Part 11

2406 Words
* * * * * * * * * Part 11 * * * * * * * * *  Sementara Vale digotong oleh beberapa cowok, tubuh itu segera di angkat untuk di bawa menuju UKS  d a n  di rawat oleh penjaga  y a n g berada di sana. Atau se t i d a k nya Vale di berikan tempat istirahat  y a n g lebih layak di banding harus tergeletak di lapangan seperti ini. Kasihan juga kan, mana cuaca semakin terik,  y a n g ada tubuh Vale semakin terjemur jika kelamaan berada di lapangan  d a n  menjadi tontonan para siswa  y a n g menyaksikan dirinya pingsan itu. Vale juga bisa di buatkan minuman  y a n g bisa membuat tubuhnya lebih fresh oleh penjaga UKS,  d a n  di sarankan obat obatan  y a n g tersedia di kotak p3k  y a n g ada di UKS.  y a n g  j e l a s   lebih baik lah ketimbang tergeletak di tengah lapangan seperti ini. Sementara itu, Bhisma masih melihat wajah Vale  y a n g pucat. Apa bener tuh cewek pingsan? Bhisma masih terus bertanya tanya  d a n  berusaha menemukan jawaban perihal kebenaran Vale  y a n g pingsan itu, atau justru  h a n y a   pura pura pingsan. Bhisma sungguh  t i d a k  punya gambaran  y a n g tepat untuk melihat kondisi Vale ini, sebab kondisi cewek itu seolah meyakinkan siapa pun  y a n g melihatnya. Buktinya Pak Tono saja sampai semurka itu kan gara gara Vale ini, bahkan seluruh siswa kini tengah menatapnya dengan pan d a n gan menuduh seolah Bhisma benar benar jahat pada Vale, padahal Vale juga sering bersikap jahat pada Bhisma  d a n   t i d a k  melibatkan banyak orang seperti ini. Memang Vale ini keterlaluan, bisa bisanya membuat Bhisma menjadi sosok antagonis seperti ini. Dasar cewek ular. Eh, tapi ular juga bisa sakit kan ya? Tapi seperti membuktikan semua kecurigaan Bhisma itu, Vale membuka matanya dengan cepat,  d a n  menunjukkan senyum mengejek  y a n g tadi di kasih Bhisma pa d a n ya. Vale seolah membalas Bhisma  d a n  ingin menunjukan bahwa ini memang ajang balas dendam, agar Bhisma tau bahwa dirinya  t i d a k  bisa di remehkan begitu saja. Vale senang sekali saat membuka mata seDikit tadi  d a n  langsung melontarkan tatapannya pada Bhisma  y a n g membuat cowok itu juga melihat kerlingannya itu. Melihat wajah Bhisma sejenak  y a n g tampak pucat  k a r e n a  di salahkan satu sekolah, membuat Vale begitu bersemangat  d a n  senang  l u a r   b i a s a  . Seolah kebahagiaan seperti ini tiada tandingannya, melihat kepanikan Bhisma  y a n g membuatnya bisa tertawa keras keras meski harus dalam hati saja  k a r e n a  saat ini situasi tengah ramai. Sedetik kemudian, dia menutup matanya kembali, gak pengen ketauan. 1-0 Bhisma Karisma! Vale menyeringai, membentuk sebuah senyuman licik meski matanya sudah kembali terpejam demi acting pingsannya itu, agar semua ini berjalan dengan lancar  d a n  Bhisma tetap menjadi tokoh antagonis dalam hal ini. Membayangkan seluruh tatapan para siswa di sertai Pak tono juga menyalahkan Bhisma, membuat Vale ingin sekali membuka matanya lebar lebar  d a n  melihat semua itu. Pasti puas banget kan rasanya, melihat Bhisma  y a n g di tatap seolah menjadi penjahat kelas kakap  d a n  telah menjadi pembunuh berantai  y a n g melakukan dosa sangat besar, padahal  h a n y a   menyuruh Vale berlari lima kali putaran di lapangan ini, tapi  j e l a s   saja Vale gak akan melakukannya dengan suka rela  d a n  begitu saja tanpa a d a n ya ajang balas dendam lanjutan  y a n g bisa di rasakan Bhisma.   Sialan! Bhisma berdecak sebal, menydari bahwa lagi-lagi Vale berbuat curang  d a n  manupaltif. Playing victim. Berengsek! Bhisma terus memaki Vale di dalam hati, mengatai segala jenis sumpah serapahnya pada Vale  k a r e n a  sikap cewek itu  y a n g sukses mengun d a n g dirinya menjadi penjahat di sekolah ini. Bhsima sudah yakin sejak awal, jika Vale  h a n y a   pura pura pingsan  d a n  gak sungguh sungguh tergeletak gitu aja, tuh cewek jadi jadian staminanya kuat kok, C u m a di suruh lari lima putaran doang mah kecil. Tapi Vale sukses membuat dirinya menjadi sok lemah,  d a n  merasa teraniyaya, di kasihani,  d a n  di tatap sedemikian rupa oleh para siswa di sekolah ini  k a r e n a  aktingnya  y a n g manipulative itu. Se d a n g Bhisma benar benar sukses menjadi seorang penjahat kejam  y a n g aneh  d a n  gemar menindas, padahal ya gak gitu juga, Vale juga berkali kali menindas Bhisma  k a r e n a  balasan balasan hukuman aneh ini  y a n g tiada akhir.  d a n  selama ini mereka juga tahu kok perseteruan antara Vale  d a n  Bhisma,  d a n  merasa baik baik aja  d a n  gak peduli juga. Gak pernah ikut ikutan lah,  k a r e n a  merasa bukan urusan mereka. Ini kenapa tiba tiba mereka sok membenci Bhisma  k a r e n a  bertindak seperti itu pada Vale  y a n g padahal  h a n y a   pura pura pingsan? Dalam hati Bhisma terus merapalkan segala bentuk makian pada Vale, serta memikirkan cara untuk kembali membalas cewek jadi jadian itu. Hal ini  j e l a s    t i d a k  boleh menjadi  y a n g terakhir, ia harus memikirkan balasan dendam untuk Vale lagi bagaimana pun caranya. Bhisma  t i d a k  terima di permalukan seperti ini, padahal tadi pagi ia  t i d a k  mempermalukan Vale sama sekali, bahkan siang ini pun meski Vale lari keliling lapangan gak ada  y a n g peduli  d a n  menatapnya aneh sama sekali. Tapi giliran Bhisma, malah menjadi sorotan seluruh siswa  y a n g merasa turut andil  d a n  merasa bersalah  k a r e n a  membiarkan Vale berlari keliling lapangan seperti itu, padahal mereka tau bahwa Vale se d a n g di kerjai Bhisma. Tapi ya memang itu bukan urusan mereka juga kan, ternyata fenomona sjw itu sungguh nyata  d a n  benar a d a n ya. Kini Bhisma seolah merasakannya, melihat orang orang berlomba lomba sok berjiwa sosial  d a n  membela  y a n g lemah, tapi membuatnya seperti sok ikut campur hal hal  y a n g padahal bukan urusannya sama sekali. “Cepat, Bhisma! Ricky! Kamu juga ikut ikutan kan?” Suara Pak Tono, kembali menggelegar  d a n  kini gentian menatap Ricky  y a n g berdiri di samping Bhisma  y a n g di sinyalir terlibat juga akan aksi ini, sebab Pak Tono juga tahu seberapa akrab Bhisma dengan Ricky  d a n  tak mungkin terpisahkan. Maka tanpa ragu Pak Tono turut menuduh Ricky terlibat akan hal ini, terlebih cowok itu juga kini berada di sebelah Bhisma, sudah pasti Ricky memang membantu Bhisma. Maka Pak Tono juga tak luput akan memberikan hukuman pada dua s*****n  y a n g kini mulai meresahkan itu, hingga membuat salah satu siswanya sampai tumbang akibat bercandaan  y a n g sudah kelewatan ini. Meski Pak Tono sesungguhnya  t i d a k  membatasi bercandaan para siswanya selagi masih dalam tahap wajar, tapi jika sudah sampai seperti ini  j e l a s   Ia  t i d a k  bisa menerimanya  d a n  harus di berikan hukuman  y a n g setimpal agar siswa siswa ini jera  d a n   t i d a k  mengulanginya lagi. Bisa repot juga guru guru jika hal seperti ini sering terjadi pada siswa, bisa bisa sekolah  t i d a k  lagi menjadi tempat  y a n g aman untuk para siswa menimba ilmu  k a r e n a  hal hal seperti ini. “Loh, Pak? Kok Bapak sok tau?” Ricky seolah membantah ucapan Pak Tono dengan sahutannya,  y a n g ucapannya salah  k a r e n a  menyebut guru itu sok tahu. Ricky kelepasan, ia  t i d a k  bermaksud begitu tadinya, tapi mulutnya malah kehilangan control  d a n  menjadi mengucapkan hal itu  y a n g berikutnya di sesali oleh Ricky. Kalo begini caranya ia  h a n y a   menambah masalah saja,  y a n g ada Pak Tono enggan mendengarkan pembelaannya  d a n  semangat untuk menyuruhnya ke ruangan guru itu bersama Bhisma untuk di berikan hukuman  y a n g enggan di kerjakan Ricky  k a r e n a  ia kan  h a n y a   mengikut Bhisma saja. Ia  t i d a k  mau di hukum juga. Ucapan  Ricky kontan membuat Pak Tono melotot mendengar jawaban siswa itu  y a n g di nilai  t i d a k  sopan  k a r e n a  berbicara seperti itu pada guru,  j e l a s   saja guru itu menjadi naik darah menatap kea rah Ricky  y a n g kini sibuk meratapi ucapannya barusan. “Gak usah membantah! Cepat ikut ke ruangan saya sekarang!” kata Pak Tono  y a n g enggan meladeni perkataan Ricky tadi  d a n  memilih untuk menyuruh dua siswa itu mengikuti ke ruangannya saja  d a n  men j e l a s  kan lebih lanjut di ruangannya dari pada berdebat di tempat ini  y a n g di rasa tiada akhir. “Kalian  j e l a s  kan nanti di ruangan saya!” katanya lagi seolah menyuarakan apa  y a n g tadi masih ada di pikirannya, sambil menatap sosok Ricky  d a n  Bhisma secara bergantian. Terdengan Ricky mendengus  k a r e n a  ucapan Pak Tono tadi, se d a n g Bhisma juga  h a n y a   berdecak seolah ia juga kesal dengan sikap Pak Tono  y a n g enggan mendengarkan mereka sama sekali. Namun, tak ayal dua siswa tersebut mengikuti Langkah Pak Tono  y a n g kini sudah berjalan untuk meninggalkan lapangan  d a n  menuju ke ruangan BK, tempat guru itu bersemayam. Ricky  d a n  Bhisma sepanjang jalan  j e l a s   mengeluh,  d a n  terdengar salah salahan  k a r e n a  harus terlibah hal hal seperti ini  y a n g  j e l a s   tak ingin mereka hadapi  k a r e n a  di rasa membuang waktu  d a n  menyusahkan saja. Namun mereka memang sudah  t i d a k  dapat mengelak lagi  k a r e n a  ucapan Pak Tono tak terbantahkan. Sepanjang perjalanan, Langkah mereka seorang diiringi oleh tatapan para siswa  y a n g berkasak kusuk membicarakan mereka seolah mereka adalah keajaiban dunia. Bhisma sampai melotot ke kanan kiri, agar para siswa tak banyak  y a n g berkomentar  d a n  diam saja. Tatapan seperti itu sukses membuat beberapa siswa memilih untuk pergi  k a r e n a  enggan berurusan dengan Bhisma. Meski di sekolah ini taka da semacam pentolan atau orang  y a n g di takuti, tapi berurusan dengan Bhisma  j e l a s   termasuk salah satu  y a n g mereka hindari  k a r e n a   t i d a k  mau menjadi seperti Vale  y a n g terlibat konflik dengan Bhisma tiada akhir hingga detik ini. Mereka  j e l a s   memilih untuk mencari aman saja dong. Ricky juga  h a n y a   mendengus  d a n  enggan meladeni seperti Bhisma, ia  h a n y a   akan menyalahkan Bhisma dalam hal ini  y a n g membuat dirinya terseret kasus ke ruang BK  d a n  di giring oleh Pak Tono seperti ini. Padahal Ricky sendiri  t i d a k  terlalu ikut ikutan menjaili Vale,  d a n   h a n y a   mengikuti Bhisma saja. Intinya, Ricky gak terlalu kejam kok, Dikit doang isengnya. Tapi seluruh ide kan milik Bhisma, Ricky  h a n y a   ikut mengeksekusi  d a n  membantu Dikit. Jadi seharusnya Ricky gak ikut terseret dalam kasus ini dong  d a n  menemani Bhisma di hukum serta terlibat masalah. Jika begini caranya, Ricky akan mempertimbangkan ulang jika Bhisma memintanya bantuan untuk mengerjai Vale  k a r e n a  cewek ular itu benar benar bahaya. “Awas aja kalo sampe hukumannya berat  d a n  panggil orang tua, ini semua gara gara lo ya, Bis!” kata Ricky menyalahkan Bhisma saat mereka masih dalam perjalanan menuju ruang BK  d a n  berjalan di belakang Pak Tono,  y a n g seperti menjadi sipir penjara dalam menuntun dua nara pi d a n a baru menuju ruang tahanan. Perumpamaan tersebut membuat Ricky berdecak, bisa bisanya mereka mirip napi  k a r e n a  di bawah oleh Pak Tono ini, membuat reputasinya menjadi buruk saja. Bisa bisa pasar Ricky  y a n g tengah mencari pacar, bisa turun gara gara hal ini. Ricky benar benar harus memilah jika Bhisma mengajak dirinya untuk terlibat lagi berursan dengan Vale, bisa bisa balasan Vale lebih parah dari ini  d a n  membuat dirinya terancam jomblo seumur hidup. Ricky  j e l a s   gak mau, Vale gak boleh menghancurkan jalannya seperti ini sebab Ricky gak berdosa dosa amat,  y a n g berdosa paling banyak kan yaa Bhisma. Ricky tugasnya  h a n y a   seDikit membantu saja,  d a n  itu benar benar  h a n y a   seDikit tanpa ikut perseteruan antara Bhisma  d a n  Vale. Gak sampe kayak Lala tadi  y a n g ikut menyudutkan Bhisma di depan Pak Tono hingga membuat Pak Tono tanpa ragu mengajak Bhisma ke ruangan BK. * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * T o  B e  C o n t i n u e d * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD