Part 02

1203 Words
Vote dan Komen ya! Follow Ig aku, @fhieariati_97 * * * * * Pria tampan mempunyai tatapan tajam itu mendesah kasar ketika sudah sejam lebih mendengarkan ceramah dari ibunya. Ibunya selalu saja berceramah tentang menyuruh dirimya mencari istri. Bukannya dia tak mau mencari istri, wanita-wanita zaman sekarang hanya ingin hartanya saja. Mana pernah mereka mau menerimanya secara tulus kalau dirinya sudah miskin. "Mom, sudahlah. Aku lelah mendengarkan kata-kata istri dan wanita-wanita yang kau kenalkan padaku. Terakhir kali kau mengenalkan wanita, malah dengan sengaja wanita itu langsung mengajakku make out dan memintaku bertanggung jawab." Kenzo tidak suka dengan wanita-wanita yang dikenalkan oleh ibunya. Para wanita itu hanya mau hartanya saja dan Kenzo memanfaatkan para wanita itu untuk menghangatkan ranjangnya setiap malam. Mereka dibelikan tas mahal dan setelah itu, dengan gampangnya mereka mengakang dan minta dimasuki secara kasar. Rose mengerucutkan bibirnya mendengar penuturan anak satu-satunya, maaf, anak lelaki satu-satunya. Anak ada tiga, dua perempuan dan satu laki-laki. "Aku ingin kau menikah! Agar aku bisa menggendong cucu," rengek Rose pada anaknya. Kenzo memutar bola matanya. "Kau ingin cucu berapa lagi? Dari Sarah dan Sammy sudah memberikanmu masing-masing dua orang cucu dan sekarang cucumu ada empat." Rose menggeleng, "aku belum memiliki cucu darimu. Kau harus memikirkan dirimu, Ken! Kau sudah 34 tahun dan kau belum menikah-menikah. Daddy saja saat menikah denganku, dia berumur 24 tahun. Sedangkan kau? Sudah memiliki uban tetap saja belum menikah!" oceh Rose melihat anak pertamanya dengan santai tak menikah. Kenzo mencibir pada ibunya. "Aku belum punya uban. Kau jangan menjatuhkan popularitasku sebagai CEO, Mom! Sebaiknya kau pulang, nanti aku akan menikah kalau sudah menemukan wanita yang tepat," selalu itu cara Kenzo mengusir ibunya dari sini. Kenzo sangat malas meladeni ibunya lebih lama lagi. Telinganya bisa-bisa tak berfungsi lagi dan dirinya bisa mati muda kalau mendengarkan ceramah ibunya beberapa jam lagi. Biarkan saja jodohnya nanti datang sendiri. Dirinya belum menemukan wanita sederhana yang mampu membuat jantungnya berdebar. Kenzo bukan pria yang tak percaya pada jatuh cinta, cinta sejati, dan pernikahan. Hanya saja, dirinya belum menemukan wanita yang mampu membuat dirinya jatuh cinta. Para wanita luaran sana kebanyakan membuatnya jijik dengan tingkah laku mereka. Rose mengambil tas hermes-nya secara kasar dan melenggang keluar dari ruangan Kenzo. Rose menatap sekretaris Kenzo di meja luar. "Mike, seharusnya kau mengajari bosmu untuk bisa mencari istri. Bukannya mencari pundi-pundi uang terus!" ucap Rose dan berlalu. Mike hanya tertawa kecil menanggapi ucapan dari Nyonya besar Karenlon istri pemilik perusahaan ini dan sekarang sudah jatuh pada putra pertama Karenlon. "Kau tidak seharusnya tertawa. Kau masih butuh uang untuk anak dan istrimu, lebih baik kau bekerja dengan baik Mike!" Mike tersentak mendengar suara atasannya dan mendengkus. Kalau tidak mengetahui sifat Kenzo, mungkin dirinya sudah mengundurkan diri dari dahulu. Dirinya dan Kenzo bersahabat dari kecil dan sekarang dirinya harus menjadi sekretaris pria berengsek itu. "Ibumu benar. Seharusnya kau cepat menikah agar tak marah-marah terus. Tapi, aku tak menjamin masih ada wanita yang ingin menikah denganmu tanpa memikirkan hartamu," ucap Mike dan melanjutkan kembali pekerjaannya. Kenzo menatap tajam Mike dan tanpa membalas ucapan pria itu, dirinya kembali masuk ke dalam ruangannya. Mood-nya hari ini sangat rusak. Kedatangan ibunya dan sahabat sialannya membuat mood-nya tambah buruk. Kenzo memijat pelipisnya. Memikirakan ibunya yang ingin punya mantu. Tapi di mana dirinya cari calon istri? Yang benar-benar tulus mencintai dirinya. Kenzo mengambil kunci mobilnya dan berjalan keluar dari ruangan. Ia menatap pada Mike sekilas dan berhenti depan pria itu. "Batalkan semua janjiku. Aku mau mencari calon istri, kalau nanti ketemu di jalan," ucap Kenzo dan berlalu dari hadapan Mike. Mike menganga tak percaya dan apakah dirinya sudah salah pendengaran. Senjak kapan sahabatnya itu menbuat lelucon dan tidak lucu sama sekali. Padahal kalau Kenzo mau, tinggal nikah saja dan minta anak, lalu cerai. Gampang, 'kan? *** Kenzo menghentikan laju mobilnya tepat di lampu merah, ia menatap beberapa pengamen jalanan yang menyenandungkan lagu-lagu romantis. Kenzo mendengkus tak suka mendengarkan lagu-lagu romantis yang terdengar mellow. Seharusnya mereka bisa menyanyikan lagu lain daripada itu. Namun, Kenzo tetap saja mendengarkan dan terus menatap pada pengamen-pengamen itu. Kenzo meminggrkan mobilnya, dan berjalan menuju pengamen di jalanan tersebut. Namun, baru beberapa langkah dirinya mendengar suara teriakan wanita dan menoleh ke belakang. Dengan mata terbelalak Kenzo menatap mobilnya yang tergores begitu parah oleh wanita yang membawa sepeda. Kenzo berjalan cepat menghampiri wanita itu dan menatap murka pada wanita itu. "Kau? Apa yang kau lakukan pada mobilku?" tanya Kenzo dingin. Wanita itu menggeleng ketakutan. Tamat riwayatnya. Baru beberapa hari pindah je sini sudah membuat ulah. Tanpa sengaja dirinya melajukan sepeda dibawaya dan sialnya lagi, dirinya tak sadar kalau depan sepeda ada beda runcing. "Ma-af a-aku ti-dak seng-aja." Ucap gadis itu terbata. Kenzo mendecih, mobil kesayangannya dan dia baru dua kali memakainya dan sekarang sudah tergores. Mobil-mobil koleksinya bagaikan kekasihnya. Ia sangat mencintai mobil-mobilnya. Dan sekarang gadis ini dengan seenaknya menyakiti kekasih hatinya. "Kau tidak punya mata?! Beraninya kau menggores mobilku? Kau tahu harga mobil ini?" tanya Kenzo pada gadis yang menunduk dan berlinang air mata. Gadis itu dengan polosnya menggeleng. "Aku tidak tahu." Kenzo memutar bola matanya. Demi Tuhan, dirinya ingin sekali memukul gadis ini kalau tidak mengingat dia seorang perempuan. "Mobil ini bisa membeli sebuah apartemen termahal di kota ini. Kau dengan lancangnya malah merusak mobilku." "Aku tidak sengaja. Aku sungguh minta maaf." "Dengan minta maaf, kau bisa mengembalikam mobilku seperti semula? Tidak, 'kan? Kau saja hanya pengamen!" ucap Kenzo pedas. Gadis itu menatap Kenzo dengan kesal. "Aku memang pengamen. Aku memang tidak punya uang. Aku orang miskin. Dengan apa aku mengganti kerusakan mobilmu? Aku tidak sengaja!" ucapnya bernada kesal dan menatap pria itu penuh kebencian. Dirinya sudah berulang kali mengatakan, kalau ia tak sengaja. Dan dirinya juga sudah maaf. Tapi, tuan kaya di depannya tetap saja tak mau memaafkan dirinya. Kenzo terdiam mendengar nada kesal gadis itu. Selama ini tidak pernah ada yang berucap seperti itu padanya. Gadis ini istimewa, dan wajahnya juga sangat cantik. Kenzo merasaka dadanya berdebar seketika. Shit, mana mungkin aku mencintainya. Batin Kenzo. "Siapa namamu, Nona?" tanyanya menatap pada gadis yang tingginya beda beberapa centi darinya. Gadis itu menaikkan sebelah alisnya, namun tak urung menjawab pertanyaan pria itu. "Namaku Jelena Huston, kau bisa memanggilku Jelen," jawabnya. Kenzo mengangguk, "namaku Kenzo Karenlon. Senang berkenalan denganmu," kembali Kenzo mengumpat dalam hatinya. Senjak kapan dirinya harus bermanis ria dengan wanita. Jelen hanya mengangguk dan kembali pada mobil Kenzo yang tergores. Kalau disuruh memperbaiki mobil ini, darimana dirinya mendapatkan uang. Untuk makan saja dia sudah bersyukur. "Aku minta maaf dengan mobilmu. Aku benar-benar tidak punya uang," ucap Jelen berharap belas kasih dari pria tampan ini. Kenzo menyeringai, ia tidak akan melepaskan Jelena. Ia sudah mempunyai cara untuk mendapatkan istri seperti permintaan ibunya. "Kau tak perlu memperbaiki mobilku, kau—" Ucapan Kenzo terpotong oleh Jelen. "Aku harus apa? Aku akan melakukan apa pun agar bisa menembus kerusakan mobilmu." Kenzo mendengkus, tak suka ucapannya terpotong oleh gadis ini. Ternyata gadis ini lumayan cerewet. "Kita bicarakan ini di kafe seberang. Aku akan mengatakan apa yang harus kau lakukan," ucap Kenzo. Jelen hanya mengangguk menuruti. Yang penting dirinya tidak disuruh mengganti rugi mobil mahal yang telah dirusaknya. Dengan polosnya Jelen hanya mengikuti, tanpa rasa curiga atas permintaan dari Kenzo.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD