak Heru Mbak,” jawab Ayana. “Sudah membuat janji dengan Pak Heru Mbak?” tanya Raya. “Belum, Mbak. Tapi saya tadi ditelpon beliau untuk kesini menemui beliau,” ucap Ayana. “Sebentar ya, Mbak. Saya tanyakan dulu ke Pak Heru” ucap Raya sambil menelpon seseorang, “Mari saya antar ke ruangan Beliau Mbak.” Ayana sekarang sudah berada di depan ruangan HRD tersebut. Raya mengetuk pintu tersebut dan didapati jawaban dari orang yang berada di dalam ruangan tersebut. “Silahkan masuk, Mbak,” ucap Raya sambil membuka pintu di depannya. “Terimakasih ya, Mbak,” ucap Ayana dengan kikuk. “Sama-sama, Mbak. Semangat!” ucap Raya dengan senyumnya. Saat Ayana memasuki ruangan tersebut terlihat ada dua orang di dalamnya. Satu orang laki-laki yang ia yakini bernama Heru dan satu wanita yang memiliki rambut panjang sebahu sedang membelakanginya. “Silahkan duduk,” Ucap Heru. Ayana langsung memposisikan diri duduk di samping kursi wanita tersebut. “Oke. Ayana kamu sudah tahu kan maksud saya memanggil Anda untuk kesini?” Ucap Heru. “Saya diterima sebagai karyawan disini, Pak?” ucap Ayana dengan ragu. “Iya benar. Tapi ada satu hal yang harus saya beritahu. Kamu kemaren melamar sebagai staf Laboratorium Mikro kan?” Ucap Heru dengan datar. “Benar, Pak,” Ucap Ayana. “Tapi posisi tersebut sudah diisi oleh orang yang lebih kompeten di bidangnya. Untuk itu kami merekrut kamu sebagai asisten pribadi dan sekretaris CEO perusahaan ini,” ucap Heru dengan serius. “Tapi…Kenapa bisa Pak? Saya tidak mempunyai pengalaman di bidang tersebut,” ucap Ayana dengan bingung. “Karena asisten CEO kami mengundurkan diri sedang hamil dan dari CV mu sepertinya kamu layak untuk menggantikannya. Kamu tidak perlu khawatir Aura akan mengajarimu,” terang Heru sambil menatap Orang disebelah Ayana. “Perkenalkan nama saya Anandita Haura Faradila biasa dipanggil Aura. Saya sekretaris dan asisten pribadi Pak Arka a.k.a Wakil CEO perusahaan ini," ucap Aura sambil mengulurkan jabatan tangannya kearah Ayana. “Saya Ghayda Ayana Diinah biasa dipanggil Ayana atau Yaya,” ucap Ayana sambil menerima jabatan tangan Aura. “Kamu ajarkan Ayana apa saja yang harus dikerjakannya untuk Pak Bos,” ucap Heru. “Siap, Pak. Saya akan ajarkan semuanya ke Mbak Yaya,” Ucap Aura dengan riang. “Oke. Hari ini kamu bisa mulai belajar dengan Aura sedikit demi sedikit dan besok mulai kerja,” ucap Heru pada Ayana. “Baik, Pak.Terimakasih,” Ucap Ayana. “Ayo Mbak kita keatas. Kebetulan hari ini akan ada rapat bersama klien,” ucap Aura. Ayana benar-benar kebingungan dengan situasi ini. Ia tidak menyangka jika ia akan diterima sebagai sekretaris dan asisten pribadi CEO dari perusahaan ini. Ia ingin menolak tapi apa daya untuk mencari pekerjaan lain juga ia tidak yakin akan mudah. Sekarang ia hanya bisa pasrah. Semoga ini adalah jalan terbaik untuknya. Aamiin. TBC 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD