Author’s Point of View
Keesokan harinya, semua menjalani seperti biasa. Mereka memang sudah menjadwalkan hari ini untuk membahas pesawat baru milik Sam. Zlo dan Kare berdiri menatap pesawat yang masih dalam tahap pembuatan. Sudah diputuskan untuk menggunakan titanium sebagai bahan utama karena bobotnya yang ringan, sangat kuat, tahan terhadap korosi, dan yang terpenting non magnetik. Kecepatan dan keseimbangannya juga sangat baik mengingat bentuknya yang sudah dimodifikasi. Walaupun tidak semengerikan DX-05T dan tidak secanggih G-99 dalam manuver, pesawat milik Sam ini sudah sangat cocok dalam menjalankan misi ini. Pesawat tanpa nama yang dimiliki Sam bahkan saat pesawat ini belum jadi, juga memiliki senjata yang cukup.
Pengamatan Zlo dan Kare pada pesawat itu membuat mereka lupa bahwa Sam belum datang untuk bergabung.
“Di mana pria itu? Kemarin dia merengek ingin ikut melihat perkembangan pesawatnya.” Kare bertanya tanpa melepas mata dari para teknisi perakit pesawat.
“Ah iya, seharusnya aku bertanya padanya kemari nada serangan di distrik dekat rumahnya.” Jelas Zlo memberikan alasan.
“Lalu apa hubungannya? Aku juga mendengar berita itu dan tidak ada korban jiwa. Lagi pula kita tidak ada hubungannya sama serangan-serangan yang terjadi bahkan keamanan Disep” Kare seolah mengingatkan jika mereka bukan bekerja untuk itu. Mungkin tujuannya sama, demi kebaikan bumi. Tapi dengan cara yang berbeda.
“p*********n itu tepat di hotel hewan peliharaan tempat anjing Sam dititipkan” tambah Sam.
Kare merasa itu tetap tidak bisa dijadikan alasan untuk menurunka performa dan profesionalitas dalam pekerjaan. Namun karena siang itu Kare berada dalam kondisi yang baik, ia memilih untuk tidak melanjutkan perdebatan.
Di sisi lain Sam masih menghadapi masalahnya sendiri, lagi-lagi ia harus menggunakan masker mata untuk menutupi area matanya yang menghitam akibat dari tidak tidur beberapa hari terakhir. Sam ingat betul kalau hari ini adalah hari pertamanya diajak Zlo dan Sitma untuk melihat perkembangan pesawat. Ia pergi menyusul kedua temannya.
“Baiklah, karena ia tidak datang, aku anggap ini sudah selesai ya, pesawat ini. Aku akan ke laboratorium untuk melihat perkembangan Lapsoina.” Kare mengambil kopi dan jaketnya, bersiap untuk berpindah tempat.
“Hai, maaf sudah terlambat.” Sam mengerem kakinya setelah berlari kecil untuk sampai di tempat itu. Ia masih sempat bertemu dengan Kare yang belum memulai langkahnya.
“Hai, kau bisa memulainya dengan Zlo, aku akan segera pergi” Kare langsung meninggalkan kedua pria itu.
Mereka tidak bisa menjawab apapun, hanya menunggu Kare benar-benar meninggalkan mereka.
“Oh ya Sam, maaf kemarin aku tidak tahu jika Hobit kau titipkan di tempat itu. Bagaimana keadaanya?” Zlo bertanya memecah diam yang disebabkan oleh perilaku Kare.
Pertanyaan mudah, tapi Sam belum menyiapkan jawabannya. Ia tidak tahu harus jujur atau berbohong pada Zlo. Jika ia jujur bisa saja masalah ini makin melebar, ia hanya mau menyelesaikannya tanpa merepotkan orang lain. Tapi jika bohong, untuk apa, Zlo adalah teman terdekatnya.
“Ah dia baik saja,” Sam memilih untuk menutupinya.
“Kau tidak jadi membawanya? Kemarin Mr. Ekuador bilang kau akan membawa Hobit ke sini” Tanya Zlo yang sialnya ternyata mengetahui hal tersebut.
“Setelah ku pikir ia akan lebih nyaman tinggal di sana, aku juga sudah menitipkannya pada Calk.” Kali ini jawaban Sam tidak mungkin dipertanyakan lagi.
“Benarkah? Wajahmu terlihat aneh sama seperti saat kau bertanya mengenai Da.. Davini? aku lupa yang penting saat itu kau terlihat seperti ini. Tapi yasudahlah mungkin kau memang sedang tertekan dengan semua masalah ini.” Ini yang Zlo maksud adalah masalahnya dengan Sitma.
Sam hanya membalas pernyataan Zlo dengan hembusan napas panjang yang artinya ia setuju. Mereka melanjutkan pembahasan mengenai pesawat itu. Zlo menjelaskan keunggulan pesawat yang telah mereka desain, sebagai seorang pilot semua yang diucapkan Zlo adalah surga bagi Sam. Mereka membahasnya sampai malam datang, berbeda dengan Sitma yang sudah melakukan beberpa pekerjaan lain, dua pria ini hanya mendapat satu hal dalam satu hari yang sama.
Sam’s Point of View
Huff, hari ini adalah hari yang berat. Topik teknologi pesawat memang tidak pernah membuatku bosan dan Zlo adalah partner yang tepat untuk membahasnya. Mengenai Zlo, tadi ia mengatakan sesuatu yang justru asing di kepalaku. Da vini? Apa aku pernah mengatakannya? Aku terus memikirkan itu sambil berbaring di atas kasur dan melihat benda aneh yang kudapatkan di Hotel Hobit. Semakin aku mengingat Hobit semakin besar rasa ingin tahuku tentang benda ini. Aku yakin ini bukan sekedar pemancar hologram. Aku memilih untuk tidur malam ini.
Seketika kepalaku sakit, dengungan sangat kuat terdengar dari dalam. Sama seperti biasanya ini seperti peristiwa mengayun tapi sangat kuat. Sepotong ingatan yang entah dari mana datang. Aku melihat Zlo dan aku… aku mengatakan Da Vinci Code. Alurnya mundur, Sam pergi ke dapur akan mengambil minum, aku masuk kedalam kamarku kembali tidur, aku merasakan dengungan yang sama… aku…aku… benda itu… Cryptex!
“hfhfhfhfhfhfhhh” aku bermimpi buruk. Kali ini enegiku terkuras lebih banyak dari biasanya dan ku habiskan minuman soda dua botol untuk itu.
Aku duduk sambil mengatur nafas, tak sengaja melihat benda itu. Cryptex! Itu kataku dimimpi tadi. Ingatan asing memasuki pikiranku secara ganas. Dalam sekejap aku mengetahui benda itu, secara keseluruhan.
Cryptex, sebuah benda neologisme yang muncul pada novel milik Dan Brown berjudul Da Vinci Code. Lemari besi berisi gulungan yang diamankan dengan kunci kombinasi. Cryptex yang mereka tinggalkan ini berisi alphabet A-Z dengan perbedaan antara J-I juga U-V yang berarti ada 26 huruf dengan jumlah cakram 6. Jika dihitung, akan terbentuk total 26 pangkat 6 kombinasi atau 308.915.776 kombinasi huruf. Jika aka nada begitu banyak kombinasi huruf, bagaimana caraku menyelesaikannya? Bahkan mereka tidak memberiku untuk itu. Belum lagi kertas yang biasa dipakai dalam alat ini adalah gulungan papyrus tipis yang dililitkan di sekitar botol cuka. Hematnya, jika aku menghancurkan besi silinder ini, botol cuka itu akan pecah dan kertas papyrus akan larut sebelum aku mengetahui apa yang ada dalam kertas itu. Mengapa semuanya harus menjadi sangat menyulitkan untukku?
Tunggu dulu, jika itu benar cryptex, kenapa aku baru tahu benda seperti itu ada di dunia ini? Lalu siapa itu Dan Brown? Dari kasur aku bergegas ke meja kerjaku untuk mengambil tab di atasnya. Aku membuka mesin pencarian digital dan mengetik salah satu dari hal tidak ku ketahui itu sebagai keyword. -hasil tidak ditemukan-. Aku tidak hilang akal dengan mencarinya dengan mengganti beberapa huruf dengan bunyi yang sama, tidak ada yang tahu jika aku salah dalam menulis ejaannya. Tapi tetap nihil. Seharusnya aku tidak usah mencoba itu karena mesin pencari sudah bisa mendeteksi kesalahan ejaan..
Jika bahkan Cryptex, Dan Brown dan Da Vinci Kode tidak ada dalam mesin pencarian digital, lalu apakah eksistensi mereka benar adanya? Dari mana aku dan mereka mendapat ini semua. Mengenai benda ini dan nama itu? Jika ada perlombaan mengangkat beban pikiran, mungkin aku lolos menjadi juara nasional.
Bahkan sebelum masuk kedalam kode dan pesan yang ada di dalam cyptex aku sudah harus memecahkan dari mana kami mengetahui hal seperti itu.