bc

Black Shafir

book_age18+
174
FOLLOW
1K
READ
revenge
shifter
kickass heroine
billionairess
drama
sweet
bxg
serious
ambitious
city
like
intro-logo
Blurb

Kontes Menulis Innovel II -- All The Young/ Girl Power

Shafir membuka matanya dan untuk pertama kalinya selama 7 tahun ia dapat melihat kembali cahaya. Namun, cahaya itu harus di balas dengan fakta menyakitkan bahwa tunangannya Gaston selama ini menipunya dengan berpura-pura baik lalu berencana menyingkirkan Shafir untuk mendapatkan segala kekayaan wanita itu.

Black Jerico seorang miliarder kaya yang muncul sebagai malaikat penyelamat Shafir sekaligus orang yang membuat dirinya dapat kembali melihat, Shafir yang tidak berdaya akhirnya meminta bantuan Black walau awalnya hubungan mereka buruk, tapi bagi Shafir hanya Black yang dapat membantunya merebut kembali segala miliknya dari tangan Gaston, apapun akan Shafir lalukan bahkan jika itu harus membuat dirinya menjadi pembantu lelaki menyebalkan itu.

****

Lelaki itu menyalakan tv  dan memberikan isyarat agar Shafir menonton tayangan tersebut. Saat itu Shafir terbungkam saat tertulis jelas di headline berita bahwa hari ini adalah perintah 100 hari kepergiannya.

100 hari?

"Apa maksudnya semua itu?" Tanya Shafir pada lelaki misterius itu.

"Kau belum mati, tapi bagi mereka mau sudah mati." Jelasnya

"Ini salah paham ...  Aku harus jelaskan, aku harus bertemu Gaston dia pasti sedih dan mengira aku sudah mati!"

Saat bergerak turun kaki Shafir terasa lemah seperti tidak memiliki kekuatan untuk menopang beban tubuhnya. Sedangkan lelaki itu hanya diam sambil memandangi Shafir yang sedang terduduk di lantai dengan tubuh yang gemetaran.

"Tolong, bawa aku kembali ... Gaston pasti sangat sedih ..." guman Shafir.

"Gaston?"

"Iya, dia kekasihku ... Hari di mana aku mengalami kecelakaan adalah hari pernikahan kami." Jelas Shafir. Wanita itu membenarkan duduknya menjadi bersujud menghadap lelaki yang masih duduk santai tanpa ekspresi.

"Kumohon ... Bawa aku bertemu dengannya ... Dia pasti sangat senang ketika mengetahui aku masih hidup terlebih aku sudah bisa melihat ..." pinta Shafir.

"Tapi kau akan mati jika aku membawamu  bertemu dengannya." Jelas lelaki itu datar

"A-apa maksudmu?" Shafir memasang raut wajah heran dengan perkataan yang lelaki itu berikan.

"Dalang dari kecelakaan yang kau alami adalah kekasihmu sendiri." Jawab lelaki itu.

Tubuh Shafir terasa dingin seketika bulu kuduk wanita itu bergidik, tangannya pun gemetaran.

"Bagaimana mungkin, kau pasti berbohong ... "

"Sayang sekali, apa yang aku katakan adalah kenyataan ..."

"Pembohong!!"

Lelaki itu melemparkan sebuah amplop coklat di sampingnya ke arah  Shafir.

"Apa ini?" Tanya wanita itu saat amplop yang lelaki itu lempar mendarat tepat di depannya.

"Lihatlah sendiri ..."

"Aku tidak mau melihatnya." Tolak Shafir.

"Terserah padamu kehidupanmu tergantung pada pilihanmu."

Shafir terdiam sejenak sembari menatap amplop itu lekat.

"Semua kebenaran ada di sana ... Jika kau tidak ingin melihatnya kau bisa buang saja ... ".

Lelaki itu bangkit kemudian berjalan menuju pintu keluar.

chap-preview
Free preview
Bab 1
Shafir Adella Brown wanita cantik yang kini sedang bahagia karena lamaran dari kekasihnya, Gaston. Wanita itu tidak kuasa menahan tangisnya saat Lelaki yang di cintainya itu melingkarkan cincin di jari Shafir. Shafir sangat bahagia karena hal ini walau sebelumnya ia sempat berpikir kalau Gaston tidak mencintainya dan hanya kasihan padanya. Kasihan? Apa yang harus Gaston kasihani dari seorang Shafir Adella Brown seorang putri sekaligus pewaris dari BTB Grup. Sebuah perusahaan raksasa yang bergelut elektronik dan beberapa yang lain. Yah, Shafir terlahir sempurna wanita itu hidup dalam kemewahan serta kenyamanan yang lebih dari cukup. Namum, sebuah tragedi terjadi dan merenggut pengelihatan Shafir membuat dirinya mengalami kebutaan. Saat itu hanya Gaston yang berada di sisinya, mengapa Shafir tidak melakukan operasi, dokter mengatakan kalau kondisi mata Shafir sangat sensitif ada semacam gangguan terjadi akibat kecelakaan yang membuat mata wanita itu bukan hanya mengalami kebutaan tapi juga kondisi yang sangat berbahaya yang bisa merusak syarat otaknya jika tidak hati-hati. Maka dari itu Shafir belum bisa melakukan operasi bahkan hingga sekarang. Gaston mengecup punggung tangan Shafir membuat sebuah senyuman kecil kembali terukir di wajah wanita berusia 22 tahun itu. "Bagaimana? Apa kau menerima lamaranku?" Tanya Gaston "Tentu, aku sangat menunggu hari ini" jawab Shafir sambil memeluk lelaki itu "Aku mencintaimu," ucap Shafir dengan nada bahagia. "Aku juga ..." Jawab Gaston. Setelah hari itu Gaston dan Shafir memutuskan untuk melakukan pernikahan secepatnya, selayaknya pasangan calon pengantin mereka sibuk dengan persiapan pernikahan mereka. Namun, sebenarnya hanya Shafir yang terlihat antusias karena Gaston hanya sesekali saja ikut andil dalam persiapan pernikahan mereka. Lelaki itu sibuk dengan perusahaan BTB yang saat ini ia kelola. Beberapa tahun lalu ayah Shafir jatuh sakit membuat lelaki tua itu stroke dan tidak dapat mengelola perusahaan begitu juga Shafir yang buta lalu karena kepercayaan Shafir pada Gaston wanita itu menjadikan Gaston sebagai asistennya untuk membantu dia mengelola perusahaan. Awalnya Gaston menolak tapi karena permohonan serta permintaan Shafir lelaki itu pun akhirnya setuju. Shafir sibuk membicarakan tentang dekorasi serta beberapa hal yang ingin di buat, ini pernikahan impiannya wanita itu ingin hal terbaik terjadi di hari itu tanpa satu kekurangan apapun "Jadi Nona Shafir bagaimana menurut anda tentang ide untuk menambahkan bunga di beberapa tempat." "Aku setuju," jawab Shafir. Tanpa terasa waktu berlalu Shafir yang sedang beristirahat terbangun oleh pelukan Gaston. "Gaston? Kau baru kembali?" Tanya Shafir yang tidak di jawab oleh lelaki itu. Shafir membalikan tubuhnya dan memeluk Gaston, saat itu juga ia menemukan bau wangi yang benar-benar nyaman dia suka aroma lelaki itu, sehingga terkadang ia kesal saat lelaki itu tiba-tiba mengganti parfumnya. Gaston mengeratkan pelukannya pada Shafir, begitu juga Shafir yang tersenyum dalam dekapan hangat lelaki itu. "Kau pasti lelah ... Hingga baru kembali selarut ini." Ucap Shafir yang kini kembali memejamkan matanya. Saat pagi menjelang Shafir terbangun dia memang terbiasa bangun pagi, entahlah semua berubah sejak kecelakaan itu bahkan pola tidur ikut berubah. Wanita itu meraba kasurnya yang ternyata tidak ada siapapun di sana, Shafir mendengus kesal karena Gaston sudah pergi. Shafir melakukan aktivitas seperti biasa tidak ada janji atau pertemuan dengan vendor, hari ini wanita itu benar-benar beristirahat. Suara langkah terdengar dan Shafir pun tau siapa pemilik suara langkah itu. "Kau dari mana?" Tanya Shafir pada lelaki yang bahkan belum buka suara itu. "Maaf ada beberapa pekerjaan sehingga aku harus--" "Baiklah, selalu saja pekerjaan yang kau pentingkan." Ucap Shafir sambil bangkit dari sopa, wanita berjalan dengan teratur serta perhitungan ia bahkan menghitung langkah yang harus ia ambil untuk sekedar pergi ke dapur atau ke kamar kecil. "Maaf, banyak yang harus aku selesaikan ..." Gaston memeluk Shafir dan mengecup singkat bibir wanita itu. "Kau tidak mencintaiku! Kau hanya cinta pada pekerjaan." "Apa yang kau katakan Shafir? Aku melakukan segalanya untukmu, ini tanggung jawabku." Jelas Gaston. "Tapi aku juga butuh perhatianmu ... Beberapa tahun terakhir kau selalu sibuk." Jelas Shafir. Jujur terkadang ia memiliki rasa sesal sudah meminta Gaston untuk menangani perusahaan, tapi dia juga tidak menampik lelaki itu melakukan yang terbaik untuk perusahaanya. "Maaf, sayang. Setelah semua selesai aku pasti akan memperhatikanmu ... Bersabarlah akan ada waktu kita bahagia bersama." Jelas Gaston di sela pelukan mereka. "Baiklah, aku akan menunggumu ... Lekas selesaikan segala masalah." Ucap Shafir dengan senyum manja. "Pasti," jawab Gaston sambil tersenyum. Suara kekehan terdengar mengalihkan fokus Shafir. Wanita yang berdiri itu menetralisir tawanya dan menegakkan tubuhnya. "Nona, makan siang sudah siap." Ucap Rora wanita yang berstatus kepala pelayan di kediaman keluarga Brown. Walau baru bekerja beberapa tahun Rora bisa di katakan sangat terlatih, wanita itu bahkan sangat teliti dan cekatan benar-benar memikirkan kenyamanan seorang yang memiliki kekurangan seperti Shafir. "Benarkah, kalau begitu sebentar lagi kami akan ke sana." Jawab Shafir. "Baiklah, kalau begitu saya akan menunggumu kalian di ruang makan." Ucap Rora sebelum pergi. Shafir menyembunyikan wajahnya di d**a Gaston, mendengar kekehan Rora membuat Shafir malu, sepertinya dia mendengar pertikaian mereka. "Ada apa?" Tanya Gaston "Sepertinya Rora mendengar pertengkaran kita." "Memangnya kenapa? Itu bukan masalah setiap pasangan pasti bertengkar." Jawab Gaston. "Kau terlalu memikirkan hal yang tidak penting Shafir ..." Sambung lelaki itu sambil menarik hidup mancung Shafir ****** Shafir menggenggam tangan Gaston saat turun dari mobil, m hari ini mereka akan mendaftarkan pernikahan dan menandatangi beberapa dokumen untuk menikah. Tidak perlu waktu lama sebelum mereka menyelesaikan prosedur pendaftaran pernikahan. Shafir begitu antusias begitu juga Gaston yang terlihat lebih bersemangat dari biasanya. Setelah menyelesaikan pendaftaran mereka mampir di sebuah restoran untuk makan bersama. "Kau sepertinya sangat bersemangat." seru Shafir "Yah, akhirnya segalanya selesai." Jawab Gaston sembari menghembuskan nafa lega "Berakhir? Masih banyak yang harus di persiapkan, Gaston. Bahkan kita belum memilih souvernir." "Biar kau saja yang menentukan." Ucap Gaston. "Ini pernikahan kita, bukan hanya pernikahanku!" Kesal Shafir pada jawaban enteng kekasihnya itu "Ayolah, aku tidak pandai memilih benda seperti itu." "Tapi aku tidak bisa melihat!" Jawab Shafir membuat suasana seketika hening. "K-kau taukan, aku tidak bisa ... Aku tidak mengerti hal-hal semacam itu." Jawab Gaston melemah "Lalu bagaimana! Ini pernikahan kita tapi kau bahkan tidak terlihat antusias." Kini air mata Shafir mengalir dia ingin Gaston setidaknya menemani dirinya untuk menyiapkan pernikahan. "Bagaimana jika kita ajak Rora ... Kita pergi memilih setidaknya dia bisa berpendapat kan ... Jika kau hanya mengandalkan aku mungkin pesta kita akan berantakan." Shafir sedikit berfikir dengan usulan dari Gaston. Yah, ucapan lelaki itu ada benarnya setidaknya Rora mungkin bisa membantu Shafir . "Baiklah," jawab Shafir. "Bagus, kalau begitu kau sudah tidak kesal kan?" Shafir menggeleng menandakan bahwa dirinya tidak lagi kesal. Beberapa hari kemudian Shafir, Gaston dan juga Rora pergi untuk memilih souvernir. Awalnya Rora menolak, mungkin wanita itu merasa dirinya tidak pantas, dia hanya seorang pelayan bagaimana bisa ikut campur dalam pernikahan majikan. "Bagaimana menurutmu Gaston? Kau suka?" Tanya Shafir Gaston menggaruk tengkuknya dia benar-benar tidak bisa berkomentar. "Kenapa hanya diam! Ya sudahlah, kau begitu aku akan meminta pendapat Rora saja." Ucap Shafir. "Bagaimana menurutmu." "Itu bagus, pilihan Nona sangat baik ... Anda benar-benar berselera tinggi." Ucap Rora menyanjung. "Benarkah?" "Iya, anda membuat saya iri." Gurau Rora. "Aku yakin kau akan mendapatkan lelaki yang baik juga nanti, walau aku tidak pernah melihat wajahmu tapi aku bisa menebak kau wanita yang cantik, benarkan Gaston!" Gaston menatap Rora sesaat sebelum mengiyakan perkataan Shafir. "Jika kita sudah mendapatkan pilihan bagiamana jika kita pulang." ajak lelaki itu

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook