"Amera?" Yuki menolehkan kepalanya mendengar suara jeritan Andara saat Amera berjalan gontai dan tertatih ketika berada tidak jauh dari mereka. Tubuh Amera basah kuyup. Pakaiannya tercetak jelas oleh air hujan yang deras. Yang masih melanda Tokyo sampai detik ini. Mata Yuki menatap cemas ketika Amera tidak merespon mereka selain anggukan kepala kecil. "Kami khawatir," kata Andara lirih saat dia membawa Amera dan mengalungkan tangannya. Hatinya tercubit melihat Amera yang kacau dan menyedihkan. "Sudah lama?" Amera berbisik lemah saat dia menekan kata sandi untuk membuka pintu kamar apartemennya. "Hampir tiga puluh menit," balas Andara. Dia membawa Amera masuk diikuti Yuki yang menutup pintu dan menguncinya. Andara menghubunginya tadi dan dia menjelaskan beberapa hal tentang Amera dan

