5. Putus adalah awal yang baru

1092 Words
5. Putus adalah awal yang baru Dio menatap ragu cewek yang ada di hadapannya. Hatinya merasa bersalah, jika mengingat tujuan utamanya menumui gadis itu. Namun keputusannya sudah bulat. Ia harus memutuskan hubungannya dengan Eriskha sekarang. Sekalipun baru satu minggu yang lalu dia dan Eriskha berpacaran. Tapi ia harus menyudahi hubungan ini. Kali ini bukan karena Dio sudah bosan, tapi karna Dio tidak mau menyakiti hati Eriskha lebih dalam lagi. Lagian Eriskha adalah cewek yang baik dan pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik dari pada Dio. Dio akan menepati janjinya, yakni membuat Zara berada di sampingnya dan menjaganya. Selain itu, Al tak ingin membohongi perasaannnya lagi. Ia harus mengakui jika ia jatuh cinta dengan zara. Dan entah sejak kapan perasaan jatuh cinta itu berubah menjadi perasaan yang ingin memiliki. Mungkin sejak Dio mengerti betapa bahagianya berada di samping orang ia cintai. Sekalipun rasa nyaman itu belum ada, tapi Dio yakin jika orang yang ia cintai pasti bisa membuatnya nyaman. "Sayang habis ini kita nonton ya, aku udah lama nggak nonton film." Ucap Eriskha yang sedari tadi sibuk memakan Nasi goreng di hadapannya. Mereka kini tengah berada di warung nasi goreng favorit Eriskha yang ada di dekat rumahnya. Awalnya Dio mau ajak Eriskha ke sebuah cafe, tapi Eriskha nggak mau. Dia bilang makanan di cafe nggak ada yang enak, dan Eriskha mau makan enak malam ini. Oleh sebab itu gadis itu memaksa Dio untuk makan di warung nasi goreng kesukaannya. Dio pun setuju. Dan disinilah mereka sekarang. Duduk di pojok warung yang ramai, bersebelahan dan sibuk memakan seporsi nasi goreng di hadapan mereka. Benar kata Eriskha, nasi goreng disini enak. Sayangnya selera makan Dio malam ini buruk sekali. Apalagi ketika melihat wajah Eriskha yang berseri-seri, membuat Dio semakin tidak selera makan. Nasi yang ia masukan kedalam mulut, rasanya sulit sekali ia telan. "Yang.." Eriskha menggoyangkan lengan Dio. "Sayang!" Dio terbuyar dari lamunannya. "Eh, iya ada apa?" "Habis ini kita nonton yuk, aku mau nonton sama kamu." Ucap Eriskha. "Ngga bisa, habis ini aku mau ngeband sama anak-anak." Dio tidak sepenuhnya bohong. Dia memang ada acara ngeband sama temen-temennya, tapi tidak habis ini. Nanti jam sepuluhan. Soalnya kalau sekarang temen-temennya pasti juga lagi sibuk kayak Dio, ngapelin pacar masing-masing. Wajar malem ini kan malam minggu. "Yaah, berarti habis ini kamu pulang dong," ucap Eriskha. "Aku mau kita putus." Tiba-tiba saja Dio mengucapkan itu. Gerakan tangan Eiskha yang tadinya akan menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya pun berhenti. Matanya mengerjap, seolah masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Sekalipun begitu, Eriskha tau. Cepat atau lambat, Dio pasti akan mengucapkan kalimat itu. Dan bukankah lebih cepat lebih baik? Karena toh sekarang atau nanti sama saja, sama-sama menyakitkan. "Maafin aku Ris," lega dan merasa bersalah, itulah perasaan Dio sekarang. Cowok itu tidak tau harus berkata apa lagi selain maaf. Karena dia tau, hati Eriskha pasti sangat terluka sekarang. Eriskha masih diam, dengan cepat ia mengambil barang-barangnya yang ada di meja. Dari mulai tas, ponsel dan hatinya yang berserakan disana. Lalu pergi, meninggalkan Dio tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Menahan tangis yang Eriskha tidak mau Dio melihatnya. Sementara itu disisi lain, melihat kepergian Eriskha yang tanpa mengucapkan apapun, Dio menjadi gelisah. Lebih baik gadis itu marah atau nggak ya caci maki Dio habis-habisan. Dari pada harus pergi begitu saja dan menyisahkan perasaan bersalah. . . . . (reareo) Ipinitam: pcc? Udangebi: msh d jln DharmaS: msh kgn sm april gw. Jd mls plg? Ipinitam: t*i dhar DharmaS; apalg si piin Dioo: lo udh di tmpt? Ipinitam: drtd, cepet sini. Setelah mendapatkan balasan chat dari Ipin, Dio pun segera menuju tempat band yang mereka berempat rencanakan. Sebenernya kegiatan ngebend bareng ini nggak ada tujuan apapun, cuma main-main aja. Toh di sekolah sudah banyak band-band yang lebih kece dari mereka. "Woy!" Dio datang. Membua pintu ruang band itu dan menemukan Ipin tengah sibuk dengan dramnya. "Ngagetin luh" ucap Ipin. "Napa tuh muka kok kusut banget?" Ipin beranjak dari kursi dram dan duduk di samping Dio yang kini tengah duduk di kursi panjang ruangan itu. "Gue putus sama Eriskha," ucap Dio seraya menundukkan kepalanya. "Apa? Putus? Kenapaaa lagiiii!" Ipin terkejut, namun juga kesal dengan Dio yang dengan mudahnya bisa mutusin cewek dan gonta-ganti cewek. Cklek.. Pintu ruangan band itu terbuka, membuat pembicaraan mereka berhenti. Menampakkan sosok Ebi dan Dharma yang masuk bersamaan. Entah bagaimana bisa. Mereka berdua pun menghampiri kedua sahabatnya yang duduk di kursi panjang. Kemudian sama-sama bingung apalagi melihat Dio yang kini tengah menampakan wajah tak sedap dilihat. "Kenapa lagi nih anak?" tanya Ebi pada Ipin. Seraya mengangkat bahunya seolah menunjuk ke arah Dio. "Habis putus." jawab Ipin malas. "Putus sama siapa? Eriskha?" tanya Dharma. "Iya." "Lohhh, bukannya lo jatuh cinta ya sama dia? Kenapa lo putusin?" Mendengar ucapan Dharma, Dio berdecak kesal. Ia kesal karena teman-temannya pasti menyimpulkan hal yang tidak-tidak kemarin. "Gue nggak jatuh cinta sama Eriskha." Cukup satu kalimat itu dan membuat ketiga teman Dio mengerti jika selama ini asumsi mereka berdua salah. "Terus sama siapa?" Dharma sudah penasaram tingkat ubun-ubun, dia ingin tau siapa cewek yang bikin Dio jatuh cinta. "Anak baru, namanya Zara." "Yang mana tuh anaknya? Kelas?" Ucap Ebi. "Cakep nggak?" Ipin tak mau kalah. "Ignya apa?" Dio tidak menjawab pertanyaan teman-temannya. Ia malah kini menjadi teringat Zara yang kira-kira lagi apa ya? Andai saja dia tau nomer hp Zara, pasti sekarang mereka berdua videocall an. Sayangnya beberapa hari kemarin, ketika bertemu di kantin atau di tempat umum sekolah, Dio tidak berani mengajak bicara. Apalagi meminta nomer Zara. "Udah punya nomernya?" Tanya Ebi. Dengan cepat, Dio menggeleng. "Huh, payah. Besok-besok minta nomernya ke orangnya langsung!!" Ucap Dharma. "Iya Dio, lo harus minta nomernya dulu. Tsk, sumpah lo kayak orang nggak berpengalaman dalam percintaan." celoteh Ipin. "Padahal mantan segudang." Mendengar ucapan ipin, Dio cuma bisa senyum malu. "Tapi lo nggak nyesel putusin eriska?" Tanya Ebi membuat suasana disana menjadi hening. Dio yang menjadi pusat pembicaraan itu menggeleng cepat, membuat ketiga temannya berdecak heran. "Gila, eriska itu cantik bgt loh Yo. Masak lo nggak nyesel putus dari dia?" Tanya Dharma. "Nggak, gue cuma ngerasa bersalah aja. Tuh cewek bener-bener baik, bahkan tadi dia nggak marah tapi langsung pergi aja." Kata Dio, raut wajahnya tiba-tiba menjadi sendu jika mengingat kejadian tadi. "Itu artinya dia terlalu kecewa sama lu!" Kata Ipin yang diikuti anggukkan kedua temannya yang lain. Dio menatik nafas panjang, dalam hati ia berdoa: semoga masalah putus ini tidak berbuntut panjang. Karena ia akan memulai lembaran baru bersama Zara dan menepati janjinya. Ah, hanya mengingat namanya saja Dio sudah ingin tersenyum. Tapi ia tahan, karena takut membuat teman-temannya curiga. Tbc! Xoxo muffnr
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD