bc

Dingin Hati Sang Jenderal, Hangat Jiwa Sang Putri

book_age18+
29
FOLLOW
1K
READ
dark
contract marriage
HE
opposites attract
friends to lovers
arrogant
badboy
prince
blue collar
drama
tragedy
sweet
bxg
lighthearted
serious
kicking
campus
medieval
rebirth/reborn
war
ancient
like
intro-logo
Blurb

Ia hanya ingin hidup tenang sebagai dokter modern tapi takdir menyeretnya ke masa lalu, ke tubuh putri perdana menteri yang manja dan dibenci banyak orang.

Kini, Shen Lian dijodohkan dengan Panglima muda berhati dingin yang konon tidak pernah tersentuh wanita manapun.

Di medan perang, mereka bertarung bersama.

Di antara tenda luka dan strategi berdarah, hati mereka mulai goyah.

Tapi bagaimana jika cinta ini harus dikorbankan demi takhta?

“Kalau hidupku hanya cukup untuk melindungimu sekali, biarlah itu sekarang.”Leng Yunting

chap-preview
Free preview
Bab 1 – Tabrakan Dua Dunia
Rasa nyeri tajam menjalar di pelipisnya. Udara yang dihirup terasa berbeda lebih dingin, lebih lembap, dan mengandung aroma dupa yang asing. Shen Lian membuka matanya perlahan. Langit-langit kayu berukir dengan lukisan naga dan burung phoenix menyambut pandangannya. Tirai sutra menjuntai dari atas dipan, dan sebuah lentera berlapis emas bergoyang lembut tertiup angin. Ini… bukan rumah sakit. Ini bukan ruang operasinya. Dan tubuh ini… terasa lebih ringan, lebih kecil. Dengan napas terengah, ia duduk perlahan dan meraba pelipisnya. Saat jemarinya menyentuh kulit, bayangan kilat menghantam pikirannya kenangan yang bukan miliknya. Suara tangisan. Teriakan. Kemarahan. Kemewahan. Dan wajah seorang gadis muda yang dikenal semua orang sebagai Putri Shen, anak satu-satunya dari Perdana Menteri Kekaisaran. Gadis itu cantik, namun dikenal sebagai manja, bodoh, dan pembuat onar. Ia sering mengejar-ngejar Jenderal Leng Yunting pahlawan perang yang tak pernah menunjukkan emosi, apalagi pada seorang wanita seperti dia. Dan kini, gadis itu... adalah dirinya? “Apa yang terjadi padaku?” bisik Shen Lian. Pintu kamar terbuka cepat. Seorang gadis muda dengan pakaian pelayan menjatuhkan nampan dari tangannya. “Putri! Anda… Anda sudah sadar?” serunya dengan suara gemetar. “Saya… Saya akan panggil tabib!” “Berhenti!” Shen Lian mengangkat tangannya, dan bahkan dirinya terkejut dengan ketegasan suaranya sendiri. “Kau siapa?” “Xiao Yu… pelayan pribadi Anda.” Shen Lian menatap gadis itu dalam-dalam. Rasa sakit di kepala masih menusuk, tapi kenangan dari gadis yang tubuhnya kini ia huni semakin jelas. Gadis ini disayangi ibunya, tapi dibenci oleh ayahnya yang ambisius. Ia tumbuh dimanja, namun terasing. Ia bodoh bukan karena tak bisa belajar, tapi karena dibiarkan tidak berkembang. Dan kini, seorang dokter bedah dari abad ke 21 menempati tubuhnya. Shen Lian menarik napas panjang dan memandang keluar jendela. "Aku… tidak bisa kembali," bisiknya, lebih pada dirinya sendiri. Beberapa jam kemudian, Shen Lian sudah berpakaian rapi dengan bantuan Xiao Yu. Tubuh ini lemah, tapi ia tahu bagaimana caranya memperkuatnya perlahan. Yang lebih penting, ia harus memahami situasi dan memperbaiki reputasi gadis ini jika ingin bertahan hidup di dunia yang keras ini. Perdana Menteri Shen datang menjelang sore. Pria itu tinggi, dengan janggut tipis dan mata tajam yang tidak menyembunyikan rasa kecewa. “Jadi kau akhirnya sadar,” ucapnya dingin. Shen Lian menundukkan kepala. “Ayah.” Pria itu mendengus. “Kau membuat keluarga kita malu. Kau terus mengejar-ngejar Jenderal Leng tanpa rasa malu. Kau mempermalukan nama Shen.” Shen Lian tak membela diri. Ia hanya menjawab, “Saya tidak akan melakukan hal memalukan lagi, Ayah.” Perdana Menteri itu terdiam, kaget karena tidak mendapat jawaban berapi-api seperti biasanya. Ia menatap gadis itu lama, sebelum akhirnya berkata, “Besok, Jenderal Leng akan datang. Jangan mempermalukan dirimu lagi.” Setelah ia pergi, Xiao Yu mendekat dengan gugup. “Putri… apakah Anda benar-benar baik-baik saja?” Shen Lian tersenyum tipis. “Xiao Yu, kau akan lihat. Aku bukan lagi gadis yang dulu kau layani.” Keesokan harinya, istana keluarga Shen disibukkan oleh satu nama: Leng Yunting. Jenderal muda yang telah menaklukkan tujuh benteng perbatasan dalam dua tahun terakhir. Seorang pangeran yang membuang gelar kebangsawanannya demi mengenakan baju perang. Dingin, keras, dan… sangat tidak menyukai Putri Shen. Tapi Shen Lian bukan Putri Shen yang dulu. Saat suara derap kaki kuda terdengar dari luar gerbang utama, seluruh rumah mendadak hening. Shen Lian melangkah keluar dari paviliun dengan langkah tenang, mengenakan hanfu biru pucat dengan hiasan perak yang membingkai siluetnya anggun. Leng Yunting turun dari kudanya. Wajahnya tanpa ekspresi, tatapannya dingin seperti embun pagi di puncak gunung. Shen Lian menundukkan kepala. “Jenderal Leng,” ucapnya sopan. “Selamat datang di kediaman kami.” Leng Yunting menyipitkan matanya. “Kau terlihat… berbeda.” “Aku baru sembuh dari kematian,” jawab Shen Lian ringan. “Mungkin itu membuat orang berubah.” Jenderal itu tidak menjawab. Tatapannya menelusuri wajah gadis di depannya wajah yang selama ini ia hindari karena reputasi buruknya. Tapi hari ini, gadis itu tidak menjerit memanggil namanya. Tidak memaksa mendekat. Ia hanya berdiri dengan tenang, dengan aura yang entah bagaimana… lebih berbahaya daripada sebelumnya. “Kau tidak akan memaksaku untuk makan sup bersamamu seperti dulu?” sindir Leng Yunting. “Aku tak ingin memaksakan apapun,” jawab Shen Lian. “Aku hanya ingin menepati perjanjian antar keluarga kita… dengan kehormatan.” Leng Yunting terdiam sejenak. Bibirnya menegang. “Berhati-hatilah, Putri Shen. Dunia ini tidak ramah pada orang yang berubah terlalu cepat.” “Aku sudah hidup di dunia yang lebih kejam dari ini, Jenderal,” balas Shen Lian pelan. “Aku tahu cara bertahan.” Malam itu, Shen Lian memandangi langit dari paviliunnya. Ia tahu tantangan yang akan ia hadapi tidak ringan. Di istana, orang yang terlalu cerdas bisa dianggap ancaman. Seorang wanita yang terlalu berani bisa menjadi sasaran fitnah. Dan sebagai calon istri Jenderal paling berkuasa di kekaisaran, ia berada di tengah pusaran politik yang mematikan. Tapi ia juga tahu: dirinya bukan wanita yang bisa diinjak-injak. Ia punya ilmu. Ia punya akal. Dan yang terpenting, ia punya alasan untuk bertahan hidup. Langkah kaki pelan terdengar dari balik koridor. Xiao Yu datang tergesa. “Putri! Ada tamu tak dikenal mengirimkan surat… tanpa nama.” Shen Lian mengambil gulungan kecil itu. Di atasnya hanya tertulis satu kalimat: “Hati-hati. Tak semua orang ingin kau selamat.” Malam menjelang dengan cepat. Shen Lian duduk di depan meja kayu ukiran giok sambil memandangi naskah pengobatan kuno yang berhasil ia minta dari pelayan dapur. Tangannya menelusuri huruf-huruf asing, namun dengan cepat ia menyesuaikan. Sebagian besar prinsipnya serupa dengan dunia medis modern bedanya, di sini mereka mengandalkan ramuan dan akupunktur, bukan pisau bedah dan antibiotik. “Putri…” Xiao Yu datang membawa teh hangat. “Ini teh melati pilihan. Bibi dapur membuatkannya khusus untuk Anda malam ini.” “Terima kasih, Xiao Yu,” ucap Shen Lian lembut. Pelayan itu terdiam sejenak. Ia memandangi tuannya yang kini duduk anggun, dengan sorot mata yang dalam, seperti bukan lagi gadis yang dulu suka memecahkan guci mahal hanya karena kesal pada pelayan. “Putri... Anda sungguh terlihat berbeda sekarang. Seperti... seseorang yang lebih bijak.” Shen Lian tersenyum tipis. “Mungkin karena aku sudah melihat kematian dari dekat.” Ia menatap ke luar jendela. Bulan menggantung pucat di langit, dan kabut tipis menyelimuti halaman. Namun ketenangan malam itu tidak bertahan lama. Tiba-tiba terdengar suara langkah terburu-buru. Seorang pelayan laki-laki datang mengetuk cepat. “Maafkan gangguan ini, Putri. Tapi… Tuan Muda Kedua dari Keluarga Wei datang. Ia ingin bicara secara pribadi dengan Anda.” Shen Lian mengerutkan alisnya. Keluarga Wei adalah sekutu politik ayahnya. Tapi yang ia tahu dari ingatan lama, Tuan Muda Kedua Wei Jing shu dikenal sebagai lelaki yang licik, bermulut manis, namun menyimpan agenda tersembunyi. Ia berdiri perlahan. “Bawa aku ke paviliun tamu.” Xiao Yu membelalak. “Putri, ini sudah larut. Bertemu pria asing malam-malam bisa menimbulkan rumor…” “Justru karena rumor itulah aku harus tahu apa yang dia inginkan,” sahut Shen Lian. Paviliun timur diterangi lentera merah. Di dalam, seorang pria muda dengan wajah tampan dan senyum angkuh sedang duduk santai sambil memainkan kipas lipat bersulam naga kecil. Melihat Shen Lian masuk, ia langsung bangkit dan memberi hormat sopan, meski matanya tidak menyembunyikan rasa heran. “Putri Shen. Terakhir kali kita bertemu, Anda melemparkan vas ke arah kepala saya.” Shen Lian duduk anggun, menatapnya tanpa takut. “Lain dulu, lain sekarang.” Wei Jing shu menyipitkan mata. “Saya datang bukan untuk membuka luka lama. Tapi... saya dengar Anda telah berubah. Saya penasaran... apakah perubahan itu asli, atau hanya permainan baru dari keluarga Shen?” Shen Lian menatapnya lekat. “Apa maksudmu?” Pria itu bersandar santai. “Dalam beberapa hari ke depan, banyak hal akan berubah di istana. Jenderal Leng akan dipanggil kembali ke ibu kota. Perdana Menteri ayahmu akan berada dalam posisi sulit. Dan Anda... sebagai putrinya, bisa jadi akan menjadi alat tawar menawar.” “Dan kau datang malam-malam untuk menyampaikan ‘peringatan’?” ucap Shen Lian datar. “Bukan sekadar peringatan,” ucap Jing shu pelan. Ia menggeser kipasnya, mengungkapkan gulungan kecil bersegel merah darah. “Ini... daftar nama para pejabat yang ingin menggulingkan ayahmu. Beberapa di antaranya sudah mendekati Jenderal Leng.” Shen Lian menegang. “Mengapa kau memberikannya padaku?” Wei Jing shu berdiri, menatapnya serius. “Karena aku ingin tahu... siapa sebenarnya dirimu sekarang. Putri manja yang dulu mudah dijatuhkan, atau... seseorang yang layak diajak bersekutu.” Shen Lian menerima gulungan itu tanpa berkata apa-apa. Dalam dadanya, jantung berdetak lebih cepat. Ini bukan lagi permainan antara bangsawan muda dan reputasi. Ini adalah panggung yang jauh lebih besar politik, kekuasaan, dan mungkin... peperangan. Saat Wei Jing shu pergi meninggalkan paviliun, Shen Lian membuka gulungan itu perlahan. Matanya membesar ketika membaca salah satu nama paling atas. Leng Yunting.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.4K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.6K
bc

TERNODA

read
198.6K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
54.7K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook