CHAPTER 6 : BABAK BELUR

1613 Words
"Apa!? Kenapa bisa!?" Aries tak habis pikir sang istri kecil bisa berurusan dengan polisi. "Nanti saja jelasinnya. Aa' ke sini ya, aku takut dipenjara." Suara Starla terdengar memelas. "Oke, saya ke sana sekarang. Kantor polisi mana?" Setelah menyebutkan kantor polisi tempat Starla dan lainnya diamankan, panggilan pun terputus. Aries bergegas menemui Leo untuk meminta izin. Padahal Aries harus mendampingi Leo bertemu klien satu jam lagi. "Mau bagaimana lagi. Terpaksa gue berjuang sendiri," keluh Leo. Kali ini dia harus berkonsentrasi tinggi dalam pertemuan dengan klien yang biasanya santai karena ada Aries. Nanti dia akan mengajak Mala, sekretarisnya, agak kasihan sebenarnya karena Mala sedang hamil trimester tiga. Atau ajak yang lain saja? Repot benar kalau enggak ada Aries. "Ya udah gue pamit. Semangat, Bos." Aries bergegas pergi. Terlihat di kantor polisi, Starla, Selina, dan Surya duduk sejajar dengan dua orang pria berbadan kekar. Wajah mereka berlima babak belur, penyebabnya tentu saja berkelahi dan berakhir dibawa ke kantor polisi. Teringat sekitar sejam yang lalu, mobil Starla diserempet oleh mobil pria berbadan kekar. Salah satu dari pria itu turun dari mobil, lalu menyuruh Starla dan lainnya ikut turun. Terjadi perdebatan antara siapa yang menyerempet dan diserempet. Pria berbadan kekar memaksa agar Starla mengganti rugi. Tentu istri kecil dari Aries tidak mau, bisa-bisa kalau ia mengeluarkan uang dimarahi sang pujaan hati. Selina sudah tak tahan mendengar u*****n mereka yang sangat kasar, ia membalas tak kalah kasar dan pria itu geram hingga main fisik. Selina tentu tidak tinggal diam. Beberapa kali dia meninju si pria kekar, bahkan teman si pria kekar yang awalnya berada di mobil turun membantu temannya. Starla yang turut menolong Selina karena solidaritas, jadi ikut terkena pukulan. Starla tak bisa berkelahi, tapi dia kuat dalam pertahanan diri. Pak Sur yang ingin melerai pun tidak terbebas dari pukulan. Saat itu situasinya memang kacau sampai polisi datang dan mereka berlima diamankan. Istri dari kedua pria kekar tiba lebih dulu dan kembali memaki Starla, Selina, dan Pak Sur, beberapa kali Selina ingin melawan, tapi dicegah oleh Starla. "Beb Surya!" Tiba-tiba Pak Sur mendengar suara cempreng yang tidak asing memanggilnya. Siapa lagi kalau bukan Surmiati, sang istri yang biasa dikenal dengan panggilan Mbok Sur. "Beb, kamu enggak apa-apa?" Mbok Sur tampak cemas, tadi ia menghubungi suaminya karena sudah terlalu lama pergi menjemput teman majikannya. Pak Sur terpaksa bercerita bahwa dia di kantor polisi hingga Mbok Sur bergegas menyusul. "Ini pasti gara-gara Anda-anda, suami dan majikan saya jadi begini." Tunjuk Mbok Sur kepada dua pria kekar di sana. Istri mereka terlihat tak terima. "Eh, ini salah suami Anda yang tidak bisa menyetir sampai menyerempet mobil suami saya dan majikan Anda yang sok-sok jagoan, suami saya sudah berusaha mengalah!" jawab salah satu istri pria itu. Mbok Sur juga jadi tak tahan dan ingin menjambak rambut wanita itu. Polisi segera melerai pertengkaran mereka. Tidak lama kemudian langkah kaki tergesa masuk ke dalam kantor polisi, pria tampan berpakaian formal tampak cemas mencari keberadaan istri kecil yang katanya ditangkap polisi. "Aa'!" panggil Starla, bersyukur suaminya telah datang. Ketika memperhatikan wajah sang istri, pria yang jelas Aries itu terkejut. Ini Starla habis tawuran atau bagaimana? Aries mendekat, melihat ada Mbok Sur di sana saling bertatapan sinis dengan dua wanita lain. Lima orang tampak babak belur yang paling parah satu orang pria berbadan kekar dan gadis di samping sang istri yang Aries yakini bernama Selina. "Anda wali kedua perempuan ini?" tanya polisi. Mereka butuh wali dari Selina dan Starla. "Benar, saya Aries wali mereka." Aries menunjuk Starla kemudian Selina. "Begini, Pak Aries …." Polisi menceritakan kejadiannya pada Aries. Kedua belah pihak saling tuduh siapa yang menyerempet dan memulai perkelahian lebih dulu. "Pak Polisi pasti bisa menilai siapa yang berbohong. Coba lihat istri saya dan sahabatnya, apa Pak polisi berpikir mereka akan memulai lebih dulu." Saksi mata di sana tidak tahu siapa yang memulai perkelahian lebih dulu, di sana juga tidak terdapat CCTV. Polisi setuju dengan ucapan Aries, dilihat dari manapun juga tampak siapa yang salah di sini. "Saya berharap bisa berdamai, tapi jika kalian ingin memperkarakan silakan, saya akan memanggil pengacara saya," lanjut Aries, sebenarnya dia tidak ingin direpotkan dengan kasus ini. Namun, kalau ingin dilanjut proses hukum, Aries pastikan dia akan menang. Dua pria berbadan kekar mengangguk, mereka juga tidak mau urusan sampai panjang. Akhirnya kedua belah pihak memilih damai. Mereka sama-sama keluar dari kantor polisi. Starla bingung mau berbicara apa dengan suaminya, terlebih wajah Aries pujaan hati tampak tak mengenakkan. "Aa'," cicit Starla. Selina juga jadi tidak enak baru sekitar dua jam sampai di Jakarta sudah membuat masalah. Bagaimana kalau suami sahabatnya itu marah nantinya? "Ayo cepat masuk dulu, nanti saja bicaranya." Aries meminta Starla dan Selina masuk ke mobilnya. Sementara Pak Sur dan Mbok Sur menaiki mobil lain. Starla heran mengapa suaminya mengebut dan ternyata sang suami mengejar mobil dua pria berbadan kekar tersebut bahkan menghadangnya. "Aa' mau ngapain?" Starla panik melihat suaminya sudah keluar. Aries menatap sinis salah satu pria berbadan kekar yang telah keluar dari dalam mobil. "Mau ngapain Anda, bukankah kita sudah berdamai?!" tanya pria itu geram. Aries berjalan mendekat, sang pria mulai waspada. Tangan Aries terulur ke bahu pria tersebut menekannya cukup kuat, hingga sang pria merasa nyeri di bagian bahu. Dia tidak bisa berkutik melihat tatapan intimidasi Aries. "Katakan pada yang menyuruh Anda mengganggu istri saya, jika berani mengusik keluarga saya lagi, saya pastikan keluarga mereka tidak akan tenang, saya bisa menyebarkan semua keburukan mereka!" tegas Aries penuh penekanan. Pria itu mengangguk takut. Ternyata Aries tahu mereka disuruh mengganggu Starla dan tidak disangka malah terjadi perkelahian. Aries sendiri ingin memukul pria yang wajahnya sudah babak belur itu, tapi dia tahan, dirinya tidak ingin gegabah bisa saja orang yang di dalam mobil merekam aksinya. Aries berbalik ternyata di belakangnya sudah ada sang istri kecil dan sahabat perempuan itu. "Ayo, pulang," ajak Aries. Keduanya segera mengangguk kompak. Terlihat sekali mereka terpana karena sangat kagum melihat aksi Aries. "Aa' apa yang menyuruh mereka Tuan Fabian ya?" tanya Starla saat di mobil. "Siapa lagi kalau bukan dia dan jangan memanggil pria itu tuan lagi," balas Aries. Starla mengangguk, lalu tersenyum menatap suaminya dengan tatapan memuja. Aries memang harus terbiasa menghadapi tatapan sang istri yang membuatnya geli. Apalagi wajah istrinya sekarang memprihatinkan, tapi masih bisa senyum-senyum sendiri. Tiba-tiba ponsel Starla berbunyi pesan masuk dan itu dari Selina yang duduk di belakang. Starla pun membacanya. Selina : Beruntung banget punya suami kayak Kak Aries … ada lagi enggak yang model Kak Aries, La? Starla : Enggak ada. Selina jangan godain Aa' Aries ya. Selina : Ya enggaklah, makanya aku nanya ada lagi enggak yang kayak suamimu. Starla tampak berpikir. Starla : Ada yang cakep juga, namanya Bang Leo Keripik Kentang, tapi masih cakepan suamiku. Selina : Ogah ah, namanya aja keripik kentang. Mereka akhirnya terus berbalas pesan sambil tersenyum sendiri. Aries yang menyadari itu hanya bisa geleng-geleng. "Mama Cantik kok bonyok." Begitulah suara dua malaikat kecil terdengar setelah Starla memasuki rumah. "Mama cantik kalian didekati orang jahat makanya bisa bonyok," terang Aries. "Mama Cantik harusnya nurut sama Papa, jangan dekat-dekat orang jahat." Venus menasihati. Starla sekarang seperti bocah yang dinasihati bocah. "Ini siapa?" tanya Mars melihat Selina. "Ini Tante Selina temannya mama," jawab Starla. Selina sendiri terkagum melihat kedua bocah berwajah bule tersebut, begitu menggemaskan. Tadinya Selina pikir Starla yang mengatakan sekarang sudah menjadi mama muda, pasti sangat merepotkan. Kalau seperti ini namanya berkah, batin Selina. "Halo, Tante," sapa mereka. "Tante lebih bonyok," ungkap keduanya bersamaan. "Halo, Venus, Mars," sapa Selina gemas. Rasanya ingin menggigit pipi tembam mereka. "Tante gendong," pinta manja Mars. "Tante habis dari luar, tadi juga dari Bogor ke Jakarta naik kereta. Tante bersih-bersih dulu baru gendong Mars ya?" bujuk Selina. "Venus juga ya." Venus tak mau kalah. Selina mengangguk semangat. Dia biasanya tak terlalu suka anak kecil, tapi dengan Venus dan Mars entah kenapa dia langsung suka. Mungkin karena anak kecil yang berada di dekatnya biasanya langsung menangis karena dirinya tampak seperti preman, tapi Venus dan Mars, meski wajahnya babak belur sekalipun, mereka malah minta gendong. "Ria, antarkan Selina ke kamarnya dan bantu obati lukanya. Selina kalau butuh apa-apa bisa katakan ke Ria atau Tia," ucap Aries. "Siap, Paduka Raja," jawab Ria semangat dan Aries memutar bola matanya malas dengan panggilan paduka raja yang disematkan. "Baik, Kak," jawab Selina dengan tatapan penuh kekaguman pada Aries. Starla yang melihatnya memukul-mukul lengan Selina. "Itu suami aku, kamu enggak boleh suka." "Iya tau, tapi ngefans boleh kali." Mereka mulai berdebat seperti bocah yang membuat Aries menghela nafas panjang bertambah lagi keramaian di rumahnya. "Starla, ayo saya obati luka kamu," ajak Aries. Starla yang tadi berdebat menoleh dengan mata berbinar. Mengapa suaminya sangat perhatian sekali? Apalagi sekarang tangannya digandeng memasuki kamar. Aries segera meminta Starla duduk di tempat tidur dan dia mengambil kotak obat. Setelahnya dia duduk menghadap Starla dan saling pandang. Memar di wajah istrinya itu begitu kentara, alih-alih kasihan Aries merasa geli karena tatapan berbinar sang istri bahkan matanya berkedip-kedip tak jelas menatapnya. "Baru juga tiga hari jadi istri saya, sudah babak belur, kalau orang tua kamu tahu pasti saya dimarahi," ungkap Aries sambil mengolesi salep memar di wajah istrinya. "Bukan salah Aa' salah aku yang sok jagoan. Maaf ya A' aku jadi mengganggu waktu kerja Aa'." Starla terlihat menyesal, wajahnya pun seketika menunduk. Aries justru gemas melihatnya, pria itu mendekatkan bibirnya pada pipi Starla, meniup pipi istri kecilnya itu. Mata Starla terbelalak merasakan nafas hangat sang suami. Apalagi degup jantungnya terasa tak normal karena wajah mereka sangat dekat. Aries kembali menggoda Starla dengan memberi kecupan sekilas di kening istrinya itu. Starla merasa tak sanggup lagi, degup jantungnya menggila, tubuhnya segera jatuh ke tempat tidur. Aries tertawa geli melihat reaksi berlebihan sang istri. "Aa' jangan ketawa!" protes Starla. "Kenapa?" "Jantung dan otakku tidak akan kuat menerima ketampanan Aa' yang maksimal." "Dasar tukang gombal."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD