Apakah ini sebuah jebakan

1342 Words
Yang Rou We membuka matanya dengan berat, kepalanya juga seperti berputar, setelah memindai sekelilingnya Yang Rou tidak menemukan ada di mana dirinya, sebuah ranjang yang empuk dengan fasilitas mewah di sekelilingnya, Yang Rou We bertanya-tanya karena tempat ini bukanlah tempat tinggalnya yang baru dengan fasilitas yang sederhana dan terbatas. "Ini di mana?" tanya Yang Rou We pada dirinya sendiri, "Tentang ini seperti hotel?" Sambil memegang kepalanya yang berat dia melihat sekeliling, setelah merasa baikan Yang Rou We semakin yakin jika tempat ini adalah sebuah kamar hotel, itu juga Anisa di lihat dari logo dan brosur di atas meja, yang dengan sangat jelas bisa di baca tertera nama hotel, yang jadi pertanyaan Yang Rou We sekarang, bagaimana bisa di berakhir di hotel jika Yang Rou We sama sekali tidak pernah bermain di hotel. "Siapa yang membawa aku ke sini? Apakah Hanan?" Nama Hanan selalu menjadi nomor satu, tapi kenapa dan di mana sekarang dia. Yang Rou We mencari sekelilingnya, sesuatu yang mungkin bisa menjadikan dia sebuah petunjuk, Yang Rou We menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya, dan akan turun dari ranjang empuk itu, namun dia terhenti saat dia mendapati ada yang salah, kaos lengan panjang yang dia gunakan terasa tidak nyaman, dan setelah di perhatikan lagi oleh Yang Rou We ternyata itu terbalik, yang seharusnya di depan kini ada di belakang. Dan datang lagi pertanyaan baru, bagaimana mungkin Yang Rou We ceroboh seperti ini, Yang Rou We Yamin sekali jika saat pagi tadi Yang Rou We mengunakan pakaian ini dengan baik dan benar, kaos lengan panjang ini memang jika sekilas tidak bisa di bedakan antara depan dan belakang, seperti pakaian yang fleksibel yang bisa di gunakan depan dan belakang, namun jika pakaian ini di gunakan secara terbalik maka akan terasa tidak nyaman, Yang Rou We sudah hafal bagian depan dan belakangnya, tapi bagaimana bisa ini terbalik. Yang Rou We duduk di tepi ranjang karena tidak ada seorangpun di sini, Yang Rou We langsung melepaskan pakaiannya dan dengan cepat menguangkannya lagi, setelah itu Yang Rou We duduk terdiam sambil melamun dan tangannya masih membenarkan pakaiannya yang terlipat. Yang Rou We berpikir keras lagi bagaimana bisa di berada di sini padahal Yang Rou We sama sekali tidak memiliki ingatan apapun tentang bagaimana dia pergi ke sana, yang dia ingat, sore ini sepulang kerja Yang Rou We menunggu Hanan di sebuah coffee shop, karena Hanan tidak bisa menjemputnya, mereka bertemu di coffee shop setelah itu pergi untuk belanja bersama, tapi saat Yang Rou We menunggu Hanan dia hanya memesan jus mangga belum juga dia menghabiskan minumnya Yang Rou We merasa jika dia tiba-tiba merasa sangat mengantuk, Yang Rou We sudah berusaha menahan rasa kantuknya tetap tidak bisa dan dia sedang perlahan kehilangan kesadarannya, ini bukan Yang Rou We sekali, jika dia bisa tertidur di tempat umum. Hanya itu yang ada di memori Yang Rou We, dia sudah tidak ingat apapun, mungkin Hanan yang membawanya kemari, tapi mengapa, bukanlah seharusnya pulang ke kos, dan anehnya kepada Yang Rou We tidak terbangun, saat Hanan membawanya kemari. Yang Rou We melihat tas miliknya tergeletak di atas nakas, dia mengambilnya dan melihat isinya, tidak ada satupun yang kurang, lalu apa ini, kenapa Yang Rou We merasa ada yang aneh. Yang Rou We mengambil ponselnya dan akan membuat panggilan pada Hanan untuk membuat semuanya menjadi jelas. "Hallo ada apa sayang? Kamu tidak kerja?" tanya Hanan setelah panggilan itu terhubung. Yang Rou We melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya, dia melihat jika di sudah telat bekerja dan itu bukan kebiasaannya bangun terlambat, tidur macam apa yang di jalani hingga Yang Rou We bisa tidur sangat nyenyak, dia juga tidak merasa jika dia terlalu kecapean hingga dia bisa tidur seperti kerbau. "Kamu di mana?" tanya Yang Rou We, mengalihkan pertanyaan Hanan, Yang Rou We belum yakin apa yang sebenarnya terjadi jadi dia lebih baik menghindari pertanyaan yang dia masih ragu untuk menjawabnya. "Aku belum pulang," jawab Hanan, "Tapi aku sebentar lagi aku pulang, mungkin dua jam aku sudah sampai kos. Aku sudah mengirimkan pesan semalam jika aku tidak bisa menemanimu belanja. Karena temanku istrinya melahirkan jadi aku menggantikan dia." Yang Rou We terdiam, Hanan belum pulang itu artinya Hanan semalam bekerja, shift malam. Lalu dengan siapa Yang Rou We datang ke hotel. Bahkan Hanan mengirimkan pesan padanya, tapi Yang Rou We sama sekali tidak tahu akan hal itu. Yang Rou We langsung bangkit, dia kembali melihat sekeliling namun tetap tidak menemukan siapapun, ini membuat Yang Rou We takut. "Kamu sudah makan?" tanya Hanan. "Belum, habis mandi," jawab Yang Rou We menyembunyikan kegelisahannya dari Hanan. "Loo aku kira kamu sudah ada di kantor?" "Aku ambil cuti satu hari," jawab Yang Rou We sambil melihat arah pintu. "Kamu sakit?" tanya Hanan panik. "Tidak, jangan khawatir. Aku hanya merasa lelah dan hari ini aku hanya ingin istirahat." "Baiklah, itu lebih baik. Kamu ingin aku belikan apa saat aku pulang?" "Tidak, tidak usah, masih banyak makanan di lemari pendingin." "Baiklah, mungkin aku sedikit siang menengguk mu, aku ingin tidur dulu sebentar setelah pulang, kamu juga istirahat jangan terlalu capek." "Iya," jawab Yang Rou We seakan-akan dia sedang bahagia, tapi sebenernya dua tersenyum saj terasa berat. "Bagaimana jika berhenti bekerja dari sekarang? Biarkan aku yang bekerja, kamu tidak perlu khawatir aku masih bisa di andalkan, hajiku cukup untuk hidup kita berdua." "Kita bicarakan ini lagi nanti, aku merasa masih bisa bekerja bulan-bulan ini. Baiklah aku tutup dulu telponnya, selamat bekerja," Yang Rou We segera menutup panggilan itu, selain dia takut Hanan akan menemukan dirinya berbohong dengan situasi ini, Yang Rou We juga takut tidak bisa menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi padanya. Yang Rou We langsung membuka pesan dari Hanan dan menemukan jika Hanan benar sudah mengirimkan pesan, jika dia tidak akan datang, bagiamana tadi dia saat akan menghubungi Hanan tidak melihat pesan ini. Perasaan Yang Rou We tidak enak, ini membuatnya tidak nyaman dan takut, segera dia bercermin untuk memastikan jika penampilannya biasa-biasa saja setelah itu dia segera meninggalkan tempat itu dengan pertanyaan menumpuk, dan dia tidak tahu harus bertanya pada siapa jika sudah seperti ini, tidak mungkin juga dia bisa datang ke hotel dan memesan sebuah kamar dalam keadaan tidur. Jika ini di lakukan orang lain, apa tujuannya, bagaimana dia melakukan ini tanpa Yang Rou We sadari, pikiran Yang Rou We benar-benar berantakan. Saat Yang Rou We akan membuka kenop pintu dan melangkah keluar, dia mengurungkannya, dia butuh kepastian saat ini juga, jadi dia kembali dan masuk kedalam kamar mandi, pertama yang dilakukan adalah membasuh wajahnya, menatap pantulan wajahnya sendiri, terlihat wajah gelisah di sana. Yang Rou We memastikan dirinya sendiri jika dia tidak boleh ragu, dan kemudahan Yang Rou We membuka celana panjangnya dia kenakan, dia butuh melihat pakaian lapisan paling dalam untuk memastikan semuanya, karena otaknya sejak tadi berpikir jika bukan Hanan yang membawa dia kemari lalu siapa, dia tidak mungkin datang sendiri, makan ada orang lain yang melakukannya, dan tujuannya sampai sekarang Yang Rou We belum tahu tapi ada satu pikiran yang membuat Yang Rou semakin panik karena dia takut jik ada seorang yang memasukkan obat dalam minumannya saat Yang Rou We berada di coffee shop dan membawanya kemari saat Yang Rou We tidak sadarkan diri, apalagi Yang Rou We mendapati pakaiannya terpakai secara terbalik, kemungkinan besar jika pakaian yang di kenakan Yang Rou We di lepas saat Yang Rou We tidak sadarkan diri dan di kenakan lagi sebelum Yang Rou We siuman, itu bisa saja terjadi. Yang Rou We saat ini tidak ragu lagi untuk melepaskan semua pakaian bagian bawahnya, karena mungkin jika terjadi sesuatu Yang Rou We bisa menemukan jejaknya meski sedikit di pakaian lapisan paling dalam. Dan Yang Rou We tidak menemukan apapun di sana, dia sedikit lega karenanya. Setelah tidak menemukan apa yang di duga, Yang Rou We bisa bernapas lega dan bersiap pulang, meski itu tidak seperti yang di duga tapi ada pertanyaan lain yang muncul. "Lalu tujuan orang itu apa? Jika bukan untuk menjebak ku lalu apa?" Bukannya tidak bersyukur karena tidak terjadi hal yang buruk tapi itu cukup membingungkan bagi Yang Rou We karena tidak menemukan alasan kenapa dia berada di sini dengan ke adan baik-baik saja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD