Bertemu di negeri orang

1149 Words
Robert masih tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh Hanan jika Yang Rou We adalah warga negara Indonesia, dari namanya dan wajahnya sama sekali jauh dengan Hanan yang tulen Indonesia, semua orang mengira jika Yang Rou We adalah keturunan Tiongkok asli tidak ada campuran darah apapun. "Aku tidak tahu menahu tentang keluarganya tapi dia sekolah di Indonesia dulu waktu sekolah menengah atas." Mereka terus mengobrol sambil membicarakan Yang Rou We sepanjang jalan, yang paling syok adalah Robert, dia memiliki fobia tersendiri terhadap seorang wanita asal Indonesia, salah satunya Hanan adalah penyebabnya. JK menepuk pundak Robert, "Kenapa wajahmu sangat pucat? Bukankah masih banyak wanita di luar sana, kamu tidak perlu seperti ini, kamu seorang playboy meski dengan wajah pas-pasan, cari wanita lain tidak perlu mempersulit hidup." "Tunggu? Sebenarnya kamu menghiburku atau sedang mengejekku?" Robert melepaskan tangan JK yang ada di pundaknya. "Dua-duanya," jawab JK, dan dia tertawa puas setelahnya. Mobil itu terus melaju melewati resort-resort yang indah, itu adalah pemandangan indah tersendiri bagi Hanan yang sudah 3 tahun tinggal di sini namun amat jarang meluangkan waktunya untuk jalan-jalan. "Apa perlu kita berhenti?" tanya JK saat ada seorang wanita melambaikan tangannya di pinggir jalan, dia sedang berdiri di samping mobilnya. "Aku pernah melihat wanita itu," celetuk Robert. Setelah memperhatikan di langsung teringat. "Astaga ... dia putri Mr big, dosen sejarah kita," Robert memang paling tahu masalah wanita. "Apakah dia juga menjari pesta yang sama dengan kita?" tanya Hanan. "Sepertinya begitu," jawab Robert, JK tidak mengatakan apapun dia langsung berhenti di depan mobil gadis itu. "Terimakasih telah berhenti," ucap gadis itu setelah JK keluar dari mobil. "Apakah ada masalah?" tanya JK. "Ban kami pecah." "Kami?" JK memiringkan kepalanya untuk melihat siapa orang yang ada di dalam mobil dan mata JK di buat terbuka karena yang ada di dalam adalah Yang Rou We, langsung JK menolah ke arah Hanan dan ternyata dia sudah mengetahui jika di sana ada Yang Rou We. "Tunggu sebentar," JK membalikkan tubuhnya dan mengatakan sesuatu pada Hanan, Hanan keluar dari mobil dan langsung memeriksa keadaan ban yang pecah. "Apa kamu bisa menggantinya?" tanya putri Mr big. "Akan aku coba," jawab Hanan dengan senyuman kecil. "Hanan aku pergi dulu, aku harus pergi ada sesuatu yang harus aku selesaikan dengan segera," ucap JK pada Hanan dan Hanan hanya mengangguk. "Maaf, kami harus meninggalkan teman kami di sini untuk membantu anda, tapi aku tidak bisa menunggu lama, aku memiliki sesuatu yang harus di selesaikan," ucap JK pada putri Mr big. "Iya, iya a a, tidak apa-apa, terimakasih telah mau menolong," jawab putri Mr big dengan sedikit rasa tidak nyaman, tapi dia masih terpaksa tersenyum. JK dan Robert pergi lebih dulu, mungkin jika dua gadis itu bukan putri Mr big dan Yang Rou We mungkin Robert akan senang hati menjadi orang yang mereka tinggalkan, tapi dua wanita itu jenis wanita yang di hindari Robert, Yang Rou We dari Indonesia dan satunya adalah putri dari seorang dosen sejarah dia sudah memiliki catatan buruk di pelajarannya dan tidak ingin menambah lagi deretan dengan mendekati putrinya. "Di mana ban serepnya?" tanya Hanan. "Di sana, di sana," Gadis itu menunjukkan pada Hanan. Yang Rou We yang sedari tadi diam di dalam mobil kini dia keluar, dia berdiri tak jauh dari mobil namun dia tidak memperhatikan Hanan dia menyibukkan dirinya melihat pemandangan indah sekeliling. Setelah lima belas menit Hanan selesai menganti ban itu dan putri Mr big memberikan handuk kecil dan sebotol air mineral, setelah membersihkannya semuanya mereka bersiap untuk pergi, namun Hanan tidak masuk yang membuat putri Mr big binggung. "Kenapa kamu tidak masuk? tanya putri Mr big pada Hanan. "Apakah aku boleh ikut?" "Tentu saja." "Tapi teman mu sama sekali tidak terlihat senang jika aku ikut dengan kalian? Sedari tadi dia sama sekali tidak tersenyum," Gadis itu langsung menoleh pada Yang Rou We, dan benar saja dia sedang membuang wajahnya keluar. "We ..., ada apa denganmu. Bukankah kamu baik-baik saja?" "Aku baik-baik saja," jawab Yang Rou We tanpa tersenyum sedikit pun. "Pergilah, aku akan mencari tumpangan lain," kata Hanan pada putri Mr big. "Bagaimana bisa seperti itu? Di sini sudah mencari kendaraan umum." "Tidak apa, pergilah." "Tidak, tidak bisa seperti ini, kami ... baru saja ...." Yang Rou We yang menyetir langsung tancap gas tanpa tanpa menoleh sampai gadis itu kaget karena tidak menyangka jika Yang Rou We akan langsung meninggalkan Hanan tanpa bicara dulu untuk mengkonfirmasinya. Hanan hanya tersenyum melihat mobil yang di kendarai oleh Yang Rou We melaju begitu saja, mobil itu terus melaju sampai hilang di pandangannya, Hanan sama sekali tidak keberatan akan hal itu, dia sengaja melakukannya untuk melihat reaksi apa yang di berikan Yang Rou We padanya. Kini Hanan berjalan sendirian di tempat yang amat sepi meski banyak kendaraan yang melintas tidak ada niatan untuk menghentikan salah satunya meminta tumpangan dia berjalan terus sambil membayangkan 4 tahun yang lalu, saat waktu yang dia habiskan bersama dengan Yang Rou We. Untung saja pemandangan sekitar cukup indah untuk di nikmati sehingga dia masih bisa berjalan sambil tersenyum ke arah kemana mobil Yang Rou We pergi dan menghilang. Hanan mengambil ponselnya kemudian mencari nama seseorang yang sudah membuat kesepakatan dengannya. "Misi gagal," ucap Hanan pada JK. "Aku akan kembali sekarang?" jawab JK di ujung panggilan. "Tidak perlu terburu-buru, tunggu setengah jam lagi. Kamu bisa makan dengan Robert dulu, aku tidak traktir." "Kamu yakin?" JK memastikan. "Aku yakin, kalian bisa makan aku akan menunggu di sini sambil berjalan, aku tidak ingin dia kembali dan tidak menemukan ku di sini." "Aku tidak tahu masalah apa yang kamu buat dengan gadis itu tapi sepertinya itu menarik aku tunggu waktu konfirmasinya." "Jangan terlalu banyak berharap," jawab Hanan sambil menutup panggilan itu. Hanan memang membuat kesepakatan dengan JK, dan jika dia gagal JK akan kembali menyusulnya, JK beralasan memiliki urusan mendesak itu hanya akal-akalan JK saja. Sedangkan untuk Hanan, kehilangan sedikit uang untuk teman-temannya itu bukanlah masalah besar dan dia sudah mendapatkan jawaban yang dia inginkan, perseteruan antara dia dan Yang Rou We selama 4 tahun tidak menemukan titik terang, selain ponsel Hanan yang hilang dan tidak bisa menghubungi gadis itu lagi. Mungkin mereka memiliki kesalahpahaman yang belum terpecahkan, Hanan merasa benar dan gadis itu juga nampak seperti orang yang tersakiti, Hanan tidak tahu letak kesalahannya, namun hari ini dia seperti pelaku satu-satunya di antara mereka berdua, tapi perasaan itu masih ada dan kini Hanan tersenyum sendiri melihat Yang Rou We sangat dingin padanya, seolah mereka sama sekali tidak saling mengenal. Sejak saat itu mereka sama sekali tidak bertemu meski hanya berpapasan, Hanan setelah lulus langsung pergi ke Jerman sampai saat ini, dia sama sekali tidak tahu menahun bagaimana kabar Yang Rou We di tanah air. Cukup mengejutkan saat bertemu Yang Rou We di negara asing dan yang lebih mengejutkan lagi ternyata Yang Rou We juga menempuh pendidikan di Jerman dan satu universitas dengannya. Sungguh membingungkan, bagaimana mungkin waktu selama 3 tiga tahun mereka bisa tidak bertemu padahal berada di lokasi yang sama meski tidak dalam satu jurusan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD