bc

My Life Begins at 30

book_age18+
2.1K
FOLLOW
9.7K
READ
second chance
playboy
arrogant
goodgirl
sensitive
drama
bxg
office/work place
realistic earth
widow/widower
like
intro-logo
Blurb

Buku hanya dipublikasikan di Dreame, penerbitan di platform lain adalah konten ilegal!

Menikah selama 7 tahun tak membuatnya Nayara mengenal sosok pria yang dinikahinya.

Selingkuh, seolah menjadi makanan pokok bagi suaminya itu. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali suaminya melakukan hal yang sama. Dan berkali-kali pula suaminya itu meminta maaf dan Nayara memaafkannya. Tapi sekarang?

Padahal kurang apa dia selama ini. Demi menikah dengannya, Nayara membangkang pada orangtuanya. Demi mempertahankan rumah tangganya, dia bahkan meninggalkan karirnya. Tapi tetap saja, bagi Devon itu semua belum cukup. Karena diluaran sana, dia masih mencari wanita lain yang menurutnya bisa membahagiakannya.

Nayara muak dan akhirnya memutuskan untuk berpisah. Dan setelahnya dia sadar, bahwa selama ini dia tidak punya apa-apa dan harus memulai semuanya kembali dari titik nol.

"Seharusnya kamu bersyukur, aku masih ingat pulang sementara pria lain di luar sana bahkan tidak ingat istrinya sama sekali."

~Devon Wardhana~

“Lebih baik bersama dengan playboy yang taubat, daripada tukang selingkuh yang tidak pernah mau menyadari kesalahannya.”

~Yazdan Zavier~

chap-preview
Free preview
Part 1 - Hijrah
Nayara memegang sertifikat di tangannya dengan tangan gemetar. Janda! Resmilah sudah gelar itu menjadi miliknya. Setelah persidangan yang alot, akhirnya dia berpisah dengan pria yang pernah, dan mungkin sampai saat ini masih dicintainya. Namun akal sehat dan harga dirinya lebih berada di posisi tertinggi daripada perasaannya. Ditatapnya sang mantan suami yang berjalan dengan langkah lesu mendekat ke arahnya. "Pikirkan lagi. Jangan sampai menyesal nanti." Bujuk pria yang berselisih usia 3 tahun itu. "Apa yang harus dipikirkan?" Tanya Nayara tak kalah sendunya. "Semuanya.” Jawab pria itu seraya mengedikkan bahu. “Pikirkan lagi. Belum tentu ada pria yang mencintaimu lebih daripada aku." Ucapan Devon sejenak menggoyahkan hatinya. Namun Nayara menggelengkan kepala. "Tidak. Aku sudah memberimu banyak kesempatan. Dan kau sudah banyak berjanji akan berubah. Tapi selalu, hal yang sama diulang lagi. Dan aku lelah." Jawab Nayara lagi. Dadanya terasa sakit, seolah seseorang mencubitnya keras dari dalam. Ya Tuhan, pria ini adalah sosok yang selama ini dipujanya. Yang padanya aku menaruh harapan untuk bisa hidup bahagia. Tapi sekarang? Nayara kembali menggelengkan kepala. "Pikirkan lagi, sebelum aku memilih menyetujui permintaan ayah untuk menikah lagi." Devon tampak masih berusaha membujuk. Sakit? Tentu saja d**a Nayara terasa sakit. Dia terluka. Semudah itukah ayah mertuanya menjodohkan Devon dengan wanita lain? Bahkan ketukan palu hakim belum berlaku satu kali dua puluh empat jam. Namun Nayara hanya bisa menjawab ucapan Devon dengan sebuah senyuman. "Semoga kalian bahagia." Doanya, meskipun sesungguhnya, hatinya terkoyak, terluka dan ia sendiri pun tak tahu kapan bisa disembuhkan. Beberapa Hari Setelahnya "Loe tahu, hal-hal yang berlaku mutlak yang gak bisa diubah?" Yara memandang sahabatnya yang kini memandanginya dengan matanya yang selalu tampak sinis dan tajam. Yara mendongakkan kepala. Isak tangisnya masih tersisa padahal ia sudah berhenti menangis beberapa saat lalu. Dipandangnya sahabatnya itu dan kemudian ia menggelengkan kepala. Ayesha, sahabatnya itu mengangkat satu jarinya. "Tarikan gravitasi, perputaran benda bulat pada porosnya." Jawab wanita yang biasa dipanggil Caca itu dengan wajah juteknya. "Dan loe tahu, kebiasaan yang sulit buat diubah?" Ia kembali bertanya dan Nayara kembali menggelengkan kepala. "Perokok, pelaku KDRT, dan tukang selingkuh!" Jawabnya lagi. Mendengar kata 'tukang selingkuh' membuat airmata Nayara kembali berderai. "Loe gak usah nangis.” Perintah Caca lagi. “Terima aja faktanya. Kenyataannya, selingkuh itu semacam ketergantungan. Gak bisa hilang sekejap. Kecuali dia bener-bener tobat. Alias taubat nasuha." Ujar Caca dengan nada berapi-api. "Gue sih terserah, mau lanjutin hidup loe sama dia dan selamanya diselingkuhin, atau mau lepas tapi bahagia." "Kenapa loe ngomong kayak gitu. Loe malah doain kita pisah, bukannya doain dia berubah." Nayara kembali larut dalam isakannya. Yaara memutar bola matanya karena kesal. "Loe masih ngarep dia berubah?” Caca memandang Yara dengan sebelah alis terangkat. “Loe kenal dia berapa lama? Loe nikah sama dia berapa lama? Di waktu yang selama itu, berapa kali dia janji bakal berubah? Coba pikir pake akal sehat, bukan pake perasaan. Loe gak lagi jadi pemeran Dunia Terbalik yang kerjanya bilang 'perasaan' di tiap awal kalimat kan?" Caca mencoba bergurau untuk menenangkan suasana. Tapi guarauannya tak berhasil. "Gue sadar. Gue salah." Nayara kembali terisak. "Tapi dia janji bakalan berubah." Jawabnya lagi. "Dan berapa kali dia janji ngelakuin itu sementara dia terus ngelakuin hal yang sama?” Tanya Caca dengan nada skeptisnya. “Apa bedanya loe sama remote dvd dan dia jadi kasetnya. Loe terus ngulang film yang sama yang loe tahu jalan ceritanya dan bahkan tahu gimana endingnya. Loe lugu, apa bodoh?" Tanya Yaara kasar. Seharusnya, kata-kata itu bisa membuat seseorang sakit hati. Namun tidak demikian pada Nyara. Sakit hati sudah jelas berulang-ulang dia rasakan seperti halnya permohonan maaf yang seringkali Devon, suaminya, ucapkan dan seringkali ia percaya. Tapi ucapan Caca kali ini lebih membuatnya menyesal dan malu. Bukan pada Caca, tapi pada dirinya sendiri. Kenapa selama ini dirinya malah menutup rapat mata, telinga dan hatinya dari ucapan orang-orang yang mengutarakan kebenaran? Kenapa dia menolak percaya dan malah meyakini sesuatu yang salah. Kenapa dia harus berjuang sendiri sementara yang diperjuangkan tak pernah memiliki tujuan yang sama? Sekarang dia lelah. Merasa bahwa nasib sedang mempermainkannya. Sementara saat dirinya kini menangis dan bersedih, pria itu mungkin sedang bergembira, berpesta bersama keluarga yang tak pernah menyukainya dan juga calon istri barunya. "Udah, abisin tuh airmata. Keluarin sama ingusnya sekalian. Habis itu loe buang semuanya ke tempat sampah. Buang sama kenangan loe tentang mantan terindah loe itu." Ejek Caca lagi Nayara mendengus dan mendelik pada sahabatnya yang bermulut tajam itu. "Puas loe lihat gue begini?" Gerutu Nayara kesal. "Gue?" Tunjuk Caca pada dirinya sendiri. "Puas pake banget." Jawabnya dengan gaya berlebihan. "Gue puas karena sekarang loe udah jadi cewek pinter. Sekarang, gue bakal lebih puas lagi kalo loe bisa berhenti nangisin tuh cowok dan mulai hidup loe lagi. Optimis. Loe cantik, loe punya skill, dan sekarang loe udah jadi lajang again. Inget. Diluaran sana masih banyak cowok cakep, keren, pinter, soleh, kaya dan blah-blah-blah lainnya. Tapi yang jelas, loe mesti cari cowok single bin available. Jangan single tapi udah punya cewek. Apalagi dah punya tunangan. Cari cowok yang bener la.jang. Gak apa duda, apalagi kalo duda tinggal mati. Yang jelas pokoknya bukan punya orang. Jangan jadi pelakor loe." Cerocos Caca yang malah membuat Nayara ingin tertawa. "Trus sekarang gue mesti gimana?" "Pake tuh duit gono gini yang gak seberapa buat hijrah." Perintah Caca tegas. Sahabatnya itu kemudian membuka tas nya dan mengeluarkan sebuah brosur. "Gue belek-belekin mata gue buat nyari info khusus buat loe." Diserahkannya beberapa lembar kertas ke hadapan Nayara. Nayara melihatnya dengan dahi berkerut lantas sebuah senyum mengembang di wajahnya. "Gak usah peluk-peluk gue trus so'-so'an bilang makasih. Loe cukup fotocopy semua sertifikat pendidikan loe, bikin CV abis itu pergi ke alamat itu. Mulai hidup baru loe disana." Perintah Caca masih dengan nada ketusnya. Nayara melirik sahabatnya dan kertas di hadapannya bergantian seraya menganggukkan kepala. Caca bukan hanya membuat pikirannya tenang dengan ucapan ketusnya, tapi juga memberikan Nayara solusi atas masalahnya. Pekerjaan. Ya. Setahun setelah menikah dengan Devon, demi mengikuti suaminya itu Nayara terpaksa menutup salon milik mendiang ibunya yang semenjak lulus SMA menjadi mata pencahariannya. Namun meskipun begitu, kemampuan Nayara tak berkurang karena selama masa pernikahannya, dia rajin mengikuti kursus-kursus singkat para MUA kenamaan yang memberikannya sertifikat resmi. Dia masih tahu trend make up saat ini. Namun mengingat perceraiannya yang tak menghasilkan apa-apa, Nayara tidak sanggup jika harus kembali membuka salon nya dari nol. Karena tentunya, memulai kembali akan menguras seluruh isi tabungannya yang sebenarnya tak seberapa, dan akan perlu waktu lebih lama untuk mengembalikan modal jika ia mengandalkan pinjaman untuk memulai. Karena ia harus kembali bersaing dengan salon-salon lain yang sudah punya nama. Hijrah. Ya, ia harus melakukannya. Meskipun ia harus kembali menjadi karyawan orang lain di usianya yang tak lagi muda. Tapi tak apa. Dia akan melakukannya dengan senang hati. Terlebih jika hijrahnya bisa membuatnya benar-benar melupakan Devon.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Akara's Love Story

read
258.8K
bc

Mas DokterKu

read
238.7K
bc

Broken

read
6.3K
bc

Cici BenCi Uncle (Benar-benar Cinta)

read
199.9K
bc

Switch Love

read
112.5K
bc

Unpredictable Marriage

read
280.6K
bc

Just Friendship Marriage

read
507.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook