Setelah memutuskan sambungan telepon dengan Puri, Abi yang telah dikuasai amarah, lantas meninju angin sembarang. Ia sudah kalang kabut untuk sekedar berpikir jernih dalam kolam yang keruh sekarang. Untuk sejenak, ia memikirkan banyak hal. Lantas, teringat akan Ganendra yang juga sering datang ke kafe menemui Gendhis. Ia terlongong-longong sejenak, lalu mulai menelepon sang adik dengan berang. Sembari mondar-mandir, Abi terus mengumpat, menunggu panggilannya diangkat. "Ya, Kak?" "Persetan dengan hubungan kakak beradik!" caci Abi kesetanan. Kedua matanya memelototi dinding seolah-olah ada Endra di sana. Ganendra hanya mengernyit, lantas kembali bertanya. "Ada apa, Kak? Apa yang terjadi?" "Apa yang kamu lakukan, Endra? Apa urusanmu dengan Gendhis? Apa yang kamu lakukan dengan menemui G

