Andira keluar dari kamar yang bertuliskan VVIP Master itu dengan pandangan yang kosong. Berjalan sangat lambat dan tidak bertenaga. Bahkan ia juga tidak menyadari kalau dirinya telah menyenggol bahu seseorang saat ia melewati lantai dasar dimana masih banyak orang yang berlalu lalang di lantai itu. Tepatnya, para karyawan yang masih membersihkan kekacauan yang setiap hari terjadi di tempat ini. Andira berjalan dengan pikiran yang penuh akan kebingungan dan emosi yang tak terkira. Ia merasa bingung dengan dirinya sendiri lantaran tidak bisa mengingat satupun potongan kejadian yang terjadi padanya semalam. Selain itu ia juga bingung mau mengatakan dan bersikap seperti apa pada orang-orang terlebih pada kedua adiknya dan juga sahabatnya. Di sisi lain, ia merasa emosi yang mendalam sampai

