Prolog
Kayla tersenyum menatap ponselnya. Di mana dia sedang melakukan video call dengan kekasihnya. Dia memang menjalani LDR dikarenakan sang kekasih yang memilih kuliah di luar negeri. Sebenarnya Kayla pun ingin kuliah di sana. Namun Ayah dan Bundanya tak pernah mengizinkan.
"Kamu baik-baik ya di sana, jangan macem-macem."
Kayla terkekeh mendengar perkataan kekasihnya itu. Mereka sudah berpacaran selama hampir enam tahun. Mulai dari sejak mereka SMA sampai sekarang. Meskipun LDR tapi mereka masih bisa berkomunikasi seperti biasa. Dan Kayla percaya kalau Abizar, kekasihnya itu tidak akan selingkuh.
"Harusnya aku yang bilang gitu."
"Kamu tenang aja, aku disini selalu jaga hati aku buat kamu," ujar Abizar lagi yang membuat senyum Kayla semakin cerah. Mereka pun mengakhiri sambungan video call itu karena Abizar yang harus berangkat ke kampus.
***
Kayla mendudukkan dirinya di perpustakaan. Dia mencari buku untuk bahan skripsinya juga melihat referensi skripsi yang sudah ada. Dibukanya laptop miliknya dan mulailah dia mengetik apa yang dia dapatkan di dalam buku.
Sedang asyik-asyiknya mengetik, tiba-tiba pundak Kayla ditepuk. Kayla pun refleks menolehkan wajahnya ke samping. Ternyata di sana ada Aurel, teman seangkatan yang sering sekelas dengannya.
"Lagi skripsian ya lo?" tanya Aurel basa-basi. Dia menarik kursi di samping Kayla lalu duduk di sana.
"Toh lo tau."
"Oh iya gue ke sini mau ngajak lo ke party ulang tahun gue nanti malem. Lo harus datang ya pokoknya. Gue gak mau tau."
"Di mana?"
"Di klub."
"Klub?" ulang Kayla terkejut. Pasalnya dia tak pernah sekalipun ke tempat itu.
"Iya klub. Emangnya kenapa? Lo belum pernah ke sana?" heran Aurel. Padahal rata-rata mahasiswa kampusnya sering ke tempat seperti itu untuk menjernihkan pikiran. Apalagi bagi yang sedang di tahap mengerjakan skripsi. Pusingnya tujuh keliling yang membuat mereka perlu hiburan.
"Sorry Rel. Gue gak bisa kalau di klub."
"Lo kok gitu sih. Kita cuma ngerayain ultah gue doang kok. Gak macem-macem. Lo ikut ya pleasee..." Aurel menangkupkan kedua tangannya di depan d**a. Menatap Kayla dengan penuh harap.
"Please..," mohon Aurel lagi.
"Y audah, tapi gue bentar aja," sahut Kayla akhirnya. Dia bisa melihat Aurel bersorak senang. Entah apa maksudnya dia tak mengerti.
***
Kesan pertama saat Kayla menjajakkan kaki ke klub adalah suara berisik yang langsung mengganggu indra pendengarannya. Dia ingin pulang saja tapi Aurel menahannya. Temannya itu bahkan mendudukkannya di salah satu sofa. Di sana ternyata sudah ada beberapa teman-teman mereka yang lain.
"Minum dulu Kay," ujar Aurel. Dia menyodorkan gelas berisi minuman yang berwarna merah keungu-unguan ke hadapan Kayla.
"Apaan nih?"
"Anggur. Lo cobain deh. Enak kok."
Dengan ragu Kayla meraih gelas itu dan meneguk sedikit isinya. Rasa pahit langsung terasa di lidahnya karena tidak terbiasa. Berbeda dengan teman-temannya yang bahkan bisa menghabiskan isi gelas itu dalam sekali teguk.
Aurel selalu menyuruh Kayla untuk meminum minumannya. Bahkan dia menuangkan lagi saat gelas Kayla mulai kosong. Dia tersenyum misterius saat melihat Kayla mulai mabuk.
"Guyss naik yuk!" ajak salah satu di antara mereka. Mereka pun menghambur ke lantai dansa. Di mana di sana sudah dipenuhi lautan manusia yang berjoget. Tak lupa dengan Kayla yang ditarik Aurel ke sana.
"Gue duduk di sana aja deh," tolak Kayla tapi Aurel menggeleng. Hingga akhirnya terpaksa Kayla mengikuti. Kayla bahkan diam saja karena tidak biasa bergerak seperti teman-temannya. Dia memijit kepalanya yang mulai terasa pusing. Bahkan entah kenapa badannya terasa sedikit panas.
Aurel meninggalkan Kayla dan bergabung bersama teman-temannya yang lain. Sementara Kayla masih terdiam. Badannya kadang tersenggol oleh pengunjung lain. Hingga tak sengaja dia hampir jatuh ke dalam pelukan seseorang.
Kayla bisa melihat kalau dia ditolong seorang laki-laki. Laki-laki itu terlihat tampan dengan hidung mancung dan juga jambang tipis menghiasi dagunya. Kayla terkesiap begitu laki-laki itu menyentuh pinggangnya. Namun, tak bisa dipungkiri ada sesuatu yang terasa aneh saat laki-laki itu menatapnya.
"Wanna dance with me?" bisik laki-laki itu di telinga Kayla. Entah setan dari mana Kayla tiba-tiba mengangguk. Dia dan laki-laki itu pun mulai berdansa. Kayla bisa merasakan laki-laki itu semakin merengkuh pinggangnya hingga tubuh mereka semakin merapat.
Rasa terbakar itu semakin nyata. Apalagi saat tak sengaja Kayla menatap bibir laki-laki itu yang terasa seksi. Entah sadar dengan tatapan Kayla atau bagaimana. Tapi yang jelas laki-laki itu menunduk dan langsung mencium bibir Kayla. Tapi anehnya Kayla malah menerimanya begitu saja. Seakan dia pasrah.
Ciuman itu berubah menjadi lumatan-lumatan kasar saat Kayla membuka bibir dan membiarkan laki-laki itu mengeksploitasi mulutnya. Dia bahkan tak sadar mengangguk saat laki-laki itu bertanya untuk membawanya ke kamar.
Kayla benar-benar tidak sadar dengan apa yang terjadi pada tubuhnya. Yang jelas dia merasa kepanasan. Dan sentuhan laki-laki itu terasa nikmat.
Sementara di sana, Aurel tersenyum saat melihat Kayla pergi dibawa oleh seseorang. Dia bahkan tak peduli dengan Kayla karena memang ini yang dia inginkan.
"Awwwwh," ringis Kayla begitu punggungnya membentur kasur.
Laki-laki tadi langsung merebahkannya begitu saja. Bahkan Kayla bisa melihat laki-laki itu yang mulai membuka jas, lalu kancing kemejanya satu per satu. Lalu dengan tak sabaran melepas kemejanya. Dia juga membuka ikat pinggang dan melepaskan celana panjangnya. Hingga hanya menyisakan bokser ketat yang membungkus pinggangnya. Dia menatap Kayla yang terbaring di atas ranjang. Kayla tampak menggiurkan dengan gerakannya yang menggoda. Padahal Kayla tak sadar melakukan itu karena rasa panas yang semakin menyerang tubuhnya.
Laki-laki itu langsung menindih Kayla. Dia mencium bibir Kayla kembali. Dibawanya tangan Kayla untuk melingkar di pundaknya. Sementara tangannya sendiri bergerilya menyentuh wanita yang ada di bawahnya.
"Ahh." Desahan Kayla lolos saat laki-laki itu berpindah mencium lehernya. Dia mendongakkan kepalanya ke atas seakan memberikan akses lebih untuk laki-laki itu. Dan benar saja, laki-laki itu semakin menguasai leher Kayla. Dia mengecup, menjilat bahkan menggigitnya kuat. Hingga Kayla tak sengaja menjerit.
Kayla memejamkan matanya menerima cumbuan laki-laki itu. Rasa terbakar di tubuhnya benar-benar menghilangkan akal sehatnya. Kulitnya yang bersentuhan langsung dengan kulit laki-laki di atasnya terasa nikmat. Dan dia seakan memerlukan sentuhan laki-laki itu untuk menghilangkan rasa panas yang dia derita.
Kayla bisa merasakan gaunnya yang perlahan dilepaskan oleh laki-laki itu. Hingga kini dia hanya memakai bra dan celana dalamnya saja. Lalu laki-laki itu menelusupkan tangannya ke punggung Kayla untuk melepas kaitan branya. Dan benar saja, kini p******a Kayla sudah terpampang di hadapannya.
Kayla terpekik saat payudaranya di remas dengan lembut. Dia melengkungkan tubuhnya menerima siksaan nikmat dari laki-laki itu. Lalu tak lama kemudian dia bisa merasakan laki-laki itu yang mengulum puncak dadanya. Rasanya sungguh luar biasa. Apalagi Kayla bisa merasakan ada sesuatu yang basah di bawah sana.
"You are so wet, Baby," bisik laki-laki itu saat tangannya mulai menyentuh ke bawah.
Kayla benar-benar lupa diri. Dia terhanyut akan gairah yang diciptakan laki-laki itu. Dia menjerit saat akhirnya merasakan ada sesuatu yang mencoba masuk ke dalam inti tubuhnya. Tangannya tak sengaja mencakar lengan laki-laki yang ada di atasnya.
"Rileks sayang, maaf aku gak tau kalau kamu perawan," bisik laki-laki itu. Dia cium wajah dan mata Kayla bergantian. Lalu ciumannya berhenti di bibir ranum yang terasa begitu manis itu. Sementara di bawah sana dia mencoba bergerak menyesuaikan dirinya dengan kepunyaan Kayla yang begitu sempit.
Laki-laki itu mendesis nikmat. Dia semakin mempercepat gerakannya dan membuat Kayla mendesah tertahan. Hingga tak lama kemudian dia menekan dalam-dalam saat miliknya terasa ingin meledak. Dan benar saja dia langsung menumpahkannya di dalam Kayla. Berbarengan dengan keluarnya Kayla.
Namun, tak cukup sekali baginya. Dia kembali memompa Kayla lagi dan lagi. Hingga akhirnya mereka tertidur karena kelelahan.
***
28-06-2021