Apa perlu aku mengirimkan anggota tubuhku ke rumahmu

1602 Words
Yang Yuan menyandarkan tubuhnya di sebuah tiang reklame, sambil membersihkan darah yang keluar dari hidungnya, dia merasakan seluruh wajahnya perih karena luka-luka yang dia derita. Dia baru saja di hajar dua preman satu bertubuh tinggi dan besar, dan satunya lebih kurus dan seluruh tubuhnya penuh dengan gambar. Yang Yuan tidak mengenal mereka dan dia merasa tidak membuat masalah dengan preman-preman itu. Awalnya Yang Yuan melintas mengunakan sepeda motornya miliknya dan tiba-tiba di hentikan oleh dua orang itu yang entah dari mana, mereka tidak meminta harta yang di miliki Yang Yuan mereka hanya memaksa Yang Yuan untuk berhenti dan sebelum Yang Yuan bisa bertanya maksud mereka apa, Yang Yuan sudah mendapatkan satu pukulan keras di pipinya. Tentu saja Yang Yuan marah, bagaimana di tidak marah ketika tiba-tiba dia harus menerima pukulan dari orang asing yang menghentikannya, selain tidak terima mendapatkan pukulan dari orang asing Yang Yuan juga harus membela dirinya, bagaimana dia seorang pemuda yang sehat dan bisa membela dirinya sendiri meski kemungkinan untuk menang itu cukup sulit. "Siapa kalian?" tanya Yang Yuan di sela dia menghindari pukulan dari dua orang itu, meski Yang Yuan tahu dia tidak akan mendapatkan jawaban namun dia masih terus bertanya, setidaknya di butuh penjelasan dari orang asing yang tidak jelas ini. "Apa sebenarnya mau kalian?" tanya Yang Yuan lagi, Yang Yuan berpikir dari mereka menyerangnya, kedua preman ini lebih memilih nyawanya dari pada barang berharga milik Yang Yuan. Yang Yuan terus membela dirinya dan sesekali melayangkan serangan, dan Yang Yuan bisa tersenyum sebentar karena dia memiliki kesempatan untuk menyerang dan membuat preman bertubuh besar itu jatuh kebelakang, saat Yang Yuan memalingkan wajahnya untuk menghadapi preman yang memiliki banyak tato, Yang Yuan melihat sebuah mobil yang terparkir tidak jauh dari mana dia bergulat dengan dua preman itu. Mobil itu berwarna kuning telur dan nampaknya Yang Yuan mengenalinya meski tidak sepenuhnya yakin dengan tebakannya, namun Yang Yuan memilih untuk tidak lagi melawan kedua preman itu, Yang Yuan membiarkan tubuhnya menjadi bulan-bulanan dua preman bayaran itu, hingga Yang Yuan meringkuk di atas aspal yang kasar dan panas. Yang Yuan sudah meringkuk namun kedua preman itu masih terus menendang perut Yang Yuan dan tidak cukup sampai di situ, keduanya terus melampiaskan kekesalan mereka hingga Yang Yuan tidak bergerak dan merintih lagi. Mereka berdua akhirnya menghasilkan kekerasan itu setelah Yang Yuan berpura-pura pingsan, keduanya segera pergi dengan mengendarai sepeda motor mereka tanpa mengambil apapun yang di miliki oleh Yang Yuan, dan itu semakin memperkuat dugaan Yang Yuan jika kedua orang ini hanya preman sewaan untuk memberi pelajaran untuk Yang Yuan saja, apalagi setelah dua preman itu pergi mobil itu juga menyusul pergi melalui Yang Yuan yang masih pura-pura pingsan dan tersungkur di jalanan yang nampak sudah cukup sepi. Yang Yuan segera membuka matanya setelah mobil itu melintasinya dia tidak langsung bangun, Yang Yuan takut jika dia gegabah bangun aksi sandiwaranya terlihat dari kaca spion mobil itu, baru setelah mobil itu belok ke tikungan Yang Yuan mencoba bangkit, meski dengan rasa sakit yang dia alami di seluruh tubuhnya. Dengan merangkak Yang Yuan menepi, sangat tidak lucu jika saat dia pura-pura pingsan ada pengendara lain datang untuk menolongnya, kondisinya saat ini mengenaskan dengan begitu banyak memar di seluruh wajahnya dan mungkin bagian tubuh lainnya karena Yang Yuan mengunakan celana panjang dan jaket, dia tidak tahu separah apa yang ada di balik bajunya. Yang Yuan mengunakan tangannya yang kotor untuk mengelap darah yang mengakibatkan dari hidungnya, dan menyandarkan kepalanya di tiang reklame di pinggir jalan, Yang Yuan batuk beberapa kali sambil memegangi perutnya yang sakit, dia ingin pulang atau kemana saja untuk dengan segera mengobati lukanya namun Yang Yuan belum memiliki cukup tenaga untuk melakukan hal itu. Jadi yang dia lakukan hanya beristirahat sampai dia benar-benar bisa kembali berdiri, Yang Yuan juga merasakan kekeringan di dalam tengorokannya tapi tidak ada apapun di sini yang bisa dia masukkan ke mulutnya untuk membasahi tenggorokannya. Yang Yuan meraba-raba kantongnya mungkin ada permen yang bisa di makan agar sedikit membuat nyaman tengorokannya, Yang Yuan tidak mendapatkan apa yang dia inginkan, Yang Yuan malah memegang ponselnya dan saat Yang Yuan memeriksa kondisinya, layar itu sudah pecah namun masih bisa di gunakan. Dan pertama kali yang dilakukan Yang Yuan dengan ponselnya yaitu menghubungi Zia, meski Yang Yuan tahu Zia tidak akan mengangkat panggilan darinya tapi Yang Yuan masih melakukannya. Setelah percobaan pertama gagal Yang Yuan tidak melakukannya lagi, bukan karena dia menyerah di percobaan pertama, karena ini adalah kesekian kalinya mungkin sudah ada ratusan kali Yang Yuan mencobanya tapi tidak pernah sekalipun panggilannya di jawab. Ini sudah masuk bulan ke dua sejak kejadian malam itu, dan selama itu juga Yang Yuan putus komunikasi dengan Zia, tapi malam ini Yang Yuan masih berusaha menyampaikan apa yang ingin dia katakan langsung namun tidak pernah di beri kesempatan oleh Zia. Yang Yuan mengirimkannya pesan pada Zia, mungkin dengan pesan Zia masih mau membacanya. { Terimakasih untuk hukumannya malam ini, semoga dia puas. Jika dia belum puas karena tidak mengunakan tangannya sendiri datanglah dan lakukan apa yang ingin di lampiaskan padaku, tenaga saja aku tidak akan mengadukan ke siapapun, dan tidak akan pernah menuntut, apa perlu aku kirim bagian tubuhku ke alamat mu? sungguh aku rela, karena semua itu tidak akan pernah cukup untuk membayar kesalahan yang aku perbuat } Yang Yuan tersenyum kecut menertawakan dirinya sendiri karena begitu bodohnya di hanya gara-gara seorang wanita yang jelas-jelas tidak dapat dia gapai bahkan dia juga tidak memiliki perasaan yang sama dengannya. Senyum Yang Yuan semakin lebar saat melihat pesannya telah centang biru, dia sangat bersemangat dan menunggu untuk mendapatkan balasan dari Zia tapi tidak pernah dia dapatnya. Yang Yuan mengirimkan pesan lagi dan berjanji ini adalah terakhir kalinya Yang Yuan mengusik kehidupan Zia. { Mungkin ini adalah terakhir kalinya aku akan mengusik kehidupan mu, aku ingin mengatakan sesuatu yang mungkin kamu akan muntah jika membacanya, tapi aku akan mengatakannya sekarang, Syifa Fauziah binti Syamsuddin aku Yang Yuan sangat mencintaimu } Butuh beberapa saat bagi Yang Yuan untuk menekan tombol kirim, namun setelah Yang Yuan mengirimkannya Yang Yuan merasa sangat lega, dia seperti memiliki suntikan darah untuk bangkit dan kembali ke rumah, Yang Yuan tidak peduli apakah pesanannya di baca atau tidak oleh Zia, perasaannya sudah lega seperti batu besar di dadanya terangkat, rasa sakit yang dia rasakan sedikit teralihkan karena perasannya senang, meski itu hanya kebahagiaan yang dia buat sendiri, sugesti Yang Yuan untuk dirinya sendiri. Dengan senyumannya merekah Yang Yuan mengendarai pulang, dan sekarang dia tinggal memberi alasan apa yang harus di karang Yang Yuan setelah sesampainya dia di rumah, karena dia tidak akan mungkin mengatakan yang sesungguhnya pada keluarganya jika dia baru saja di hajar oleh seorang laki-laki yang kekasihnya sudah di tiduri oleh Yang Yuan. *** Sebulan kemudian Yang Yuan mendengar jika Zia sudah menikah dengan kekasihnya dan dia pindah ikut dinas suaminya dan Yang Yuan tidak mengetahui kemana laki-laki itu membawa Zia pergi, Yang Yuan sudah mengilhami Zia bahagia dengan laki-laki pilihannya karena sampai kapanpun Yang Yuan tidak akan pernah bisa menjadi kandidat untuk pilihan Zia, dia hanya seorang yang mencintai Zia diam-diam dalam jangka waktu yang tidak pernah di tentukan. Yang Yuan dan Yang Rou We dua saudara ini memiliki satu kesamaan yang amat di benci kebanyakan orang yaitu jika sudah menyukai seseorang mereka tidak akan bisa mengantikan orang itu untuk jangan waktu yang sangat-sangat lama, sepertinya dulu waktu mereka di ciptakan dan saat pembagian muve on mereka absen, tidak datang dalam pembagian itu yang menjadikan mereka mendengar kata muve on tabu dalam kehidupan mereka. Yang Yuan melanjutkan hidupnya setelah kepergiannya Zia yang mengikuti suaminya namun Yang Yuan masih terus memikirkan jodoh orang itu, sampai suatu hari Yang Yuan bertemu dengan beberapa orang yang mengenal Zia dan suaminya. Mereka mengatakan jika Zia sudah melahirkan seorang putri yang sangat cantik, memiliki mata sipit dengan kulit pucat. Mereka cukup keheranan karena Zia dan suaminya asli orang Manado dan Bengkulu, bagaimana mereka bisa memiliki ras seperti itu. Apalagi Zia melahirkan lebih awal 3 bulan lebih awal, Zia melahirkan di bulan ke 6 pernikahannya tapi bayi itu nampak sehat tanpa kekurangan apapun tidak seperti bayi prematur. Dan pemikiran buruk pun muncul di setiap kepala mereka mereka menduga jika Zia hamil duluan sebelum dia menikah dan lebih parahnya mereka menduga jika Zia hamil dengan orang lain. Yang Yuan terpaku di tempatnya dan saat ini juga ingin pergi kemanapun asalkan bisa menemukan Zia dan keluarga kecilnya, dia hanya butuh penjelasan apa yang di katakan orang-orang itu benar adanya, dan juga Yang Yuan ingin melihat putri Zia apakah dia mirip dengan dirinya, karena dugaannya mungkin waktu itu benar, namun Zia menutupinya dan tidak menginginkannya Yang Yuan untuk bertanggung jawab. Selain itu aib yang harus di tutupi, menikah dengan Yang Yuan itu bukan menyelesaikan masalah namun malah menambah masalah. "Sebesar itukan rasa benci yang kamu miliki untukku? Hingga kamu benar-benar tidak menginginkan aku, dan melimpahkan kesalahan yang aku buat pada orang lain, kesalahan yang tidak pernah di lakukan kekasihmu namun dia harus bertanggung jawab, pantas saja jika dia membenciku sampai ke tulang-tulangnya." Di saat ini Yang Yuan jatuh dalam depresi berat, dia sudah menyakiti dua orang sekaligus, Zia dan suaminya. dan kini ada putri mereka yang ternyata itu anak dari kesalahan yang di buat Yang Yuan dalam satu malam tanpa bisa di kendalikan oleh Yang Yuan. Depresi yang di sembunyikan Yang Yuan dilampiaskan pada game dan apapun yang bisa membuatnya melupakan Zia tapi Yang Yuan tidak sekalipun mau menyentuh wanita lain hingga dia di anggap seorang yang memiliki kelainan seksual karena sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan pada lawan jenis. Yang Yuan mengalami insomnia setiap malam dan selalu bermain game supaya dia tetap menjaga kewarasannya, karena sewaktu-waktu dia bisa gila jika Yang Yuan tidak berusaha membahagiakan dan mengalihkan perhatiannya sendiri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD