BAB 3 : SUPIR BARU

937 Words
SELAMAT MEMBACA  *** "Selamat pagi Papi ganteng ..." Queen terlihat sedang menuruni tangga, menuju meja makan dimana papi dan maminya tengah sarapan. "Pagi baby Queen," Jawab Rey dengan singkat. "Mami tidak di sapa sayang?" Kali ini giliran Rara yang bersuara. "Selamat pagi Mami Queen yang cantik, tapi masih cantikan Queen." Queen menyapa Rara, Rara yang mendengar sapaan pagi putri hanya bisa tersenyum sambil menggeleng. Ada - ada saja tingkah putri nya itu. "Sudah mau kekampus sayang? " "Yess Papi!!" "Hari ini akan Papi kenalkan Queen sama sopir baru Queen, mungkin sebentar lagi sampai." Rara melirik suaminya ketika mendengar supir baru, kenapa dia tidak tau itulah yang ada di benak Rara. "Queen mau naik mobil sendiri papi." Queen merengek kepada Rey, dia tidak mau pakai supir. Sejak kejadian seminggu yang lalu di mana Queen menabarak tiang listrik karena menghindari kucing Rey kemudian melarang putrinya mengendarai mobil sendiri. Sejak saat itu, Queen akan di antar sopir atau Rey sendiri yang akan mengantar jemput putrinya kemana pun dia ingin pergi. "Tidak baby, Papi tidak mau kamu kenapa - kenapa. Ini keputusan Papi ..." “Tidak mau Pi,” tolak Queen. “Queen semakin besar semakin sulit ya di atur sama Papi,” Rey menatap tajam putrinya itu. "Tapi Queen pakai mobil baru ya." "Iya." Tiba - tiba seorang pelayan datang menghampiri Rey dan lainnya yang tengah sarapan. "Permisi Tuan, di luar ada tamu. Katanya supir baru Non." "Sebenar lagi saya kesana." Kemudian pelayan itu pergi setelah mendengar jawaban tuannya. "Cepat habis kan sarapan mu Sayang, kamu tidak mau terlambat ke kampus bukan?" Queen melirik ke arah Rara, dia ingin meminta bantuan kepada maminya. "Ikuti apa yang di katakan Papi mu Sayang, cepat habiskan sarapan mu!" Setelah sarapan, Rey dan Rara serta Queen menemui tamu yang di bicarakan tadi supir baru yang di maksud Rey. "Yakin ini supir, kok ganteng sihh ..." batin Queen bersuara. "Selamat pagi Tuan Nyonya," laki – laki itu berdiri ketika melihat Rey dan Rara datang. "Sayang, ini Sakti dia yang akan menjadi supir baru Queen mulai sekarang. Kemanapun Queen mau pergi, minta antar sama Sakti." "Iya Pi, ya sudah Queen berangkat dulu Pi, Mi ..." "Hati- hati di jalan Sayang ..." "Uang jajan Queen Pi?" Queen mengadahkan tangan didepan Rey, meminta uang jajan. Meskipun selalu mendapatkan jatah uang jajan setiap bulannya, Queen selalu meminta uang cash setiap paginya. Dia benar- benar malas hanya sekedar untuk berhenti mengambil uang di ATM. Rey pun mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu untuk di berikan kepada putrinya itu. "Ini, cepat berangkat nanti terlambat." Cupp , cupp.. Queen mengecup kedua pipi Rey, lalu berangkat kekampus. "Queen berangkat," pamit Queen. "Sayang, dasi Kakak belum di pasang." Rey mencari keberadaan Istrinya didapur. "Kakak bisa mengambil keputusan sendiri, kenapa tidak memasang dasi sendiri." "Lalu makan sendiri, tidur sendiri, pakai baju sendiri. Kakak tidak bisa dan tidak akan bisa Ra." "Terserah." Rara meninggalkan Rey sendirian di dapur, tidak memperdulikan teriakan Rey yang terus memanggilnya. "Kita sudah membicarakan ini sebelum- sebelum nya Ra, jadi sudah tidak ada lagi yang perlu kita permasalahan. Sekarang pasangkan dasi Kakak, Kakak mau ke kantor." Dengan diam Rara tetap memanfaatkan dasi untuk suaminya .   ***   Didalam mobil kecanggungan terjadi, Queen tidak suka suasana diam seperti ini. "Ehmmm Pak Sakti, sudah lama kenal dengan papi Queen?" Queen berusaha mencairkan suasana dengan mencoba mencari obrolan yang menarik. "Sudah Non," jawab Sakti dengan singkat. "Kalau Pak Dar dan Pak Man Queen panggil mereka bapak karena sudah tua, tapi kalau Pak Sakti Queen canggung manggil pak soal nya masih muda. Pak Sakti usia berapa?"  Queen terus berbicara, tidak memperbaiki Sakti merespon ucapannya atau tidak. "30 Non." "Queen 21 jadi gimana kalau Queen panggil dengan Mas saja, kan masih muda. Pak Sakti tidak marah kan sama Queen?" "Iya Non..." Ketika sampai di lampu merah Queen melihat seorang anak - anak pengamen yang tengah bernyanyi di dekat mobilnya. Queen merasa sangat kasihan dengan mereka, yang seharusnya pergi kesekolah dan bermain bersama teman sebagai justru harus berjuang melawan pahitnya hidup dengan mencari makan sendiri. Bahkan Queen yang merasa sudah cukup dewasa masih dengan mudahnya menengadahkan tangan kepada papi nya dan semua masalah nya akan selesai. "Dek kemari ..." Queen memanggil salah satu anak yang tengah bernyanyi didekat mobilnya. Queen memberikan beberapa lembar uang didapatkan dari papi nya tadi kepada anak itu. "Ini banyak sekali Kak." "Tidak apa, untuk kalian" "Terima kasih banyak Kak." Anak pengamen itu tersenyum senang dan berterima kasih kepada Queen, lalu pergi karena lampu sudah berwarna hijau. Perlahan – lahan mobil mulai berjalan. Queen merasa senang ketika melihat wajah bahagia anak- anak pengamen itu, hampir saja air mata nya menetes melihat sepele nya hal yang dapat membuat mereka tertawa. "Mas Sakti tidak keberatan kan kalau kita berhenti di ATM sebentar." "Baik Non." Sakti memgehentikan mobil nya di area ATM dekat supermarket tidak jauh dari kampus Queen. "Mas Sakti tolong ambilkan uang untuk jajan Queen ya, Queen tidak suka ke sana. Sandi nya ulang tahun Queen." Setelah menerima kartu ATM tersebut, Sakti segera keluar dari mobil dan masuk ke ruang ATM. "Lohhh kan Mas Sakti nggak tau ulang tahun Queen, dasar Queen bodoh ..." Baru saja Queen ingin keluar dari mobil namun Sakti sudah lebih dulu masuk ke mobil. "Ini Non." Sakti memberikan uang tunai beserta kartu nya ke tangan Queen. "Lohhh kok bisa? Kan Queen lupa bilang tanggal ulang tahun Queen, kok Mas Sakti tau?" dengan heran namun Queen tetap saja menerima uang yang di berikan Sakti untuknya. "Saya nebak Non ..." Jawab Sakti singkat, dia langsung menjalan kan mobil nya kembali. Suasana di mobil kembali sunyi, karena Queen yang masih memikirkan sandi ATM nya. "Satu bulan ada tanggal 30 hari, satu tahun ada 12 bulan dan apakah ada orang yang bisa menebak tanggal ulang tahun seseorang seakurat itu.  " Queen masih bertanya - tanya di dalam hati nya. Namun dia tetap diam tidak ingin bertanya . Sampai mobil berhenti di depan kampus nya.   *****BERSAMBUNG ****** WNG, 6 SEPTEMBER 2020  SALAM E_PRASETYO
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD