bc

Ini Anakmu, Om

book_age18+
286
FOLLOW
5.3K
READ
one-night stand
HE
age gap
friends to lovers
bxg
kicking
city
like
intro-logo
Blurb

Kami begitu dekat tapi dia tidak menyadari jika belahan jiwaku adalah belahan jiwanya.

chap-preview
Free preview
Selingkuh
"Nara cepetan deh aku tuh lihat Valdo sama cewek 21 club!" Kata seorang gadis di ujung telepon membuat seorang gadis muda nan cantik jelita yang sedang mengendarai mobilnya spontan menginjak pedal gas lebih dalam. "Iya, ini aku lagi di jalan bentar lagi aku sampai," jawab gadis cantik berambut panjang tergerai itu, dengan penuh konsentrasi ia mengendarai mobil mewahnya menuju klub malam yang disebut oleh temannya. "Oke, aku tunggu kamu di pintu masuk, ya," jawab sang sahabat di ujung telepon sana, tanpa pikir panjang lagi gadis itu langsung melempar asal ponselnya ke kursi samping kemudi, gadis cantik bertumbuh tinggi dengan hidung mancung itu langsung memasuki area klub malam dan memarkirkan mobilnya sembarang posisi di sana, dengan tergesa-gesa gadis bernama Xenara Claresta itu mengambil kartu identitasnya untuk menunjukkan jika dia memang sudah dewasa dan diizinkan masuk ke dalam klub malam tersebut. Maven, nama keluarga yang tertulis di belakang namanya seolah menunjukkan identitas dirinya yang seorang putri konglomerat yang pasti dikenal oleh banyak orang, baik yang memiliki derajat sama atau pun di bawah mereka. "Di mana mereka?" tanya gadis bermata kecoklatan tajam berbingkai bulu mata lentik lebat dan panjang itu pada sang sahabat yang benar-benar menunggunya di pintu masuk. "Ada di atas, ayo buruan aku tunjukin," jawab gadis yang sudah lama bersahabat dengan Nara, kedua Gadis itu saling bergandengan dengan Nara berjalan di belakang mengikuti langkah pasti sang sahabat. "Valdo!" Pekik Nara sekuat tenaga walaupun suaranya tetap kalah dengan dentuman musik yang begitu memekakkan telinga di klub malam tersebut, ruangan bercahaya redup yang hanya diwarnai dengan kilatan lampu disko warna-warni nyatanya cukup membuat sepasang muda-mudi yang sedang asik berciuman sambil duduk di sofa club malam tersebut terlihat sepasang mata tajam Nara. Sepasang muda-mudi yang sedang asyik b******u itu saling melepaskan pelukan dan dengan mata terbelalak menatap ke arah Nara yang sedang berdiri sambil berkacak pinggang dengan mata menatap tajam ke arah mereka. "Nara jangan Nara! Please ... sabar, jangan bikin kekacauan!" Kata Risa mencoba mencegah sang sahabat meluapkan emosi pada pemuda yang sudah dua tahun terakhir ia pacari, bukan tanpa sebab Risa heboh seperti itu karena sekarang Nara sudah mengambil botol minuman beralkohol yang ada di meja dan dengan penuh emosi mendekati sang kekasih seolah siap memukul kepala pemuda itu dengan benda yang dipegangnya. "Sayang, please sabar dulu!" Akhirnya dengan wajah yang ketakutan pemuda yang tadi Nara lihat sedang asyik b******u dengan seorang gadis bangun dari duduknya dan mencoba menenangkan Nara, sedangkan gadis yang sama sekali tidak Nara kenal itu terlihat begitu santai. "Kamu mau jelasin semuanya? Alasan apa mau kamu kasih ke aku? kamu selingkuh dari aku!" Pekik Nara dengan penuh emosi, gadis itu melempar asal botol yang ia pegang tapi terjatuh di atas sofa hingga tidak pecah, Risa menghela nafas lega melihatnya tapi gadis itu tetap berusaha memegangi lengan sang sahabat takut jika tiba-tiba Nara mengamuk. "Ayo kita ngobrol di luar!" Kata Valdo dengan wajah datarnya pemuda itu lalu berjalan lebih dulu dengan gadis yang tadi b******u dengannya mengikuti langkahnya, Nara mendengus begitu kesal lalu mengikuti mereka apalagi saat melihat bagaimana Valdo menggandeng tangan gadis itu, tentu saja Risa dengan begitu setia mendampingi sahabatnya. Valdo mengajak sang kekasih untuk mengobrol di luar club malam agar dentuman musik yang begitu keras tidak mengganggu mereka, Nara dan gadis yang tidak dia kenal sama-sama berdiri di sebelah Valdo dengan gaya yang sama melipat tangan di bawah d**a memasang ekspresi kesal di wajah masing-masing. "Ini siapa sih, Sayang? gangguin aja!" Tanya Gadis itu pada Valdo, tentu saja membuat Nara mengerutkan kening dan menatapnya dengan begitu tajam. "Dia tanya tuh, jawab aku ini siapa! Aku juga mau tanya sama kamu dia itu siapa? Kamu bakal jawab kalau kita berdua ini pacar kamu gitu?" Kata Nara dengan begitu lantang sambil menatap sang kekasih penuh emosi. "Nara, Sintia, aku benar-benar minta maaf! Tapi kalian berdua emang pacar aku," jawab Valdo sambil menatap kedua Gadis itu bergantian gadis yang sekarang Nara tahu bernama Sintia itu tidak terlalu terlihat kaget sama seperti dirinya. "Kamu minta maaf setelah kamu selingkuhin aku padahal kita udah pacaran dua tahun lebih, apa sih kurangnya aku sebagai pacar kamu?" Tanya Nara pada sang kekasih, Gadis itu begitu emosi hingga mendorong dada Valdo dengan tangannya hingga pemuda itu sedikit terhuyung ke belakang. "Aku juga udah dua lebih tahun lebih pacaran sama dia," jawab Sintia membuat Nara terlihat kaget dan menatap wajah Valdo meminta penjelasan, Risa yang berdiri di dekat sang sahabat hanya diam mendengarkan pembicaraan mereka. "Aku jadian sama Sintia dulu, terus dia pergi ke luar kota buat kuliah makanya aku nembak kamu," terang Valdo sambil menatap Nara, gadis itu berdecak kesal lalu langsung meninju wajah sang kekasih dengan penuh emosi. "b******k! Dasar sampah, sana pergi ke tong sampah dan jangan pernah lagi munculin muka kamu itu di depan aku! Kita putus, jadian sama kamu adalah hal yang paling aku sesali dalam hidup aku!" Pekik Nara di depan wajah Valdo, Gadis itu langsung meninggalkan tempatnya berdiri, meninggalkan Valdo yang hanya diam memegangi wajahnya yang baru saja mendapatkan bogem mentah dari sang kekasih. Mantan kekasih tepatnya. Sekarang. Nara melangkah dengan penuh emosi kembali memasuki klub malam dengan Risa yang mengikuti di belakangnya. "Nara kamu emang keren banget! Kamu bener Valdo itu ternyata sampah, kamu bener langsung buang dia ke tong sampah!" Kata Risa yang berjalan di sebelah Nara. Nara langsung menatap sang sahabat yang memiliki tinggi tubuh tidak begitu berbeda darinya lalu menangis, "hati aku sakit banget Kenapa sih, Valdo tega banget sama aku padahal aku beneran cinta sama dia, aku juga turutin Semua yang dia minta selama ini tapi kenapa dia jahat banget sama aku!" Risa mengelus punggung sang sahabat berusaha menenangkan Nara yang terus menangisi nasibnya yang diselingkuhi oleh pacar yang begitu dia sayangi, mereka duduk di meja bar sekarang dengan bartender yang sibuk membuatkan pesanan minuman para pengunjung klub malam di mana mereka berada sekarang. Sudah satu gelas minuman beralkohol masuk ke dalam perut Nara, Risa membiarkannya karena tahu Nara tidak akan mabuk hanya dengan minuman itu Risa dengan setia mendengarkan setiap celotehan Nara yang mengungkap betapa sakit hati ya dikhianati oleh sang kekasih. "Kamu boleh nangis, Ra, tapi cuma malam ini aja ya. Kamu sendiri yang bilang Valdo itu sampah kenapa kamu harus nangis-nangis karena dia," kata Risa berusaha membesarkan hati sang sahabat, walaupun dia juga prihatin melihat keadaan Nara, Risa tahu betapa Nara mencintai Valdo, Nara juga dengan begitu ringan tangan membantu setiap kesulitan Valdo yang notabennya tidak sekaya mereka. "Iya aku tahu dia sampah, dia sampah yang nggak berguna, nggak punya hati nggak punya perasaan, tapi aku cinta sama dia, tapi sekarang rasa cinta aku udah hilang berubah jadi benci, benci, benci! Tapi hati aku tetep aja sakit," kata-kata Nara dengan celotehan mengeluarkan rasa sakit di dalam hatinya. Risa hanya diam menatap gadis di sebelahnya dengan tatapan prihatin, tapi ponsel yang bergetar di saku celananya mengalihkan perhatian gadis itu, Risa langsung mengambil ponselnya dan membaca pesan yang ia terima. "Ra, aku harus pulang, kalau nggak Mama aku bakalan ngamuk. Ayo kamu juga pulang," ajak Risa setelah membaca pesan yang masuk ke ponselnya. "Enggak aku belum Pengen pulang, aku masih pengen di sini. Kalau di rumah aku bakalan lebih sedih!" Jawab Nara menolak ajakan sang sahabat. "Tapi kamu jangan mabok, ya! Aku telepon Om Bryan ya biar jemput kamu ke sini," kata Risa dengan penuh kekhawatiran tapi Nara langsung menggeleng cepat. "Nggak usah Papa lagi di luar negeri honeymoon, nggak tahu buat yang ke berapa kali sama istrinya!" Jawab Nara cepat Risa menghela nafas panjang mendengarnya. "Ya udah kalau gitu aku pulang dulu ya, inget jangan mabok!" Pesan Risa pada sang sahabat, anggukan kepala Nara mengiringi langkah Gadis itu meninggalkan sang sahabat yang sedang patah hati sendirian di klub malam yang semakin ramai itu. "Mas aku mau whisky, bukan satu gelas tapi satu botol!" Kata Nara pada bartender yang ada di depannya. Di tempat yang sama hanya berbeda sudut saja seorang laki-laki tampan berteriak dengan begitu kesal menyebut sebuah nama yang begitu lekat di hatinya, "Hilda b******k! Bisa-bisanya kamu selingkuhin aku lagi!"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.0K
bc

My Secret Little Wife

read
94.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.0K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.0K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook