Lina

1018 Words
Mourent melangkahkan kakinya ke sebuah gedung yang dia tuju dari tempat tinggalnya sekitar 15 menitan, Mourent datang mencari seseorang yang bernama Lina. Tujuan Mourent datang itupun karena permintaan dari Lina sendiri, kemarin saat Mourent pergi ke pantai bersama dan tidak sengaja bertemu dengan A Wan mendapatkan panggilan dari nomor yang tidak dikenal dan itu ternyata milik Lina. Mourent tidak mengenal Lina, begitu juga sebaliknya namun Lina mendapatkan nomor kontak Mourent dari dokter yang mengobati suaminya beberapa waktu lalu hingga suaminya sembuh total. Awal percakapan antara Lina dan Hanan hanyalah sebuah iseng, Hanan mempertanyakan pekerjaan Lina yang ternyata seorang memiliki usaha catering yang bekerjasama dengan sebuah wedding organizer yang cukup besar. Percakapan itu sudah dipertanyakan berbulan-bulan yang lalu sebelum Hanan berpisah dengan m begitu Hanan begitu Ingin melihat mengembangkan kemampuannya memasak yang menurut Hanan itu sebanding dengan koki yang ada di restoran tinggal mengasah beberapa kemampuan yang dimiliki oleh Mourent, masakan Mourent bisa di adu dengan seorang koki restoran. "Maaf jika aku boleh tahu, Mbak dapat nomor kontak saya dari mana?" tanya Mourent memberanikan diri untuk bertanya kepada Lina. "Dokter Hanan," jawab Lina dengan cepat. "Dokter Hanan?" "Iya, saya dapat dari dokter Hanan. Sebenernya sudah lama namun baru hari ini saya bisa menghubungi anda karena baru sekarang ada lowongan, koki saya sedang cuti melahirkan jadi saya membutuhkan seseorang untuk mengisi tempat itu." "Dan Mbak percaya begitu saja?" Mourent memastikan, karena dia tidak ingin Lina percaya begitu saja pada kemampuan dirinya yang belum di uji. "Saya sudah merasakan masakanmu," jawab Lina. "Kapan?" Mourent semakin binggung. "Waktu itu sudah berbulan-bulan yang lalu, dokter Hanan membawakan saya sebuah kotak makan dan dia mengatakan jika itu adalah masakan mu." "Jadi seperti itu ...?!" gumam Mourent sambil sedikit menunduk. "Jika boleh tahu, hubungan mu dengan dokter Hanan sebenernya apa? Dia begitu yakin sekali dengan kemampuan yang anda miliki?" Mourent tidak langsung menjawab, dia tersenyum kecil dan sedikit malu mengatakannya, dia sudah lama sekali tidak membahas mantan suaminya itu dengan orang lain. "Saya mantan istrinya," jawab Mourent sedikit lirih. "Mantan?" Lina nampak terkejut. "Iya." "Sudah lama kalian bercerai?" "Belum, sekitar 3 bulan." "Belum lama," gumam Lina sambil menunjukkan raut kesedihan. Lina memang tidak memiliki ikatan apapun dengan dokter Hanan apalagi dengan Mourent namun dia memiliki hubungan baik dengan Hanan, Hanan yang selalu bersikap baik dan sopan di kala dia merawat Suaminya. Sebenarnya Lina ingin menanyakan banyak hal tentang tentang Hanan dan juga kehidupan mereka tapi itu nampak tidak sopan ketika pertanyakan di pertemuan mereka yang pertama jadi Lina mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut baru setelah Mourent pekerja dengannya lebih 1 bulan Lina baru berani bertanya tentang kehidupan Mourent dan juga Hanan yang membuat mereka berpisah. Mourent langsung bekerja pada Lina keesokan harinya. Mourent menerima pekerjaan ini karena selain memasak adalah kegemarannya, dia menjadi dirinya sendiri ketika memasak menyibukkan dirinya dengan bahan-bahan makanan yang bisa sedikit melupakan permasalahan kehidupannya sendiri dia lebih suka memasak daripada harus berinteraksi dengan banyak orang dengan senyuman mengembang di bibirnya di saat situasi hatinya senang maupun sedih. Lina juga nampak puas dengan pekerjaan yang dimiliki pekerjaan yang dilakukan oleh Mourent selain memiliki masakan yang enak masuk ke catering yang dia miliki juga seorang yang cukup cekatan dan rajin membuat lini sangat puas dengan pekerjaan yang dilakukan oleh Mourent. "Bisakah aku bertanya satu hal?" tanya Lina. "Silahkan," jawab Mourent sambil melepaskan apron yang dia gunakan. "Mungkin ini sedikit pribadi dan maafkan kelancangan saya," imbuh Lina. "Katakan saja," jawab Mourent, nampak biasa-biasa saja. "Kenapa kalian bercerai, yang aku kenal dokter Hanan sangat baik?" "Kami tidak berjodoh," jawab Mourent dengan santai. Setelah bercerai dengan Hanan lebih dari 4 bulan membuat Mourent sudah mulai terbiasa menyebut dirinya para mantan istri Hanan dan tidak lagi terbawa perasaan mengingat bagaimana dia pernah hidup bersama dengan laki-laki itu dia sudah bisa menerima kenyataan jika hubungan pernikahannya dengan Hanan hanyalah seumur jagung yang tidak menghasilkan apapun. "kalian seperti seorang pasangan yang sangat serasi bagaimana dua orang yang saling melengkapi dan seperti pasangan sempurna bisa perceraian aku sedikit mengenal daftar Hanan Dia seorang yang baik dan setelah bersamamu selama 1 bulan kamu juga orang baik apakah ketika dua orang baik disatukan tidak bisa bertahan lama?" "Aku ingin mempertahankan pernikahan ini, tapi nampaknya dokter Hanan tidak. Tapi aku juga tidak bisa menyalahkan semua keadaaan ini kepadanya karena aku juga bersalah di sini," ucap Mourent. "Pemicu utamanya apa? Hingga kalian berpisah? Orang ke tiga?" Mourent kehilangan senyumnya kemudian melihat Lina yang nampak yakin dengan tebakannya. "Dan aku orang ke tiganya," jawab Mourent. "Ha?" "Dia belum selesai dengan masa lalunya, yang membuat dia tidak bisa menjalani kehidupan selanjutnya dengan ku," jawab Mourent. "Apa karena wanita bernama Yang Rou We?" tanya Lina. Mourent langsung mengangkat pandangannya dan menatap Lina, dia tidak pernah mengatakan dengan siapapun tentang wanita bernama Yang Rou We dan yang Mourent ketahui Hanan tidak akan mengatakan hal-hal seperti itu kepada orang asing dengan mudahnya yang membuat Mourent bertanya-tanya bagaimana Lina bisa mengetahui tentang permasalahannya permasalahan utama pernikahan mereka yaitu wanita bernama Yang Rou We. "Bagaimana kamu tahu tentang Yang Rou We?" tanya Mourent penuh selidik dan wajahnya yang sangat serius. "Aku cukup baik mengenal Yang Rou We," jawab Lina sambil mendongakkan kepalanya, melihat langit-langit gedung. Tidak ada apapun di langit-langit di atasnya tapi pikirannya melayang jauh di mana beberapa tahun yang lalu saat dia mengenal seorang wanita yang sedang terpuruk di mana di masa dia berjuang sendirian dengan keadaan yang menyedihkan. "Kamu kenal Yang Rou We?" Karena terkejut sampai Mourent lupa memanggil Lina dengan sebutan Mbak. "Tapi doktor Hanan tidak tahu jika ku mengenal Yang Rou We dengan baik, dia hanya tahu jika kita berhubungan baik karena dia dokter dan aku keluarga pasien. Padahal aku sudah mengenal Hanan jauh dari ini aku mengenal Hanan saat dia masih menjadi seorang dokter baru saja dia pulang dari Jerman dan mengetahui masa mudanya dan tentu saja kisah cinta dengan wanita yang bernama Yang Rou We." Dengan susah payah Mourent menelan ludahnya sendiri dia sangat penasaran mengetahui bagaimana kehidupan Hanan dan kekasihnya dulu. Tapi saat ini ketika berhadapan dengan saksi matanya dia cukup kesulitan dan kebingungan apa yang sebenarnya ingin diketahui karena mungkin saat mengetahui kenyataannya kita mengetahui kisahnya itu akan menyakiti dirinya sendiri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD