* * * * * * * * * Part 12 * * * * * * * * *
“Gara gara tuh cewek jadi jadian, tau! s****n tuh anak, awas aja sih. Nanti bakal gue bales lagi.” Bhisma menyahut dengan suara y a n g pelan, tapi j e l a s menunjukan emosi dirinya y a n g kesal k a r e n a Vale. Ia berusaha berbicara pelan agar t i d a k terdengar oleh Pak Tono y a n g tengah berjalan di depannya, y a n g ada nanti Pak Tono malah menoleh ke arahnya d a n hukumannya semakin rumit saja k a r e n a ketahuan akan balas dendam. Bhisma gak mau hukumannya semakin bertambah k a r e n a hal ini, y a n g ada ia tak jadi menyiapkan ajang balas dendam untuk Vale y a n g kini pasti tengah bersenang sengan mentertawakannya. Vale y a n g tengah merasa berada di atas angin k a r e n a merasa menang darinya, ia t i d a k akan mengijinkan perasaan itu berlangsung lama. Bhisma harus menghancurkan Vale selagi cewek itu masih bersikap pongah k a r e n a kemenangannya itu. Bagaimana pun juga Bhisma harus memikirkan rencana berikutnya y a n g akan membuat Vale kembali meringis d a n kesal setengah mati k a r e n a dirinya.
t i d a k apa apa kali ini dirinya kalah dari Vale, tapi tunggu saja, ia pasti akan menyiapkan balasan untuk Vale agar cewek itu t i d a k bisa meremehkannya lagi. Tak peduli jika hal ini tak kunjung berakhir, y a n g j e l a s Bhisma juga turut menikmatinya d a n merasa ada kepuasan sendiri jika membuat Vale kesal setengah mati k a r e n a ulahnya. Ia akan memastikan hal tersebut akan terjadi lagi, agar Bhisma bisa menyaksikan hal itu dengan mata d a n kepalanya sendiri. Melihat Vale y a n g misuh misuh d a n selalu kesal akibat ulahnya, membuat Bhisma kembali bersemangat dalam memikirkan rencana balas dendam untuk Vale detik itu juga. Bhisma akan berpikir ekstra keras agar Vale t i d a k merasa di atas angin selama ini, d a n membuat cewek itu kembali merapalkan makian kasarnya k a r e n a terlanjur kesal dengan Bhisma. Kapan pun itu Bhisma j e l a s akan menuntaskan urusannya lagi d a n membuat vale merasa kesal, y a n g mana Bhisma dapat menikmati hal itu melihat wajah Vale di tekuk dengan mulut cemberut.
“Ngomongin apa kalian?” Pak Tono menengok ke belakang saat mendengar kasak kusuk dari arah belakangnya, y a n g mana berisi perdebatan antara Ricky d a n Bhisma y a n g entah membicarakan apa. Sebab Pak Tono tak mendengarnya dengan j e l a s , h a n y a terdengar keributan saling menyalahkan satu sama lain antara Ricky d a n Bhisma. Tapi guru itu j e l a s tak ingin ada keributan lagi, maka dari itu ia menghentikan perdebatan antara Bhisma d a n Ricky y a n g jika di biarkan akan terus berlanjut d a n membuat hal ini t i d a k berakhir. Dua siswa ini memang harus di pelototi dulu agar diam d a n t i d a k banyak tingkah lagi, baru mereka bisa menurut.
“Enggak kok pak, napas doang tadi, kita adu banyak banyakan napas.” Kata Bhisma menyahut denga nasal sambil memperagakan adu napas y a n g segera di ladeni oleh Ricky seolah mereka memang satu pikiran dalam hal ini. Ricky juga t i d a k lama berpikirnya saat Bhisma menoleh ke arahnya seolah mencari bantuan pada cowok itu, d a n segera di lakukan Ricky dengan cepat agar pak Tono percaya dengan ucapannya itu. Bhisma tersenyum lebar berusaha meyakinkan Pak Tono bahwa dirinya memang se d a n g adu napas dengan Ricky, meski hal tersebut terdengar aneh tapi ia tetap berusaha agar Pak Tono mempercayainya saja atau minimal t i d a k memperpanjang lagi urusan ini agar cepat berakhir.
“Ya sudah, jangan ribut lagi. Jalan y a n g tenang sampai ke ruangan saya!” perintah Pak Tono agar ke dua siswa itu tak banyak bicara lagi dengan membuat huru hara y a n g lainnya, agar bisa sampai ke ruangannya y a n g berada di lantai tiga itu dengan tenang.
Bhisma heran, kenapa ruang BK harus ada di lantai tiga, kan aneh banget. Se d a n gkan ruangan ruangan penting lainnya itu di tempatkan di lantai dasar, agar aksesnya mudah. Lantai lantai atas itu biasanya h a n y a kelas kelas d a n lab lab y a n g tersebar di tiap lantai. Ini ruang BK seolah nyempil di lantai atas padahal ruangan itu tergolong keramat d a n t i d a k ingin di masuki oleh para siswa. Justru cenderung di hindari, yaa orang gila mana y a n g mau main ke ruang BK sih, mungkin orang itu sudah t i d a k waras jika dalam kesadaran penuh menyerahkan diri atau bertan d a n g ke ruang BK y a n g menyeramkan di tambah lagi harus melihat wajah Pak Tono y a n g t i d a k bersahabat.
Guru berusia paruh baya dengan kumis tebal y a n g rasanya senyumnya selalu di tekuk, alias jarang sekali bersahaja, serta mata menyeramkan y a n g intensitasnya lebih sering melotot ketimbang melek dengan wajar. j e l a s gak ada orang waras y a n g mau dengan suka rela mengunjungi ruangan itu jika bukan k a r e n a terpaksa. Seperti kasusnya Ricky d a n Bhisma saat ini y a n g harus mengunjungi ruangan tersebut gara gara tipu muslihat Vale y a n g l u a r b i a s a , hingga sukses menjebloskan Bhisma ke dalam ruangan penuh sengsara y a n g akan menyiksanya seharian ini. Memikirkan Vale lagi membuat kepala Bhisma serasa mendidih hingga emosinya nyaris terbakar lagi, ia benar benar t i d a k terima di permainkan Vale sedemikian rupa hingga membuatnya terseret masalah ke ruang BK y a n g jarang ia kunjungi itu. Meski iseng pada Vale, Bhisma juga kan bukan siswa badung y a n g hobi bolak balik ruangan tersebut k a r e n a membuat masalah. Satu satunya masalah y a n g di buat Bhisma h a n y a saat berurusan dengan Vale, sisanya j e l a s t i d a k ada. Bhisma termasuk anak rajin y a n g tela d a n d a n t i d a k banyak tingkah kok. Yaa seDikit tingkah sih ka d a n g ka d a n g.
y a n g t i d a k Bhisma antisipasi hari ini adalah, betapa cepatnya Vale menyusun siasat balas dendam di hari y a n g sama. Padahal biasanya, Vale akan meluncurkan balas dendam di hari berikutnya untuk berpikir sejenak perihal strategi y a n g akan di terapkan. Ini justru Vale malah balas dendam saat se d a n g menuntaskan hukuman y a n g di berikan Bhisma kepada cewek itu. Bukan kah hal itu sangat curang, Vale jadi t i d a k melakukan hukumannya dengan benar, meski memang Vale sudah benar benar berlari tiga putaran dari lima putaran y a n g merupakan rules y a n g di berikan Bhisma pada cewek itu. Tapi cewek itu j e l a s t i d a k menurutinya d a n memilih membuat peraturan sendiri dengan sesuka hati, y a n g membuat Bhisma harus menjadi lebih waspada lagi dalam menghadapi Vale dengan segala tindak tanduknya y a n g semakin membahayakan. Setiap detiknya Bhisma harus benar benar waspada terhadap serangan balik dari Vale y a n g bisa saja muncul tiba tiba. Bhisma j e l a s gak mau harus kalah lagi dari Vale, d a n menerima nasib di giring oleh Pak Tono seperti hari ini tanpa bisa membantah apa pun k a r e n a bukti d a n saksi y a n g nyata a d a n ya. Memang Vale terlalu cepat memikirkan balas dendam ini sampai Bhisma luput mengantisipasinya, ia menyesal t i d a k segera menyadari arti dari sekelebat senyum y a n g dilihatnya saat Vale hendak lari tadi. Andaikan saja Bhisma dapat mengantisipasi hal itu lebih awal, pasti dirinya t i d a k akan terjebak menjadi tawanan Pak Tono bersama Ricky di jam istirahat seperti ini.
y a n g mana seharusnya Bhisma se d a n g duduk di kantin, menikmati Mi ayam mang tatang y a n g l u a r b i a s a enak sekali. Di campur bakso y a n g tak kalah menggugah selera, suwiran ayam y a n g menjadi khas mi ayam mang tatang itu seoalh mengguda seleranya saat ini, membuat Bhisma ingin sekali melarikan diri demi semangkuk mi ayam y a n g gurih nan enak itu. Di tambah lagi segelas es kelapa muda y a n g segar bukan main. Potongan kelapa y a n g sangat lembut di tenggorokan membuat kerongkongannya kini tampak teruji k a r e n a bayangannya sendiri y a n g terus membayangkan makanan y a n g ada di kantin, y a n g t i d a k mampu ia nikmati k a r e n a harus mengikuti Pak Tono ini. Bhisma merasa berkecil hati k a r e n a hal itu, d a n terus membiarkan bayangan mi ayam d a n es kelapa terus berkelebat di kepalanya meski t i d a k dapat terpenuhi, seolah dengan memikirkan hal itu perutnya bisa kenyang. Padahal sama sekali t i d a k , y a n g ada Bhisma malah semakin terasa menyedihkan k a r e n a membayangkan hal hal y a n g t i d a k bisa ia dapatkan detik ini juga.
Ia bersumpah setelah menyelesaikan tugas atau ceramah atau apa pun itu y a n g kelak akan di berikan oleh Pak Tono, Bhisma akan segera berlari ke kantin untuk menjemput mi ayam beserta es kelapa dambaannya. Bahkan meski nanti sudah bel masuk kelas, Bhisma lebih memilih bolos kelas demi menuntaskan perutnya y a n g berteriak minta di isi makanan k a r e n a memang Bhisma belum makan di jam istirahat ini, bolos satu kelas j e l a s t i d a k akan membuatnya auto t i d a k naik kelas. Nilai nilai lainnya masih bisa membantu dirinya untuk naik kelas, atau Bhisma bisa beralasan atau izin apa pun agar bisa ke kantin d a n menikmati semangkuk mi ayam serta es kelapa muda itu y a n g sangat menggugah selera makannya hingga membuat kerongkongannya kini tampak kering. Kasihan sekali tenggorokannya harus merana begini, di saat seharusnya Bhisma bisa menikmati hal hal tersebut detik ini juga, d a n meredakan rasa laparnya tanpa harus menunggu birokraksi hukuman ini selesai y a n g entah kapan.
Sekali lagi Bisma mengutuk Vale sebagai penyebab dirinya seperti ini, hingga membuatnya harus terlibat dengan Pak Tono y a n g banyak aturan itu. Ia t i d a k akan diam saja d a n akan segera melakukan serangan balas dendam pada Vale secepatnya, Bhisma akan buru buru menyusun siasat baru dalam melakukan balas dendam terhadap Vale itu. t i d a k akan di izinkannya Vale merasa di atas angin terus menerus, sementara dirinya harus menderita begini bersama Ricky y a n g di giring oleh Pak Tono. Tunggu saja pembalasan dendam dari Bhisma y a n g tak akan kalah memalukan dari cara Vale memalukan dirinya seperti ini. Bhisma akan menjamin hal itu, d a n t i d a k akan membiarkan Vale menikmati masa kejayaannya lebih lama lagi. Cewek itu pasti akan sangat pongah d a n merasa besar kepala k a r e n a hal ini, ia benci membayangkan Vale bahagia sementara dirinya harus di hukum d a n di coreng nama baiknya sedemikian rupa k a r e n a ulah Vale. Gemas sekali rasanya Bhisma saat ini k a r e n a t i d a k mampu melakukan apa apa sebagai upaya balas dendamnya itu.
* * * * * * * * * * * * * * * * * * Past , Present , and Future * * * * * * * * * * * * * * * * * *
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * T o B e C o n t i n u e d * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *