bc

Kamu Lagi Kamu Lagi!

book_age18+
2.0K
FOLLOW
35.6K
READ
hollywood
drama
comedy
bxg
humorous
icy
Fairy Tail
office/work place
coming of age
wife
like
intro-logo
Blurb

"Dia pernah menjadi aamiin-ku yang paling serius, dan kini berubah menjadi ikhlasku yang paling tulus."

Dari Guntur untuk dia yang kisahnya sudah tak lagi sama.

"Dia cuma singgah, seharusnya aku kasih kopi, bukan hati."

Dari dia, yang lain, untuk Guntur yang belum beranjak dari kisah yang sudah tak lagi serupa.

"Kamu lagi, kamu lagi!"

Adalah satu kalimat yang perfect untuk dan dari mereka di pertemuan pertama begitu beranjak dewasa. Lantas, apa yang telah terjadi pada mereka di sebelum ini?

***

SERIES Privacy or Secrecy 2 (GUNTUR)

Komedi - Romantis (Dewasa)

chap-preview
Free preview
Prolog
"Tanggung jawab!" Mata itu menajam menatap Guntur yang berdiri menjulang. Dan Guntur menghadap perempuan setinggi dadanya. Ya, segalak apa pun raut dan pembawaan yang dia tunjukkan, berhadapan dengan Guntur tentulah aura macan itu ciut menjadi anak kucing jalanan. Tinggi tubuh Guntur mematahkan segala intimidasi yang dia beri. "Kakak udah ambil harta aku yang paling berharga, tanggung jawab!" gertaknya. Mendesak Guntur. "Asya ...." Itu namanya, Guntur sebutkan. Membuatnya tersenyum senang. Ah, hati yang telah diambil ini lemah hanya dengan mendengar silabel namanya disebut gerangan. Sesuka itu. Asya yang terkenal f**k girl, di depan Guntur seketika jadi hello kitty. Bicara pun aku-kamu, sebut kakak pula, sopan sekali tak seperti biasa yang hanya sebut nama saat memanggil kakak kelasnya. "Asal kamu tau, sebejat-bejatnya cowok, seberengsek-berengseknya mereka, kalo nyari cewek pasti yang baik, cantik, dan salihah." Adalah detik di mana senyum Asya mengabur, tambah hilang di kala Guntur lanjut bertutur, "Dan aku nggak perlu nyuruh kamu buat ngaca, kan?" Hilang. Senyum Asya lenyap seiring Guntur bilang, "Sekali pun ada cowok yang mau sama cewek nakal, ya, karena bisa diajak 'nakal'. Sayang banget, habitat aku nggak ke situ. Sampe sini ... kamu paham, kan?" Dua lensa sebening telaga mereka bersua. Seakan lanjut bicara tanpa kata, hanya dengan tatapan saja, seolah satu dengan lainnya bisa paham tanpa diberi suara. Sungguh, Guntur mencari perempuan yang baik, cantik dalam sudut pandang subjektif, salihah poin utama. Seperti itu. Walau saat ini dia masih berseragam putih biru. Ya, kelas 3 SMP, saat Guntur sudah menentukan mau ke mana dia sehabis lulus dari sini. Tak akan ikuti jejak abangnya yang lanjut di SMA. Tidak. Guntur sudah bulat tertarik dengan religi, pesantren adalah tujuannya. Jadi, tipe ceweknya pun auto alih ke sana. Dengan kalimat tadi Guntur menolak siswi bernama Asya, yang Guntur tahu ... Asya itu tukang malak, nakal, sering kena rajia sebab seragamnya minim dan jarang mematuhi aturan sekolah mereka. Adik kelas Guntur, Asya masih kelas 7, tetapi dia sejak masuk di SMP ini telah akrab dengan geng siswi bergajul yang kebanyakan seumuran sama Guntur. Asya ada di kubu siswi kelas 9 yang tingkahnya sok berkuasa, sombong, dan gemar menindas murid-murid lemah, bahkan memalak uang saku mereka. Tak pernah Guntur maupun Awan sebutkan kasus ini dalam kisah lama mereka semasa ada di satu sekolah yang sama, sebab memang jauh tak terlibat. Namun, siapa yang tahu? Di periode ajaran baru, ketika Awan lulus dan masuklah murid baru, Guntur diincar adik kelasnya. Puncaknya hari ini, Asya tak tahan lagi, dan Guntur melangkah pergi di setelah dia rasa urusannya sudah selesai dengan adik kelas yang hendak menyatakan perasaannya tadi. Iya, Guntur tahu. Maksud tanggung jawab yang Asya sebut adalah perihal rasa dan hati. Dia yakin sekali. Tanpa tahu di sini, Asya mengetatkan geraham, dia mengepalkan tangan, menatap tajam punggung Guntur yang makin jauh makin hilang dari jarak pandang. Oh, bila benci bisa jadi cinta, maka cinta bisa sebaliknya, kan? Hari ini, air mata Asya jatuh di detik kalimat Guntur terngiang. Bukan perihal penolakan, tetapi makna dari ucapan, apa nggak bisa menolak dengan tutur kata sopan? Bagaimana ini? Yang telanjur jatuh, benar-benar jatuh sampai lupa caranya berdiri. Asya tandai, Guntur Dwi Semesta, cowok itu ... sumpah demi penghinaan yang dia dapatkan tadi, Asya benci! Sangat benci. Tanpa Guntur perjelas kalau Asya ini nakal, tukang malak uang saku teman, dan siswi yang rajin kena hukuman, Asya juga tahu bahwa dia seburuk itu. Namun, tetap saja tidak terima bila keburukannya dijabarkan apalagi sebagai tombak penolakan. Toh, Asya nggak lagi serius buat ngajak jadian. Bilang suka juga belum, memang suka, tetapi baru bergurau saja. Mulanya mau begitu. Sekadar menggoda. Eh, ternyata yang dia goda menanggapi serius dan langsung jleb ke titik terdalam perasaan. Ya, benar. Guntur Dwi Semesta namanya. "Semoga kita nggak ketemu lagi," lirihnya mendesis pedih. Semoga. Jelas-jelas itu harapan dan doa. Namun, kenapa? Asya tidak mengerti, ralat, lebih tepatnya menolak memahami ... tentang dia yang saat ini duduk di atas ranjang dan sesosok Guntur keluar dari ruang kecil di dalam kamarnya seraya bilang, "Nggak mau mandi?" ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
189.2K
bc

My Secret Little Wife

read
95.2K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.3K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook