Terobatinya Luka

3154 Words

Setelah undangan makan brownies yang Fania terima dengan mendadak, akhirnya gadis itu sudah bisa pulang. Awalnya ia bahkan belum boleh pulang oleh Kartika, dengan alasan ingin banyak mengobrol dengan Fania. Tapi Farel terus membisiki bundanya agar membiarkan Fania bisa pulang ke rumah. "Bunda jangan terlalu deket sama Fania." Ujar Farel tanpa menoleh dan lebih memilih untuk menatap layar televisi di hadapannya. Kartika mengerutkan keningnya lalu menoleh. Ia menatap putranya dengan bingung. "Kok? Kenapa emangnya?" "Jangan aja. Dia kan bukan calon mantu Bunda." Yang awalnya Kartika bingung, kini malah terkekeh. "Dia masih calon Bunda, kok. Kata siapa dia bukan calon mantu Bunda?" "Bun!" Kartika menghela napasnya perlahan. Ia mengusap puncak kepala Farel lalu terkekeh geli. "Bunda senen

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD