Kai kesal

1040 Words

Kai duduk diam di sebelah Anima. Keduanya tidak bicara cukup lama. Hingga akhirnya Kai lebih dulu buka suara. "Kau akan menikah. Bagaimana dengan bayi itu?" Kai sudah stress berhari-hari karena masalah ini. "Ya dibesarkan. Tujuan kita adalah memiliknya. Dan kita berhasil!" Anima melirik sekilas. Dia suka melihat Kai berwajah serius seperti itu. Karena sebenarnya Kai sangat jarang menampilkan ekspresi seperti itu. "Anggar pasti akan marah padamu, jika tahu kau hamil!" ujar Kai lesu, dia tidak berniat ikut campur. Karena kewajibannya hanyalah membuat Anima hamil. "Biarkan dia marah!" Anima masih dengan wajah datarnya, menjawab santai. Melihat tanggapannya, Kai tidak lagi melanjutkan pembicaraan. Dia merebahkan badannya, berbaring miring membelakangi Anima. Dia tidak pernah bisa m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD