BAB 8 : IZINKAN QUEEN BERSAING

957 Words
SELAMAT MEMBACA  *** Setelah satu minggu istirahat karena gejala tifus, hari ini Queen sudah bisa beraktifitas lagi. Dia akan kekampus untuk melanjutkan tugas - tugas nya yang sempat tertunda. Selama satu minggu ini juga Queen tidak bertemu dengan sopir nya, Queen juga tidak ada niatan untuk bertanya. Rey dan Rara tidak ada yang membahas nya. ketika sampai didepan pintu, Sakti sudah siap di dekat mobil untuk mengantar kan Queen kekampus. Queen sedikit terkejut melihat kehadiran Sakti, dia pikir Sakti telah mengundur kan diri karena tidak ada nya kabar selama satu minggu ini namun ternyata dengan tiba - tiba dia sudah berdiri dihadapannya. "Selamat pagi Mas Sakti. Mas Sakti masih kerja ternyata? Queen pikir sudah tidak bekerja lagi, soal nya tidak muncul satu minggu ini." Queen berusaha bersikap biasa saja, dia menyapa Sakti seperti biasanya. "Saya ada urusan non." "Mas Sakti tau tidak kalau kemarin Queen sakit, Queen masuk rumah sakit lho.” "Tidak non." Queen berfikir keras, jika Sakti tidak tau dia sakit berarti waktu dia bangun dan minum pemberian Sakti, itu hanya sebuah mimpi. Queen tidak mengambil pusing, ya mungkin hanya sebuah mimpi. "Mas Sakti kemarin kemana?" "Ke Solo non ..." " Mas Sakti boleh Queen berkata sesuatu?" Sakti mengangguk sebagai jawaban. "Seperti nya Queen menyukai Mas Sakti. Jadi izinkan Queen bersaing dengan calon istri Mas Sakti ..." Queen mengatakannya tanpa ragu dan sangat ringan seolah – olah apa yang dia katakan bukan sesuatu yang penting. Namun berbeda dengan Sakti yang tiba - tiba mendengar pengakuan Queen hanya Diam tanpa merespon apapun.   Seketika suasana menjadi canggung, mereka hanya diam tanpa mengatakan apapun, sampai mobil berhenti di depan kampus Queen. Tanpa mengatakan apapun Queen segera keluar dari mobil dan masuk kekampus nya, meninggalkan Sakti yang hanya diam. "Queen...." Queen menoleh ketika mendengar seseorang memanggilnya. Ternyata Ardan yang memanggilnya. "Kemana seminggu ini, kata teman - teman mu kamu tidak masuk kekampus." "Queen sakit, jadi harus istirahat." "Sakit apa?" "Cuma kecapekan, sekarang sudah sembuh.” "Queen nanti makan siang sama aku ya." "Maaf Ardan, Queen sudah janji makan siang sama Papi." Queen menolak secara halus, dia tidak nyaman dengan Ardan. Disamping baru saja kenal, Ardan terlalu agresif membuat Queen risih dan tidak nyaman.   ****   "Dek." Al muncul dari pintu, ketika Queen sedang membaca buku di kamarnya, sejak pulang dari kampus siang tadi Queen tidak berniat melakukan apapun. Dia hanya ingin bermalas - malasan di kamar, seperti sekarang ini. "Abang kapan pulang?" Queen kaget melihat abangnya muncul di depan pintu, karena setaunya abangnya pergi mengurus pembangunan proyek baru di Lombok selama sebulan. Tapi seingatnya ini baru sekitar 2 minggu namun abangnya sudah muncul di depannya.   "Pagi tadi abang pulang Dek, rasanya muak Abang di sana. Kerjaan tidak ada habisnya, kamu tau Dek lokasi proyek yang ini ada di pulau kecil, kemana- mana yang abang lihat cuma pantai dan kelapa. Bosan Abang,  lalu Abang kabur pulang." Al tengkurap tidur di ranjang Queen, sambil bercerita. "Abang di marahin Papi lho nanti." "Nanti lah Dek, Abang balik kesana. Sekarang tolong kerokin punggung Abang, Abang masuk angin kayanya." Al menyerahkan uang koin dan minyak angin ke tangan Queen. "Abang wajah nya doang keren, tapi kebiasaannya norak. Kedokter kan bisa." Queen mengambil uang koin dan minya angin itu dengan menggerutu. "Kenapa pergi kedokter, kalau Abang di beri anugrah memiliki Adek dengan tangan penyembuh..." "Yasudah buka baju nya sekarang!" Al pun membuka baju nya menghadapkan punggung nya kearah Queen. "Kata mami kamu kemarin sakit Dek." "Iya, kecapekan." "Kamu itu harus jaga kesehatan, jangan sakit - sakit. Karena butuh kesehatan dan tenaga yang kuat buat bisa lihat doi bahagia sama orang lain. " "Abang ini bicara apa? Punya doi aja tidak." Queen menjawab ucapan abangnya dengan malas. " Iya tidak boleh ada , jangan sampai ada laki- laki yang mendekati kamu Dek. Kalau ada bilang sama abang, dia harus ketemu sama Abang sama Papi." Kata Al dengan nada serius nya, dia tidak akan rela adiknya didekati oleh orang sembarangan. "Sudah kemarin ketemu sama Papi," Jawab Queen pelan. "Jadi betul ada Dek yang mendekati kamu? Suruh ketemu sama Abang. Pokok nya dia harus ketemu Abang, kalau Abang suka boleh lanjut, kalau Abang tidak suka dia tidak boleh dekat- dekat kamu lagi. Siapa nama nya?"   "Ada, namanya Ardan." "Anak siapa dia? Dari keluarga mana? Kerja dimana?" "Queen tidak tau Abang, dia tiba - tiba saja beberapa hari ini terus mendekati Queen di kampus, Queen kan risih." "Dia masih kuliah? Jurusan apa?" "Calon dokter bang, dia kuliah di kampus yang sama kaya Queen." "Kamu suka sama dia Dek?” Al menoleh kearah adiknya, dia menunggu jawaban Dari Queen. "Tidak," jawab Queen pendek. "Bagus, Abang juga tidak akan kasih restu." Jawab Al dengan santai nya. "Kalau semua yang dekat sama Queen harus ketemu Abang dan Papi , Queen yakin tidak ada yang berani maju." Queen merasa jengkel dengan kelakuan Al dan Papinya, mereka selalu saya menyeleksi dengan ketat pria- pria yang ingin mendekati Queen. Dan tidak ada satupun yang mendapatkan restu, karena Papi dan Abangnya selalu menemukan celah untuk menjatuhkan mereka semua yang berusaha mendekati Queen, yang akhir nya akan mundur dengan sendirinya. "Abang kasih tau Dek, ini rahasia. Tapi karena Abang sayang sama kamu Abang kasih bocoran." Al bicara sambil berbisik, takut ada orang yang mendengarkan pembicaraanya. "Apa?" Jawab Queen penasaran. "Abang pernah dengar Mami dan Papi bahas tentang lamaran, dan Abang yakin bukan Abang yang mau melamar anak orang." Al berbisik didekat telinga Queen. "Queen aduin sama Papi kalau abang hobi nya nguping." "Bukan gitu Dek, Abang itu tidak sengaja mendengar." "Terus hubungannya apa, Queen tidak faham." "Ya allah sayang, kamu itu polosnya kaya p****t bayi. Kalau bukan Abang yang lamaran ya pasti lamaran buat kamu dong Dek."   Al gemas dengn kelemotan adiknya. "Lamaran untuk Queen, dari siapa?" "Itu yang Abang tidak tau." "Jadi Queen itu calon istri orang, Queen tidak bisa milih jodoh Queen sendiri. Queen tidak mau Abang, Queen suka sama orang lain." Jawab Queen dengan sedih nya. Queen semakin merasa buntu tidak menemukan jalan untuk perasaannya. "Siapa orangnya?" Tanya Al dengan penasaran. "Sudah selesai, sana keluar. Queen mau tidur." Queen mengusir Al dari kamar nya dia tidak ingin melanjutkan obrolan dengan Abangnya itu.   ****BERSAMBUNG **** JANGAN LUPA MAMPIR KE CERITA ABANG REHAN YA, DIJAMIN NGGAK KALAH SERU SAMA QUEEN ...  WNG, 10 SEP 2020 SALAM E_PRASETYO    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD