bab 15

1363 Words

Makanan kucing. Lana harus melarat sebutan untuk nasi goreng buatan Dika, yang sebelumnya ia sebut makanan kucing. Tentu saja Lana hanya berani menyebut makanan tersebut dalam hati saja. Berbicara dengan Dika harus lebih hati-hati lagi, sebab lelaki itu ternyata mudah sekali tersinggung. "Terima kasih, nasi gorengnya enak." Lana menaruh piring yang nyaris tidak tersisa sedikitpun. "Minum ini." Dika menyodorkan pil berwarna putih pada Lana. "Obat demam dan Flu." Jelas Dika, setelah melihat tatapan menyelidik Lana. "Aku punya obat sendiri." Meski Dika sudah menjadi suaminya, tapi Lana sering kali berpikir lelaki itu akan melakukan hal yang tidak terduga. Misal, menyentuhnya tanpa sepengetahuan. Pikirannya selalu berkeliaran kemana-mana. Padahal mungkin saja Dika tidak menyukainya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD