5 FACE YOUR DEMON, ARISSA! (1)

699 Words
Keesokkan paginya….. Keadaan café saat itu cukup ramai karena banyak pelanggan yang datang untuk memesan kopi dan sarapan roti favorit mereka sebelum berangkat kerja. Antrian yang mengular tampak di depan barista ketika barista tersebut mencatat pesanan mereka satu persatu dengan sabar dan mempersiapkan pesanan para pelanggan satu per satu. Arissa termasuk salah satu diantaranya. Saat itu ia mengenakan kacamata dan rambutnya diikat gaya pony tail ke belakang. Sekilas, ia tampak seperti seorang mahasiswi biasa. Arissa sedang menunggu pesanan frapucinno-nya di depan barista dengan sabar ketika pundaknya mendadak ditepuk oleh seseorang dari arah belakang. Begitu ia menoleh, sesosok wajah yang sangat familiar tengah tersenyum lebar kepadanya sambil mengangkat tangan untuk menyapanya. Wajah Arissa langsung berseri-seri ketika melihat orang tersebut. “Kak Jose!!” …………………………………………………………………………………………………… Mereka berdua lalu duduk di salah satu pojok café yang tidak terlalu ramai. Pagi itu, Kak Jose juga ikut memesan segelas kopi Americano dan sebuah donat dengan topping taburan gula bubuk di atasnya sebagai penyeimbang rasa. “Bagaimana kabarmu?” tanya Jose pada Arissa yang sedang menyesap frapucinnonya. “Aku baik-baik saja. Kakak bagaimana?” tanya Arissa balik sambil tersenyum kecil. Sudah lama sekali mereka tidak mengobrol berdua seperti ini. Sejak… insiden hujan buatan yang dibuat Cristan waktu dulu mereka pergi berdua ke taman bermain. “Yah, aku baik juga. Sudah lama ya kita tidak ngobrol berdua seperti ini. Cristan, apa kabarnya? Tidak ikut?” Seketika, Arissa menghela nafas panjang. Pandangannya berubah sendu dan raut wajahnya murung. “Keadaan Cristan tidak terlalu baik sekarang. Ia sedang bertugas jaga Kakek Besar, menggantikan Chara pagi ini….” “Yah, aku juga sudah dengar kabarnya. Aku juga sudah pergi ke Rose Mansion kemarin dan menjenguk beliau. Parah sekali…” Arissa mengangguk. Ia sendiri merasa bingung dengan situasinya. Arissa jelas-jelas ingin membantu Cristan tapi ia tidak tahu bagaimana harus melakukannya dan bagaimana cara membantu kekasihnya tersebut. “Oia, Arissa. Aku juga ingin memberitahukanmu sesuatu…” “Huh?” “Aku berhasil melacak orang yang menyekap dan mengurungmu dulu. Ayah biologis Jacob. Kronos…” Mata Arissa langsung terbelalak ngeri saat Jose menyebut nama tersebut. Tubuhnya spontan menggigil ketakutan dan wajahnya berubah pucat seputih kertas. Nafasnya tersengal-sengal seperti orang tercekik. Trauma masa lalu kembali membayanginya. “I…ia…. di….si…. ni?” “Ya…” balas Jose tenang sambil menggenggam pelan tangan Arissa. Untuk sejenak, tubuh Arissa berhenti gemetar. Rasa hangat dari genggaman tangan Jose untuk sesaat, bisa menenangkan batinnya. “Tenang…. Aku sudah membuat beberapa persiapan untuk menangkapnya, Arissa. Ok?” “Tapi yang terpenting sekarang adalah dirimu. Dengan keadaanmu sekarang, dengan rasa takutmu, kau tidak akan bisa berjuang di sisi Cristan. Ini bukan pertempuran antara dirimu dan Cristan, Arissa. Tapi ini adalah pertempuranmu dengan dirimu sendiri. Pertempuranmu dengan masa lalumu. Pertempuranmu dengan traumamu. Pertempuranmu dengan mimpi burukmu. Pertempuran yang harus kau hadapi cepat atau lambat.” “Sayangnya…..” “Sekarang adalah waktu yang tersisa untukmu, Arissa…” Jose melepaskan genggaman tangannya perlahan dan tangis Arissa langsung menangis tersedu-sedu. Jose benar. Ia sudah terlalu lama memendam rasa takutnya. Ia sudah terlalu lama berlari dari pengejarnya. Ia sudah terlalu lama melupakan traumanya, tapi ternyata mereka tidak menghilang. Hanya bersembunyi dalam diam di salah satu sudut jiwanya dan kembali menerkam kedamaian batinnya setiap kali nama itu disebut. Kronos. Setan yang merenggut keperawanan dan memasuki tubuhnya dengan paksa berulang kali tanpa ampun. Kronos. “Face your demon, Arissa..” kata Jose lagi dengan sorot mata paling lembut yang pernah dilihat Arissa. “Tolong aku, kak… tolong…” bisik Arissa di tengah isak tangisnya. Sekali lagi, pagi itu…. Ia kembali menjadi seorang anjing liar kesepian seperti 15 tahun yang lalu. Tapi Arissa tahu, ia sudah tak bisa berlari lagi. Ia lelah. .................................................... Note : Siap2 sport jantung dan tegang terus yaa.... Mudah2an di minggu kedua atau ketiga, sinopsis diapproved yaa.... Ongoing 1000 love, gaiss... Visual tokoh2 bisa cek di IG saya ya: rockinglady69
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD