"Enak engga, Mas?" Agni yang tengah menyendok udang tepung berserta nasi di piringnya, mengangkat wajah ke arah Kinta. "Enak," jawabnya singkat. Terdengar Kinta mendengus. "Kirain Mas bakalan komentar kayak di acara chef begitu. Yang panjang-panjang komentarnya, terus pakai bahasa Indonesia campur bahasa Inggris gitu," keluh nya tidak puas. Mengulum senyum tipis, Agni menggelengkan kepalanya. Selalu ada ucapan lucu yang keluar dari mulut Kinta. Dan sepertinya gadis itu memang tidak merencanakan untuk bicara hal lucu, hanya mengatakan apa yang dia ingin katakan saja. "Saya bukan chef, cuma pemilik restoran. Itu juga menunya cuma menu biasa yang bisa ditemukan di rumah-rumah. Yang jadi masakan andalan ibu-ibu," balas Agni. Di depannya Kinta tampak mengerutkan kening, seperti tidak se

