AUTHOR POV Danaya melangkah masuk ke dalam rumah keluarga Damar yang sangat mewah. Ia seperti melihat kehidupannya dahulu, sebelum keluarganya bangkrut. Kini ayah, ibu dan adiknya tinggal di Bandung, dirumah tempat salah satu kerabatnya. Danaya tersenyum miris. Memang harta bukan segalanya. Kebahagiaan keluarganya lah yang menjadi segalanya bagi Naya sekarang. "Kamu kenapa kaya mau nangis gitu? Kamu kelaperan?" Tanya Damar saat menoleh kearah Danaya yang tengah mengekorinya. "Ngga. Dih Bapak tega banget sih bilang gitu." Naya langsung cemberut. Damar menggelengkan kepalanya dan meraih tangan Naya. Membawanya ke ruang tengah. "Assalamualaikum, Ma." Ucap Damar. Ia mendapati Mamanya tengah tertawa dengan....Bryan? "PAPA!!!" Bryan langsung menghambur memeluk Damar. Bocah kecil itu langsu

