Jackson sedang berada di balkon apartemennya sambil duduk terpaku, dia sudah duduk terdiam disana lebih dari tiga jam. Jackson benar-benar merasa bersalah pada Mario. Dia telah membuat sahabatnya itu hampir saja kehilangan wanita yang sangat dicintai sahabatnya itu. Dan sekarang dia harus menanggung akibat dari perbuatannya.
Mario adalah orang yang pintar dan cerdik, kesuksesannya mengembangkan MM Corp juga karena bantuan Mario, bukan karena kemampuannya sendiri saja.
Dia seharusnya menyadari kalau wanita kaya dan manja seperti Sisilia Hartanto tidak punya kerjaan selain berbelanja dan bergosip. Bukannya membatalkan pertunangan mereka, wanita itu malah menggosipkannya gay kemana-mana. Dia pikir Sisilia Hartanto adalah wanita baik-baik seperti laporan yang diberikan oleh detektif kepercayaannya, tapi ternyata, wanita itu sama saja dengan wanita-wanita lain yang pernah hampir ditunangkan orang tuanya padanya.
Ting
Sebuah pesan masuk ke ponselnya yang ternyata dari Mario.
‘Maaf Jackson, aku tidak bisa membantumu lebih dari satu minggu. Aku akan segera mencarikan asisten baru untukmu.’
‘Tidak apa, Mario. Aku sangat bersalah padamu karena telah membuat pernikahanmu diundur.’
‘Tidak semua salahmu. Harusnya aku juga menolak dengan keras saat itu. Semua sudah terjadi, aku akan membantumu sebisaku.’
‘Terima kasih.’
‘Sama-sama.’
Dia menghela nafas merutuki kebodohannya. Sekarang dia harus kehilangan sahabatnya. Dia yakin sebentar lagi Mario pasti akan keluar dari unit apartemen sebelah yang memang merupakan fasilitas yang dia berikan pada sahabatnya itu sebagai asistennya. Menurutnya, hal itu akan lebih mempermudah dirinya. Mereka bisa berangkat kerja bersama dan jika dia membutuhkan bantuan Mario, sahabatnya itu akan berada di jangkauannya.
Pikirannya kembali ke dua minggu lalu, saat dia dihubungi oleh Ayahnya yang memberitahunya kalau pria itu sudah menemukan wanita yang cocok untuk menjadi istrinya, untuk kesekian kalinya. Dia sedang berada di luar negeri untuk mengurus kontrak kerjasama yang bernilai puluhan milyar dan Ayahnya meneleponnya hanya untuk memberitahu hal tidak penting itu!
Dia mencoba menolak, untuk kesekian kalinya juga, dan ditolak juga untuk kesekian kalinya. Kalau sudah seperti ini, berarti dia harus mencari cara agar calon tunangannya itu yang membatalkan pertunangan mereka, seperti yang selalu terjadi sebelum-sebelumnya juga. Dia langsung menyuruh detektif kepercayaannya mencari tahu semua informasi tentang Sisilia Hartanto, wanita yang baru saja akan ditunangkan dengannya.
Dia sadar akan semua kelebihannya dan biasa para wanita yang ditunangkan dengannya itu akan berusaha mempertahankan pertunangan itu agar bisa menikah dengannya. Tapi dia juga punya seribu satu cara untuk mengorek aib mereka dan mengancam mereka untuk membatalkan pertunangan itu. Dan sekarang dia juga harus melakukan hal sama untuk kesekian kalinya.
Jika saja Ibunya tidak memiliki kelainan jantung, dia pasti tidak harus selalu mengalah seperti ini pada orang tuanya. Dia menyayangi kedua orang tuanya seperti mereka sangat menyayanginya, putra semata wayang mereka.
Waktu masih sekolah, pernah tanpa sengaja dia membuat penyakit Ibunya kambuh karena wanita yang telah melahirkannya itu tertekan. Saat itu, dia bertengkar dengan temannya dan membuat anak itu harus dirawat rumah sakit, dan orang tua anak itu mengancam akan memasukkannya ke penjara. Setelah kejadian itu, dia bersumpah untuk tidak menjadi penyebab Ibunya sakit lagi.
Tapi ternyata rencananya kali ini terancam tidak berhasil, saat detektif yang biasa dia suruh mencari aib Sisilia Hartanto memberikan laporannya dan tidak ada satu hal pun yang menjadi aib wanita itu. Wanita itu memiliki bibit bebet bobot yang baik, dan tidak ada satupun keburukan wanita itu yang bisa dia gunakan untuk mengancam wanita itu, bahkan wanita itu tidak pergi ke klub malam.
Wanita itu juga tidak bekerja walau sudah lulus kuliah. Sesekali, dia hanya membantu Ibunya di yayasan amal milik Ibunya. Hidup wanita itu monoton diantara yayasan amal dan pergi dengan keluarganya atau para sahabatnya.
Ya ampun, dia tidak suka sekali dengan wanita tidak berguna seperti itu. Hidupnya hanya berputar di yayasan, lalu berbelanja dan bergosip. Dia menyukai tipe wanita yang pintar dan mempesona, wanita karir yang bisa menyeimbangi dirinya yang ambisius, bukan wanita rumah tangga seperti Sisilia Hartanto!
Satu minggu kemudian, dia tidak sengaja melihat wanita itu di salah satu department store miliknya saat dia melakukan inspeksi mendadak ke tempat itu. Dia tahu wanita itu juga melihatnya dan berpura-pura bersembunyi di antara pakaian agar mereka tidak bertemu langsung. Dia mendengus karena berpikir wanita itu bersikap malu-malu saat melihatnya.
Saat selesai inspeksi, dia dan Mario berniat untuk langsung kembali ke kantor, namun dia melihat wanita itu masuk ke sebuah restoran dan duduk di kursi dekat pojok. Sebuah ide terlintas di kepalanya untuk membuat wanita itu mundur dari pertunangan mereka.
Dia memberitahukan rencananya pada Mario yang langsung menolak. Tapi dia terus memohon pada sahabat sekaligus asistennya itu untuk membantunya. Dia benar-benar tidak ingin menghabiskan seluruh hidupnya dengan wanita rumahan seperti Sisilia Hartanto.
Setelah berhasil membujuk Mario, akhirnya mereka masuk ke restoran yang sama dengan yang dimasuki oleh Sisilia Hartanto dan duduk di kursi paling ujung, tepat di depan kursi wanita itu.
Dia dan Mario duduk bersebelahan, padahal dalam kondisi normal, mereka pasti duduk berhadapan. Pelayan datang dan mereka memesan es krim, karena memang itu adalah toko es krim.
Mereka mengobrolkan pekerjaan seperti biasa hingga pelayan datang lagi membawakan pesanan mereka. Jackson memperhatikan pelayan itu hingga sudah cukup jauh, lalu memberi kode pada Mario untuk mulai akting.
“Jackson, kau mau coba ini? Es krim ini rasa pistachio caramel. Bukankah kau suka pistachio?” kata Mario yang mengerti kode yang diberikan Jackson padanya untuk memulai sandiwara menjijikkan mereka. Dia rasanya ingin muntah karena harus mengucapkan kalimat itu pada Jackson, biasa dia mengucapkan kalimat itu pada Fenny, tunangannya tercinta. Dan sekarang dia sedang berusaha menganggap kalau Jackson adalah Fenny.
Dengan jijik juga, Jackson terpaksa memakan es krim dari sendok yang diulurkan Mario. Dalam hati dia terus mengucapkan kalau ini sebentar lagi selesai.
“Gimana?” tanya Mario.
“Iya. Enak,” jawab Jackson.
“Pistachio mengingatkanku tentang Jepang.”
“Sepertinya sudah lama kita tidak mengecek cabang hotel MM di Jepang. Kapan jadwal kita kesana?”
“Bulan depan tanggal tujuh. Kau ingin berapa lama disana? Biar aku siapkan akomodasinya.”
“Satu minggu saja. Kita bisa jalan-jalan di akhir minggunya.”
“Baik. Nanti aku akan menyiapkan supir dan akomodasi selama disana. Kau ingin main ski?”
“Boleh juga. Mumpung kita kesana di musim dingin. Apa kau perlu membeli perlengkapan musim dingin yang baru?”
“Tidak perlu, milikku masih cukup bagus.”
Pembicaraan menjijikkan mereka berakhir saat dia melihat dengan ekor matanya kalau Sisilia sudah pergi dari kedai es krim itu. Dengan senang dia berpikir kalau sebentar lagi wanita itu pasti akan membatalkan rencana pertunangan mereka.
Namun bukannya dia menerima berita pembatalan pertunangan dari keluarga wanita itu, beberapa hari kemudian, Ayahnya malah memberitahukan kalau mereka akan pergi makan malam bersama keluarga Hartanto.
Tidak kekurangan akal, kali ini dia membawa sepupu cassanovanya, Ronan Nelson, ke acara makan malam perkenalan itu untuk merayu Sisilia agar berpaling darinya dan membatalkan rencana pertunangan mereka karena lebih tertarik pada Ronan yang lebih tampan darinya dan memiliki mulut perayu.
Dia terkejut untuk kedua kalinya saat malah Ronan yang tergila-gila pada Sisilia, bukan sebaliknya. Apa bagusnya wanita itu? Wajahnya biasa saja, manis sih, tapi bukan cantik yang bisa bikin pria tergila-gila seperti yang terjadi pada Ronan sekarang. Dia heran apa yang dilihat Ronan dari Sisilia, teman tidur sepupunya itu malah banyak yang lebih cantik daripada Sisilia.
Dan disaat dia sedang mencari cara lain untuk menggagalkan pertunangannya, Fenny mendengar gosip tentang dia dan Mario, dan terjadilah kekacauan hari ini. Apes sekali dirinya, bukannya berhasil menggagalkan pertunangan, dia malah harus kehilangan sahabatnya sebagai asistennya. Dan pertunangannya tetap harus berjalan pula. Sekarang dia hanya bisa berharap Ronan berhasil merayu Sisilia.
****