Semudah itu jatuh cinta pada orang yang sama

1009 Words
Hanan tersenyum sendiri, menganggap lucu dirinya sendiri dan keadaannya saat ini. Dulu dia dan Yang Rou We berlomba-lomba untuk mengenal satu sama lain kemudian mereka saling berlomba untuk melupakan. Tapi saat in setelah 4 tahun berlalu dan Hanan di pertemuan lagi dengan gadis itu Hanan dengan mudahnya langsung jatuh cinta seperti dulu saat pertama kali melihat Yang Rou We. Sungguh lucu bahkan Hanan tidak bisa mengontrol perasaannya sendiri, dia begitu mudahnya jatuh cinta lagi dengan orang yang sama, dia juga menertawakan sifat kekanak-kanakannya dulu. "Berapa lucunya aku," gumam Hanan sambil tersenyum. Apalagi setelah mengetahui Yang Rou We juga kuliah di tempat yang sam dengannya, dan dia mengetahui jika saat ini dia tidak memiliki siapapun di sampingnya, Hanan sudah berusaha untuk tidak memikirkannya namun gagal, wajahnya berlalu lalang bagai parasit yang mengakar di sanubarinya. Otaknya tidak bisa di kontrol begitu juga dengan tubuhnya, kakinya seakan berjalan sendiri mencari keberadaan Yang Rou We, dia dengan mudah mendapatkan semua informasi tentang Yang Rou We, ketika euro berjalan informasi akan mengalir dengan mudah. Bahkan hari ini Hanan tahu jika Yang Rou We sedang berada di perpustakaan, dan kakinya secara otomatis langsung melangkah ke sana, dia seperti seorang yang sudah menahan rindu berabad-abad pada Yang Rou We. Hanan masuk ke dalam perpustakaan yang sunyi dan senyap meski banyak pengunjung, semua nampak patuh dengan aturan perpustakaan, meski tidak semua pengunjung di perpustakaan tujuan utamanya untuk membaca buku, melainkan ada beberapa segelintir orang yang memanfaatkan perpustakaan yang sunyi dan senyap untuk beristirahat, ya ada beberapa orang datang ke perpustakaan untuk tidur atau sekedar beristirahat sejenak, tempat sunyi dan nyaman ini jarang bisa di temukan di tempat lain. Hanan mencari ke setiap lorong yang panjang dan banyak, namun setelah beberapa lama hanan masih tidak menemukannya, di tempat membaca yang bejibun pun Hanan tidak menemukan sosok gadis yang di rindukannya. Hanan menyandarkan tubuhnya di rak buku yang tinggi itu, mencoba tenang dan kembali menyusuri lorong dengan lebih teliti, Hanan berjalan pelan sambil memperhatikan setiap orang yang sedang sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Dan langkahnya terhenti saat dia melihat seorang gadis berambut sepundak sedang berjinjit akan mengembalikan buku di rak paling atas, akhirnya Hanan menemukan gadis itu setelah sekian lama dia berkutat di perpustakaan. Hanan memastikan jika itu benar-benar Yang Rou We, karena dia sedikit tidak mengenalinya dan membutuhkan waktu lama untuk mencari Yang Rou We di perpustakaan, karena Yang Rou We yang dia temui di acara pernikahan beberapa minggu yang lalu dia masih berambut panjang dan sekarang dia berambut sebahu, tentu saja Hanan perlu proses ulang untuk mencarinya di tempat yang luas ini karena Hanan awalnya hanya fokus pada seorang gadis berambut panjang dan ternyata targetkan sudah berubah. Yang Rou We tidak menyadari kedatangan Hanan, dia sibuk dengan daftar-daftar buku yang dia butuhkan, dia menunduk fokus pada secarik kertas yang ada di tangannya, dia membutuhkan banyak buku untuk tugasnya minggu ini, dia benar-benar tidak sadar saat ada sebuah wajah imut membaca berada tepat di pundaknya. "Perlu bantuan," kata Hanan lirih. Meski Hanan bicara sangat pelan namun tetap saja membuat Yang Rou We terkejut, tanpa sengaja dia memukul pipi Hanan karena refleks terkejutnya. "Maaf," ucap Yang Rou We langsung namun saat tahu siapa orang yang sudah membuatnya terkejut dia langsung membuatkan matanya lebar-lebar. "Hanan?" tanya Yang Rou We tidak percaya, dengan orang yang dia temui ini. "Sakit," ucap Hanan pura-pura kesakitan sambil memegang pipinya. "Apa yang kamu lakukan?" Jika Yang Rou We tidak ingat jika dia berada di perpustakaan mungkin dia sudah akan meneriaki Hanan. "Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Yang Rou We lagi. "Aku hanya kebetulan lewat," jawab Hanan sambil tersenyum pada Yang Rou We. "Pembohong besar," gumam Yang Rou We, siapa yang akan percaya dengan yang di katakan Hanan, bagaimana Hanan bisa di perpustakaan ini, mereka beda jurusan, dan Yang Rou We tahu jika Hanan mengambil jurusan kedokteran. Yang Rou We mengeleng pelan tidak termakan dengan kebohongan Hanan, dia berbalik dan meneruskan kembali pencariannya, dia tidak peduli dengan Hanan yang nampaknya mengikutinya. "Yang Rou We," panggil Hanan pelan berjalan di belakang Yang Rou. Namun gadis itu tidak menyahut, dia berlagak tidak mendengar panggilan dari Hanan. Yang Rou We menyibukkan dirinya dengan urusannya sendiri. "Yang Rou We," panggil Hanan untuk yang kedua kalinya, namun dia tetap tidak bisa meninggikan suaranya karena peraturan perpustakaan. Karena tidak mendapatkan respon dari Yang Rou We, Hanan dengan gerakan cepat pengambil secarik kertas yang ada di tangan Yang Rou We, yang sejak awal menjadi tempat fokus Yang Rou We. "Hanan," kata Yang Rou We sambil membuka matanya lebar-lebar, mereka saling berhadap-hadapan, satu tersenyum menggoda dan sang wanita nampak tersulut emosi. "Hanan, jangan berlagak sok kenal dan sok dekat denganku, aku sedang sibuk. Tolong pergilah," kata Yang Rou dengan wajah sangat serius. Namun nampaknya itu tidak berpengaruh pada Hanan, dia tetap tersenyum dan memainkan kertas itu di tangannya. "Hanan," Yang Rou We menekankan. "Kenapa kamu sangat galak," kata Hanan sambil mendekatkan tangannya yang memegang kertas itu pada Yang Rou We. "Berikan?" Yang Rou We sudah akan mengambil kertas itu dari Hanan namun Hanan mengelak. "Aku sedang tidak punya waktu untuk bercanda, tolong kembalikan." "Ambil sendiri," jawab Hanan masih dengan senyum yang tersungging. "Hanan," Nampak jika Yang Rou We tidak suka rencana Hanan. "Ambil sendiri," Hanan masih bersikukuh. Yang Rou We benar-benar muak dengan Hanan, dia langsung menyambar kertas itu dari Hanan, namun Hanan adalah yang memulai permainan tentu saja dia sudah siap dengan serangan Yang Rou We. Hanan menyembunyikan dengan gerakan cepat ke belakang tubuhnya, Yang Rou We tidak menyerah dia memanjangkan tangannya untuk menyusul gerakan Hanan. Mereka bertikai namun tidak menimbulkan suara, meski banyak bergerak, Hanan mengangkat tangannya tinggi-tinggi dengan secarik kertas yang dia jepit di jari telunjuk dan jari tengah. Perbedaan tinggi mereka yang jauh membuat Yang Rou We sulit meraih kertas itu meski dia sudah berjinjit. Yang Rou We sangat fokus ingin mengambil kembali kertas miliknya sampai dia tidak sadar jika Hanan tidak pernah mengalihkan pandangannya dari dirinya, mereka saling berhadap-hadapan dengan jarak yang dekat, Yang Rou We mendongakkan kepalanya mencari cara mengambil kertas di tangan Hanan, sedangkan Hanan menunduk melihat mata indah itu yang berjarak sangat dekat dengannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD