BAB 7: QUEEN SAKIT

893 Words
SELAMAT MEMBACA  ***  Queen berjalan keluar dari kampus nya dengan tidak semangat.  Sudah seminggu sejak Queen bertanya tentang calon istri Sakti, Queen tidak lagi bertanya hal - hal yang lain. Dia berusaha menjaga jarak dengan Sakti, dan tidak lagi berbicara berlebihan jika berada didekat Sakti guna kesehatan Jantung dan hati nya.  Hasil nya sejak seminggu dia tidak semangat melakukan apapun bahkan makan tidak selera dan tidur pun tidak nyenyak.  Saat sampai di parkiran kampus, Queen tidak melihat mobil nya di sana, padahal biasanya Sakti tidak pernah terlambat menjemput nya, justru dia melihat mobil papinya terparkir manis sangat mencolok dengan mobil lain yang terparkir disana.  Queen segera mendekati mobil papinya. "Tumben Papi yang jemput Queen?" "Sudah selesai kuliah Sayang, ayo pulang."  "Sudah Pi," Queen segera masuk kedalam mobil. "Jalan Pak!" Rey meminta pak Dar untuk menjalan kan mobilnya.  "Kenapa bisa Papi yang jemput?" Queen masih penasaran kenapa papinya yang sangat sibuk itu bisa duduk santai menunggunya selesai kuliah. "Sakti tiba - tiba cuti Sayang, katanya ada urusan mendadak. Jadi Papi yang jemput sekalian pulang meninjau proyek," jelas Rey. Queen tidak bertanya lebih lanjut, dia hanya diam. Sejak pagi dia merasa badannya kurang enak, dan sekarang kepalanya sangat sakit. Dia hanya ingin tidur untuk ini. "Papi Queen ngantuk," kata Queen dengan lirih nya.  "Tidur Sayang. Nanti Papi bangunkan kalau sampai rumah," Rey mengelus kepala putrinya yang tengah bersandar di pundak nya. "Nanti angkat Queen Pi, jangan bangun kan Queen..."  "Iya," Jawab Rey singkat.  Rey merasakan suhu tubuh putrinya panas, padahal AC didalam mobil sangat sejuk. Sesampai nya dirumah Rey tidak membangunkan Queen, dia menggendong putri nya sesuai permintaan nya tadi. "Kenapa Queen di gendong Kak?" Rara terkejut melihat suami nya sudah pulang bersama putri nya yang tengah di gendong. "Tidak apa sayang, dia hanya tidur. Tolong buka kan pintu kamarnya." Rara segera berjalan mendahului Rey ke kamar putri nya itu untuk membukakan pintu. Rey pun meletakkan Queen di atas kasur nya dan melepas sepatu nya dengan pelan. "Sayang tolong ambilkan obat demam, sepertinya Queen demam. Badannya panas ..."  Tanpa menunggu di minta dua kali Rara segera mengambilkan obat demam untuk putrinya.  "Minunkan nanti kalau sudah bangun, Kakak mau mandi dulu .."  Cupp... "Tidur yang nyenyak princess Papi..."  ***** Rara masuk kedalam kamar, dia mencari keberadaan Rey. Mendengar suara kran air di kamar mandi, Rara tau jika suami nya tengah mandi. Rara segera bergegas mengambilkan baju ganti untuk Rey. "Siapa yang menjaga Queen sayang, kenapa kamu kesini?"  "Bukannya Kakak tidak tau dimana letak baju dan bagaimana cara nya pakai baju." Rara menjawab pertanyaan suaminya dengan malas. "Bukan begitu Sayang."  Rey berjalan mendekat kearah istrinya, dia tau pasti banyak yang akan di tanyakan oleh Rara.  "Sakti cuti Sayang, dan tadi Kakak pulang dari meninjau proyek sekalian Kakak jemput Queen." "Minggu depan aku sama baby Queen mau ke Lombok. Kakak tidak boleh melarang, ini informasi bukan penawaran." Tiba - tiba Rara mengatakan akan pergi ke Lombok. "Ke Lombok ngapain Sayang? Kamu sudah tau jawabannya."  "Untuk kali ini bukak Kakak yang memutuskan tapi aku."  "Kakak ikut!"  “Tidak untuk kali ini, cuma aku dan Queen yang akan pergi. Kakak dan Al di RUMAH!"   "Ada apa sebenarnya? Kenapa tiba - tiba mau ke Lombok?"  "Kami mau liburan girl time dan Kakak tidak bisa meelarang."  "Kamu tau jawabannya," jawab Rey singkat. "Terserah, kalau Kakak tidak mau kaasih izin kami pergi seminggu ke Lombok. Aku bakal bawa Queen kabur sebulan, pilihan ada di Kakak ..." Setelah mengatakan itu, Rara kemudian ingin keluar dari kamar.  Namun belum sampai di pintu, pintu sudah di ketok dari luar. Tokk tokk tokk "Ada apa bik? "  "Itu Nya Non Queen pingsan di dapur."  Mendengar putri nya pingsan, Rey segera melesat ke dapur, melihat keadaan putrinya.  **** "Bagaimana kondisi putri saya Dokter?" Rey bertanya dengan cemas kepada dokter yang menangani putrinya. "Putri Bapak, terkena gejala tifus. Jadi perlu di rawat beberapa hari ini." "Lakukan yang terbaik untuk putri saya dokter." "Itu sudah tugas kami Pak, sekarang saya permisi ..."  "Silahkan dokter."  Rey masuk keruangan perawatan Queen, disana dia bersama Rara. "Apa kata dokter Kak?" Rara bertanya ketika melihat Rey masuk.  "Dia gelala tifus," jawab Rey dengan nada sedihnya.  "Beberapa hari ini aku perhatikan, dia murung. Tidak semangat melakukan apapun, dan mungkin tertekan dengan tugas akhir sampai- sampai drop."  Rara menceritakan apa yang dia lihat beberapa hari belakangan ini tentang keadaan putrinya. "Papi bisa melakukan apapun untuk menjaga mu sayang, tapi Papi tidak bisa menjaga mu dari hati mu sendiri. Papi tidak akan tau apa yang ada di hati mu kalau kamu tidak cerita. Cepat sembuh sayang, maaf kan Papi kurang memperhatikan kamu belakangan ini ..." Rey sangat sedih melihat putrinya sakit tak berdaya, dia merasa menyesal tidak mengetahui keadaan putri nya beberapa hari ini karena dia sedang di sibukkan dengan megaproyek nya yang baru. "Aku berencana membawa nya ke Lombok untuk berlibur, aku tidak suka melihat putri ku yang selalu cerewet  terlihat murung. Kakak tidak akan bisa ikut, karena proyek baru, jadi izinkan aku pergi bersama Queen ..."  Rara mengatakan kebenaran atas keinginannya pergi berlibur . "Kita akan bahas itu setelah Queen sehat sayang," Jawab Rey final. ***** Queen membuka mata nya dengan perlahan, dia merasakan silau saat pandangannya mengarah kelampu yang sedang menyala. Seseorang duduk di sofa depan ranjang Queen, Queen memperhatikan dengan lekat sosok itu, karena matanya yang masih sedikit buram. Dia berfikir itu adalah Papinya ternyata salah, itu adalah Sakti. Orang yang menurut Queen ikut andil besar dengan keadaannya saat ini.  "Haus..." Queen berkata dengan lirih nya.   Sakti yang mendengar suara Queen, segera memberikan air minum yang langsung di minum habis oleh Queen. "Sudah ..." Setelah minum Queen kembali tertidur, sedangkan Sakti kembali duduk ke tempat nya semula sambil memperhatikan Queen yang tengah terbaring tak berdaya.  Tidak ada yang tau akan arti dari pandangan yang Sakti berikan, semua masih terasa misteri dan penuh teka-teki. *****BERSAMBUNG*****  WNG, 9 SEP 2020  SALAM E_PRASETYO
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD