Habib menatap seseorang yang duduk di teras kamar ustazah dari kejauhan. Tatapan yang hanya sekilas karena tak ingin menimbulkan dosa karenanya. Meski wanita itu satu-satunya yang bercadar, ia bisa tahu bahwa itu adalah Raudah.
Lelaki itu menghela napas panjang.
Siapa yang sangka wanita yang diculik kawanan penjahat itu adalah Raudah? Wanita yang dulu membuat hari-harinya begitu b*******h berkatifitas.
Entah, hanya saja ia benar-benar jatuh cinta pada sosok Raudah yang banyak diam dan menjauh dari hal tak penting ketika berhadapan dengan non mahram.
Meski berhasil menyelamatakannya, ada rasa yang mengganggu. Takut jika ia melakukannya bukan niat tulus karena Allah. Tapi karena ia memendam rasa pada istri orang itu.
Habib mempertanyakan pada hatinya, jika bukan Raudah dan ia mengen
