BAB 4 : KESAL

1025 Words
SELAMAT MEMBACA  *** "Queenara!" Queen yang tengah berjalan menuju kelasnya tiba- tiba di panggil seseorang. "Iya," jawab Queen dengan pelan. "Bisa bicara sebentar ada yang ingin aku katakan?" Queen mengerut kan keningnya, dia tidak tau siapa laki- laki di hadapannya ini dan mau apa mengajaknya bicara.  Apa yang ingin di bicarakan oleh orang yang tidak saling kenal. "Silahkan, tapi maaf kelas Queen sebentar lagi masuk." "Kalau begitu aku tunggu di cafe depan setelah habis jam kuliah, biar enak bicara nya." "Jam 11 nanti Queen baru selesai kuliahnya, karena banyak matkul hari ini." "Oke." Queen pun langsung pergi meninggalkan laki- laki itu. Dia segera masuk kekelas nya, sebelum terlambat. ***** Setelah jam kuliah selesai Queen benar - benar menemui laki- laki yang tadi pagi katanya ingin berbicara sesuatu. Dia ingin pergi ke cafe di depan kampusnya, namun dia menemukan Sakti supir barunya sudah berdiri didekat mobil di depan kampus. "Mas Sakti kok tau Queen sudah pulang?" "Tuan yang bilang Non." "Queen mau bertemu seseorang, di cafe depan. Mas Sakti tidak keberatan kan menunggu Queen sebentar?" "Baik Non." Akhir nya Queen pun pergi ke cafe diantar oleh Sakti. "Mas Sakti tunggu sebentar ya, Queen mau masuk dulu. Cuma sebentar." "Iya Non." Queen mencari- cari orang yang ingin di temuinya, keadaan cafe yang ramai membuat Queen sedikit kesulitan menemukan orang yang di carinya. Setelah melihat seseorang melambaikan tangannya, Queen berjalan menuju meja dimana orang yang ingin di temuinya duduk. "Maaf Queen telat." "Tidak papa Queen, aku faham kok." "Jadi apa yang ingin kamu katakan?" Tanya Queen langsung. "Santai Queen, kita bisa pesan makan dulu atau minum dulu." "Maaf, Queen tidak makan dengan orang yang tidak di kenal. Lagi pula supir Queen sudah menunggu." Queen menolak secara halus ajakan makan siang dari laki- laki itu. "Baiklah, baiklah. Sebelumnya kenalkan nama ku Ardan, aku jurusan kedokteran. Jadi sudah kenal kan kita, bisa kan kita makan dulu baru bicara." Laki- laki yang bernama Ardan itu masih berusaha menbujuk Queen untuk makan bersama. "Maaf Ardan, tolong jika ingin bicara segera bicara. Queen tidak bisa berlalu lama." "Baiklah Queen, mungkin kamu akan terkejut ketika mendengar apa yang ingin ku sampaikan. Sudah sejak lama aku memperhatikan kamu Queen, aku suka sama kamu Queen tapi baru sekarang aku berani ngungkapinnya sama kamu." "Maaf Ardan kita baru saja bertemu, dan Queen tidak tau apa maksud kamu bilang begini." "Aku benar- benar suka sama kamu Queen, tolong percaya sama aku." "Terima kasih kalau kamu benar- benar suka dengan Queen, tapi maaf Queen tidak suka dengan Ardan. Kita baru saja bertemu dan Queen belum tau Ardan, jadi maaf Queen harus pergi." Queen ingin segera pergi dari cafe tersebut, tapi kemudian Ardan berhasil menahan tangannya. "Aku tau Queen butuh waktu. Tapi bisakah aku mendekati Queen, kita bisa mulai dari berteman bukan." "Itu haknya Ardan, jika hanya berteman tentu saja Queen bisa. Kita bisa mulai berteman dari sekarang, maaf Queen harus pergi kasian supirnya Queen." Queen pun pergi meninggalkan Ardan seorang diri. Ardan masih tetap diam di tempatnya melihat kepergian Queen. "Dulu, sekarang ataupun nanti kamu tetap milikku Queen." Queen masuk kedalam mobil nya, namun tidak duduk di belakang dia duduk di samping Sakti. "Maaf Queen lama mas Sakti." "Iya Non." "Mas Sakti sudah makan?" "Belum Non." "Mas Sakti ingin makan dulu atau pulang. " "Terserah Non." "Mas Sakti malu tidak bawa mobil Queen ini, kalau malu besok pakai mobil lain saja. Soalnya mobil Queen ini kan lucu kalau di pakai perempuan tapi kalau Mas Sakti yang bawa Queen ingin tertawa, kelihatan lucu." "Ini saja Non." "Mas Sakti tau tidak, mobil ini baru lho. Tapi Queen tidak tau siapa yang kasih. Kemarin Queen ulang tahun terus tiba- tiba ada yang kasih Mini Cooper, terus Queen tidak tau siapa orang nya. Terus setiap tahun dia itu kasih Queen kado, bayangin dia kasih Queen tas, sepatu, barang - barang mahal yang lucu - lucu dan yang terakhir dia kasih Mini Cooper. Kalau menurut Mas Sakti apa motifnya kasih kado orang yang tidak di kenal sampai begitu." Queen asik bercerita tanpa memperdulikan jika lawan bicara nya menyimak atau tidak. "Saya tidak tau Non," jawab Sakti dengan pelan nya. "Queen kadang suka bingung siapa si A yang setiap tahun ngasih Queen kado. Apa jangan- jangan si Ardan ya anak kedokteran tadi. Tadi dia bilang suka sama Queen, tapi Queen tidak suka sama dia. Kenal saja tidak, masa bilang suka aneh itu orang. Kalau menurut Mas Sakti gimana?" "Saya tidak tau Non." Queen lelah berbicara panjang lebar, namun hanya di tanggapi dengan singkat dan terkesan tidak berminat oleh Sakti. Queen penasaran apa supir barunya ini tidak bisa bicara lebih Panjang sedikit, apa dia memang pendiam. "Mas Sakti Queen mau makan di kantor Papi." Tanpa menjawab, Sakti membawa mobil menuju kekantor Rey. Sesampai nya di kantor Rey, Queen segera keluar dari mobil tanpa berbicara apapun kepada Sakti, dia masih jengkel dengan Sakti sudah berbicara banyak untuk mencairkan suasana tapi dia justru di kacangin. Queen langsung masukin keruangan Rey. "Papi..." Rey yang tengah berkutat dengan laptop nya terkejut melihat kedatangan Queen yang tidak biasanya datang. "Ada masalah apa Queen nya Papi, tumben datang ke kantor?" "Papi Queen ingin ganti supir," ucap Queen langsung. "Kenapa?" tanya Rey heran. "Queen tidak suka papi. Mas Sakti itu bisu," jawab Queen dengan nada kesal. "Dia tidak bisu baby, dia bisa bicara." "Queen jengkel Papi, Queen ajak ngobrol dia hanya jawab iya tidak terserah, Queen bicara panjang - panjang dia cuma jawab tidak tau.  Masa Queen di kacangin Papi, carikan Queen supir baru yang kalau Queen cerita dia tertarik dengar, kalau Queen tanya dia jawab nya panjang- panjang. Di mobil sana dia itu sepi Papi, kaya kuburan baru. " Queen menceritakan semua yang di alami bersama Sakti dia meminta Rey untuk mengganti Sakti dengan supir lain. "Hahaaha, jadi ini masalahnya Sayang. Apa kamu tidak lelah berbicara sepanjang itu?"  Rey benar- benar takjub dengan kecerewetan putri nya terkadang dia heran dari mana putri nya bisa mendapatkan sifat yang sangat cerewet itu. "Papii, Queen serius." "Tidak semua orang cerewet seperti mu sayang, begitupun Sakti. Dia tidak menanggapi ceritamu bukan berarti dia tidak dengar dan dia bisu. Dia hanya bingung bagaimana menanggapi nya, jadi papi minta jangan seperti ini, kasian Sakti jika baru saja bekerja sudah di pecat. Siapa tau dia butuh uang dan ini pekerjaan yang bisa dia lakukan, mengerti kan Queen?" "Iya papi ..." "Jadi tidak minta ganti supir kan?" "Tidak.. " "Gadis baik, sekarang temani Papi makan siang." "Ayoo Papi."   ****BERSAMBUNG ***** WNG, 7 SEPTEMBER 2020  SALAM E_PRASETYO
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD