bc

Dibuang Mertua Miskin, Dilamar CEO Kaya Raya

book_age18+
129
FOLLOW
1K
READ
HE
drama
rebirth/reborn
assistant
like
intro-logo
Blurb

Priska sudah susah payah memberikan pekerjaan yang bagus untuk suami Miskinnya juga memberikan rumah yang bagus untuk ibu mertuanya.Namun, saat ia memutuskan hanya menjadi ibu rumah tangga, ia justru dikhianati suaminya.Tak hanya suami dan selingkuhannya yang merebut kekayaan Priska, mereka juga membuat Priska mengalami kecelakaan mobil.Namun, saat Priska sadar, nyatanya ia telah kembali di masa 10 tahun sebelum ke celakaan.Di masa itu, ia bertemu dengan pria gendut yang dulu ia tolak mentah-mentah kini telah menjadi CEO tampan dan kaya raya. Pria yang bernama Edden Praga Buminingrat.Kenyataannya, selingkuhan suami Priska adalah kekasih Edden.Akankah mereka berdua sama-sama membalaskan dendam karena sebuah 'PENGKHIANATAN?'

chap-preview
Free preview
Diberi Minuman 'Rahasia' Mertua
*** “Minum ini.” Seorang wanita paruh baya menyodorkan segelas minuman ke bibir menantunya itu. Huekz! Rasa mual langsung menyerang wanita berusia 35 tahun yang baru saja pulang mengajar sebagai CEO salah satu hotel terbesar di Jakarta. “Bu, ini minuman apa? Kok dari baunya saja bikin mual.” “Ini minuman resep rahasia agar seorang wanita cepat hamil. Kamu harus meminumnya!” tukas wanita yang berkedudukan sebagai ibu mertua. “Tapi, baunya sangat tidak---huekz!” “Kamu ini ya? Sebelas tahun menikah belum juga hamil masih sok-sokan nggak mau minum ini! Ibu susah payah membuatnya! Ayo cepat minum.” Wanita tua itu menarik paksa tangan menantunya untuk menerima minuman buatannya. “Ayo!” Wanita berusia 35 tahun yang masih memakai seragam dinas kerjanya itu pun menatap ke arah minuman berwarna hitam di tangannya. Baunya kembali membuat perutnya mual. Ia kembali menatap ke arah ibu mertuanya. “Ayo, tunggu apa lagi, Priska?” gertak sang ibu mertua dengan sorot matanya yang nyalang Wanita yang bernama Priska itu pun mencubit hidungnya dan meminum minuman yang ada di tangannya. Namun, baru seteguk ia minum, ia langsung menutup mulutnya, berusaha mencegah agar minuman yang sukses membuatnya ingin muntah itu untuk tidak keluar dari dalam mulutnya dan berhasil masuk melewati kerongkongannya. “Minuman apa ini, Bu?” tanya Priska susah payah. Ia berani bersumpah, seumur hidupnya baru kali ini ia meminum minuman yang benar-benar membuat perutnya bergejolak ingin muntah. “Ayo habiskan. Itu minuman berasal dari kotoran hewan yang ----“ “Apa? Kotoran hewan?” ulang Priska. Wanita itu pun bergegas meletakan gelas masuk ke kamar mandi dan mengeluarkan minuman yang baru saja diminumnya. “Hei, apa yang kau lakukan, Priska?!” Sang Ibu mertua mengamuk seketika saat melihat menantunya memuntahkan minuman yang telah dibuatnya. Sang ibu mertua menyusul menantunya itu sembari membawa gelas yang berisi minuman tadi. “Bu, tega sekali ibu memberikan aku minuman yang berasal dari kotoran hewan? Aku ini manusia, Bu!” tegas Priska yang mengamuk dengan perbuatan ibu mertuanya itu. “Apa? Kamu memarahiku? Aku ini sedang berusaha membuat kamu cepat hamil!” “Iya, tapi mengapa harus menggunakan kotoran hewan, Bu?” “Karena minuman itu berhasil membuat seorang istri yang tak kunjung hamil akhirnya bisa hamil! Tak peduli minuman itu dibuat dari apa. Kalau kamu mencintai suamimu, harusnya kamu mau meminumnya! Ayo, cepat minum lagi.” Sang ibu mertua lebih mendekat ke arah Priska. Bahkan, ia mencengkeram pipi menantunya itu untuk ia paksa meminum minuman buatannya. “Tidak, Bu!” Tangan Priska berhasil menghalau gelas yang dipegang ibu mertuanya. Alhasil, gelas yang berisi minuman yang terbuat dari kotoran hewan tadi pun terlempar, jatuh menabrak lantai hingga akhirnya pecah. “Menantu sialan!” PLAK! Pipi Priska langsung mendapat tamparan kuat dari sang ibu mertua, menciptakan rasa panas di pipi. “Sudah capek-capek dan susah payah aku membuatnya, kau malah membuang minuman itu?!” Wanda, wanita yang sudah berkepala lima itu melotot ke arah menantunya. “Bagaimana bisa, aku meminum minuman dari kotoran hewan, Bu.” Mata Priska mulai berkaca-kaca. Seumur-umur, bahkan kedua orangtua kandungnya tak pernah memberinya minuman menjijikan seperti itu. “Ibu dan ayahku saja tidak pernah menyuruh meminum-minuman seperti itu, Bu.” “Iya, kamu ini terlalu dimanjakan! Hingga apa-apa pun tak bisa. Masak tak bisa, nyuci baju aja nggak becus. Nyuci piring pun sudah ada satu lusin piring yang kau pecahkan! Bagaimana bisa, putraku dulu menikahi wanita sepertimu, Priska?!” maki Wanda habis-habisan pada menantunya itu. “Tapi aku memiliki pekerjaan, Bu.” Priska berusaha untuk membela diri di saat sang ibu mertua merendahkannya sedemikian rupa. Ya, Priska memang dipercaya untuk mengelola sebuah hotel bintang lima milik ayahnya. Sedangkan suaminya telah lama di PHK dari pekerjaannya sehingga suaminya itu justru hanya bekerja di rumah, menggantikan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. “Ini nih. Dunia memang terbalik. Harusnya suamimu itu yang kamu tunjuk untuk mengelola hotel milik ayahmu. Bukan malah kamu yang bekerja di luar dan putraku jadi mengerjakan pekerjaan rumah! Kamu yang tak kunjung hamil, bisa jadi sebagai balasan karena kamu sudah membuat suamimu mengerjakan pekerjaan rumah!” bentak Wanda tak tanggung-tanggung pada menantunya itu. “Tapi, Mas Andi sendiri yang memintanya, Bu. Priska nggak pernah memaksa Mas Andi buat ngerjain pekerjaan rumah.” “Iya, karena putraku tahu diri. Kamu yang bekerja. Dia cuman hidup numpang sama kamu. Tapi kamu harus tahu, betapa putraku sering bersedih karena terlihat bak orang pengangguran, bak pengemis di rumahnya sendiri! Sedangkan teman-temannya rata-rata memiliki jabatan penting di perusahaan-perusahaan besar. HARUSNYA KAMU MENYADARI HAL ITU, PRISKA!” Priska terdiam membisu. Benarkah ia selama ini terlihat sejahat itu pada suaminya sendiri? “Percuma memang ngomong sama menantu bebal seperti kamu! Jadi istri kok tega merendahkan harga diri suaminya sendiri! Ya Allah gusti, Anakku. Kenapa kamu harus menikah dengan wanita yang tak menghargaimu, Nak.” Wanda keluar dari kamar mandi dan terduduk di kursi sembari menangis terisak. Priska ikut keluar. Ia kini diterpa rasa bersalah begitu besar. Dulu ia dan suaminya memang sama-sama bekerja. Namun, perusahaan tempat suaminya bekerja itu mendadak gulung tikar. Jadilah setelah itu, suaminya kesulitan mendapat pekerjaan yang baru. Priska jadi merenung. Andi, suaminya, memang selama ini menerima segala kekurangannya. Kekurangan yang telah ibu mertuanya sempat sebutkan satu persatu tadi. Lah, bagaimana bisa ia bisa melakukan segala pekerjaan rumah jika selama ini, orangtuanya hanya membuatnya fokus belajar dan meniti karier. Karena bagi orangtuanya, pendidikan lebih penting dibanding harus menguasai segala pekerjaan rumah. Priska pun mendekati sang ibu mertua. Ia mengusap punggung Wanda secara perlahan, beberapa kali. “Bu, maafin Priska. Nanti, Priska coba bilang ke ayah untuk memberi pekerjaan pada Mas Andi.” “Serius, kamu? Bukannya ayahmu tidak menyukai putra Ibu?” “Nanti, Priska bakal bujuk Ayah meski Priska harus …. berlutut di kaki Ayah Priska,” ucap Priska yang akhirnya mengambil keputusan cepat dalam hidupnya. “Ya sudah. Ibu tunggu kabar baiknya. Apalagi katanya, bulan depan, suami kamu itu ada reuni teman-teman SMA. Nggak mungkin kan, suami kamu harus datang ke reuni itu dan statusnya hanya sebagai suami yang mengerjakan pekerjaan rumah?” “Iya. Priska akan mengingat hal itu, Bu.” “Ya sudah, mau belajar masak sama Ibu nggak, sekarang?” “Boleh, Bu. Ngomong-ngomong, Mas Andi tumben nggak di rumah, Bu.” “Pergi sebentar buat cukur rambut. Sangking sibuknya ngurus rumah, dia jadi nggak sempet ngurus diri sendiri.” Wanda mendengus. “Oh, sekali lagi, maaf ya, Bu.” “Hem.” “Priska mau ganti baju dulu, Bu.” “Ibu tunggu di dapur.” Priska membuka lemari dan mengambil pakaian rumahan, Ia tadi memang belum sempat mengganti baju saat tiba-tiba ibu mertuanya menyodorkannya minuman menjijikkan untuknya. Wanda memperhatikan punggung menantunya yang menghilang di balik pintu kamar mandi. Ia lalu mengusap air matanya dan perlahan senyumnya mengembang sempurna. Di lain sisi …. Seorang pria tengah berdiri di depan cermin sembari memasang satu persatu kancing kemejanya. “Bayaran kamu udah aku transfer ke rekening kamu.” “Thanks,” ucap pria itu pada wanita yang bisa ia lihat dari pantulan cermin di depannya tengah duduk dengan selimut yang membungkus tubuhnya. “Sama-sama, Beb. Kalau kamu butuh uang, datang lagi ke aku.” Pria itu tersenyum. “Akan kuingat.” Pria yang rambutnya sudah menutupi kedua telinga itu lantas memutar badan. “Aku pulang dulu. Mau cukur rambut.” ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.5K
bc

My Secret Little Wife

read
98.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook