Mendengar kabar Raudah akan segera melahirkan dari wanita di seberang telepon yang merupakan kakak perempuannya itu, Habib seketika menjadi panik. Begitu saja bayangan istrinya dulu kesakitan terlintas di dalam pikirannya. Entah kenapa, Habib merasakan kekhawatiran yang sama seperti pada Zakiyah, mendiang isterinya. "Astaghfirullah ...." Tangan kanannya mengusap wajah seiring dengan istighfar yang terucap pelan dari bibirnya. Pria yang kemudian membetulkan letak pecinya itu merasa kekhawatirannya sudah berlebihan. "Bib .... ?" Terdengar suara Atikah heran karena adiknya itu malah menggumam sendiri. "Ah ya, Mbak. Aku segera bersiap." Sadar kalau ia masih terhubung dengan kakaknya itu, Habib meringis. Meski tentu saja itu tidak akan terlihat oleh Atikah. Setelah panggilan terputus dan