“Apa itu abu pemanggil?”
Nicolin mendekat. Ia menarik pena bulu dan menggambar bulatan-bulatan berjumlah lima dengan garis saling berkesinambungan. Ia juga menempatkan satu lingkaran terpisah dari seluruh rangkaian.
“Virgin, Healer, Warrior, Phillosoper, Guardian.” Nicolin menulis seluruhnya pada bulatan-bulatan yang berhubungan. “Untuk membuat abu pemanggil, jantung mereka dibakar.”
Gilbert membelalak. “Jantung?”
Nicolin mengangguk. “Jumlahnya tidak menentu, tergantung seberapa banyak iblis yang ingin dipanggil.”
“Jika lima kategori itu digunakan untuk memanggil iblis, lalu bagaimana dengan lima wanita penghibur yang hilang? Apakah mereka juga digunakan atau hilangnya mereka hanya kebetulan saja bersamaan dengan hal ini?”
“Tentu berhubungan, Tuan Muda. Lima kategori itu digunakan untuk membuat abu pemanggil, dengan kata lain mereka semua akan mati. Lalu ketika abu itu benar-benar digunakan, para penghibur itu akan berguna.”
Gilbert menghela napas. “Wadah.”
“Benar. jiwa yang kotor adalah wadah yang sesuai. Manusia tidak bisa melihat sekotor apa jiwa manusia, maka dari itu mereka menggunakan manusia yang kemungkinan memilikinya. Setidaknya, mereka mampu menampung iblis di dalam tubuh mereka.” Nicolin menyilang lingkaran berisi tulisan ‘Virgin’ di dalamnya. “Satu kategori telah terpenuhi. Jumlahnya sama dengan hilangnya para wanita penghibur itu. Kebetulan tidak akan terjadi berkali-kali, Tuan Muda.”
Gilbert mengusap wajahnya. “Apa tujuan memanggil iblis dengan abu pemanggil? Apakah sama dengan menggadaikan jiwaku padamu?”
“Tidak, Tuan Muda. Ikatan kontrak darah dengan abu pemanggil adalah dua hal yang berbeda. Kontrak darah memiliki aturan absolut yang tidak bisa dilanggar, olehku sebagai pelayan, bahkan oleh Tuan Muda. Kontrak darah adalah sumpah, dan siapa pun yang memiliki kontrak itu masih berdiri atas dirinya sendiri, jiwanya sendiri hingga waktu yang ditentukan sesuai sumpah. Tapi abu pemanggil berbeda. Mereka mengorbankan kategori tertentu dan memasukkan iblis ke dalam tubuh seseorang. Jiwa orang yang berbagi wadah dengan iblis tidak memiliki kontrol sepenuhnya, bahkan iblis yang berada di tubuhnya jauh lebih dominan dalam kontrolnya.”
Gilbert mengerutkan kening. “Tampak tidak menyenangkan, untuk apa melakukan hal itu jika tidak memiliki kontrol penuh terhadap diri sendiri, terdengar sia-sia untukku.”
“Tidak semua manusia bisa membuat sumpah darah seperti yang Tuan Muda lakukan. Tidak semua manusia, sampai pada tahap terujung untuk menarik iblis seperti yang Tuan Muda lakukan. Sumpah darah adalah perjanjian tertinggi bangsa kami, dan abu pemanggil sering digunakan bagi mereka yang tidak memiliki kualifikasi untuk sumpah darah.”
Gilbert menghela napas, ia mengetuk-ngetukkan jemarinya pada meja. Ia tidak begitu mengerti tentang dunia Nicolin karena dia juga tidak mau tahu. Baginya, selama Nicolin memenuhi seluruh ambisi dan dendam terdalamnya, ia akan dengan suka rela menyerahkan jiwanya sebagai ganti. Tetapi mendengar langsung tentang dunianya sungguh membuatnya terkejut.
“Menggunakan orang lain sebagai wadah. Aku yakin orang itu tidak cukup berani untuk memasukkan iblis ke dalam tubuhnya sendiri.”
Nicolin mengangguk. “Aku sudah ada cukup lama, dan kebanyakan orang melakukan abu pemanggil untuk dirinya sendiri dan menanggung akibatnya sendiri. Ini pertama kalinya seseorang melakukan ritual itu dengan menggunakan wadah orang lain.”
“Memasukkan iblis ke dalam diri sendiri membuat kontrol diri terbatas. Jika dimasukkan kepada orang lain, apakah berbeda?”
“Aku tidak tahu, Tuan Muda. Bangsa kami tidak semudah itu untuk diperintah, bahkan iblis-iblis rendahan sekali pun. Jika orang itu benar-benar berani melakukannya dengan menggunakan wadah orang lain, aku yakin ada faktor lain yang membuatnya berani dan yakin bahwa ia bisa mengendalikannya bahkan meski semua itu tidak berada di dalam tubuhnya.”
Gilbert menopang kepalanya. Banyak hal baru yang membuatnya bingung, dan ia benar-benar tidak menyangka akan terlibat dengan hal seperti ini di dalam hidupnya. Satu-satunya hal yang mempertahankannya dengan semua ini adalah bahwa Gilbert yakin kebakaran dan apa yang ia alami di altar pemujaan bukanlah kebetulan belaka. Tragedi yang nyaris memusnahkan seluruh keluarga Grey.
“Lima kategori harus terpenuhi. Masih ada empat kategori yang belum terpenuhi, atau setidaknya belum ku ketahui. Jika kategori virgin mengambil para bangsawan muda, aku yakin empat kategori lainnya tidak akan pernah jauh dari lingkaran para bangsawan.”
“Mana yang harus kita selidiki terlebih dahulu? Pelakunya dan apa maksud simbol Ouroboros, atau berusaha melindungi bangsawan yang kemungkinan masuk di dalam empat kategori lainnya?”
Gilbert kembali menghela napas. Pelayan kepercayaannya hanyalah Nicolin, dan ia bahkan bukan manusia. Tidak ada manusia di dunia ini yang tersisa untuk Gilbert percayai. Setidaknya, keduanya memiliki keuntungan masing-masing dan Gilbert tidak perlu khawatir akan pengkhianatan seperti yang dikatakan Nicolin tentang sumpah mereka. Tapi berusaha mengungkap semuanya hanya dengan dua orang sekaligus harus merahasiakan segala hal dari pihak Kerajaan adalah pekerjaan yang cukup berat.
Gilbert merebut pena bulu yang dipengang Nicolin dan menuliskan catatan tepat di sebelah kategori-kategori yang digambarkan oleh Nicolin.
“Mari kita asumsikan bahwa dalang di balik semua ini adalah seorang bangsawan. Mendapatkan primadona rumah hiburan dengan mudah, dan merusak upacara kedewasaan lima bangsawan muda. Menurutmu, apakah orang itu harus berada di tempat kejadian ketika semuanya dilakukan?”
“Tidak yakin, Tuan Muda. Jika dia melakukannya sendiri, kemungkinan dia ada di tempat-tempat itu, tapi bagaimana jika semua rencana ini bukanlah rencana pribadi melainkan sekelompok orang yang memiliki tujuan sama?”
“Pemberontak?”
Nicolin mengangkat bahu. “Kerajaan tidak selalu baik di mata rakyat, bahkan bagi bangsawan yang jelas-jelas mendapatkan beragam keistimewaan sekalipun. Terbentuknya sekumpulan pemberontak yang berusaha menggulingkan kepemimpinan Yang Mulia selalu terjadi sejak dulu. Hal ini sebenarnya cukup lazim meski jelas perbuatan yang cukup berisiko. Lagipula, tidak semua warga menyukai Raja, bukan?”
Gilbert terkekeh, ia mengacak rambutnya, membuat tatanan rapi kebelakangnya berantakan. Dahinya tertutupi, dan sorot mata tajamnya tampak begitu menusuk.
“Aku tidak pernah suka dengan Kerajaan sejak dulu.”
“Benar ‘kan? Bahkan untuk keluarga Grey yang selalu mendapatkan keistimewaan dari Kerajaan sejak dahulu juga memiliki ketidaksukaan kepada Raja.”
“Grey terdahulu mungkin suka dengan Raja, atau bahkan Ayah dan Ibuku juga suka dengan Raja. Ku pikir mungkin hanya aku yang tidak menyukai siapa pun.”
Nicolin berdiri di belakang Gilbert dan merapihkan rambut pirang milik Tuan Mudanya. “Tidak akan ada sisa kepercayaan di hatimu pasca kejadian mengerikan itu.”
Nicolin merendahkan tubuhnya, mensejajarkan bibirnya pada telinga Gilbert. “Hatimu begitu kotor sejak pertama kali kau memanggilku, dan tidak pernah berkurang bahkan hingga sekarang. Aku memberimu sumpahku, dan akan ku penuhi hingga seluruh beban di hatimu terlepas. Aku menunggu mangsaku dengan sabar.” Nicolin membelai pipi Gilbert, menghantarkan sengatan rasa dingin menusuk yang tak biasa. Sebuah jilatan di telinga lolos begitu saja, menambah sensasi aneh yang membuat Gilbert bahkan sama sekali tidak mampu untuk melepaskan diri. Gilbert mungkin berkuasa atas Nicolin, tapi iblis itu selalu menemukan titik di mana Gilbert lemah dan mendominasinya sebagaimana sifatnya.
---
“Kau yakin belum menemukan apapun?”
Gilbert menggeleng. Sekali lagi, ia harus kembali terjebak pada ruangan besar dengan berbagai perabotan mewah milik James.
“Di mana pelayan tampanmu? Bukankah kau selalu membawanya kemana saja?”
“Dia mengantarku kemari untuk bertemu dengan Yang Mulia, kau pikir pertemuanku dengan Yang Mulia mengizinkan seorang pelayan ikut masuk? Jangan konyol.”
James terbahak. “Oh, ku kira kau menyuruhnya menyelidiki sesuatu yang tak ku ketahui sementara kau kemari berusaha meyakinkanku bahwa belum ada yang kau temukan.”
Sarkas. Gilbert sudah terbiasa dengan hal itu, dan ia bahkan sudah terbiasa pula untuk menjawab dengan kalimat yang jauh lebih menusuk untuk membungkam siapa saja yang berusaha menjatuhkannya. Bahkan jika itu James sekali pun.
“Atau kau berusaha mengawasiku sementara aku berusaha memenuhi perintahmu.” Gilbert tersenyum sinis. “Menempatkan beberapa mata-mata di sekitarku tidak akan mengasilkan apapun untukmu, Yang Mulia.” Gilbert menekan panggilan itu, berusaha membuatnya terdengar sebagai ejekan bagi James yang benar-benar menginginkan posisi Raja untuknya. Ia bahkan terang-terangan menantikan saat dimana kakaknya turun tahta, karena tidak adanya keturunan yang sah, secara otomatis James akan naik sebagai penerus kakaknya.
Wajah James tampak tidak tenang ketika Gilbert dengan gamblang mengatakan bahwa ia tahu apa yang dilakukan James di belakangnya. Haruskah Gilbert tertawa sekarang? Seandainya saja James tahu bahwa pelayan tampan yang tidak terlalu dianggap oleh siapa pun adalah sesosok iblis dalam perwujudan manusia. Gilbert pikir, mungkin James bisa membuat kontrak darah sepertinya, tapi Nicolin mengatakan sebaliknya. Jiwa James tidak begitu gelap untuk menarik sosok sepertinya. Dia dipenuhi iri dengki, namun hanya sebatas itu.
“Ku kira kau sudah tahu bahwa Grey tidak pernah ceroboh dalam apapun. Jika kau benar-benar tidak mempercayaiku, hentikan seluruh perintahmu dan selesaikan seluruh penyelidikan itu dengan pasukanmu sendiri. Tidak ada kewajiban untukku melayani selain Yang Mulia, dan kalau kau lupa, kakakmu lah Rajanya dan bukan kau.”
James meradang. Ia membanting beberapa perabot mahal itu dengan seluruh kemarahan yang tampak di wajahnya. “Kau!”
Dan Gilbert hanya tersenyum dingin seperti biasa. Tidak ada yang mampu mendefinisikan jenis senyum yang dimiliki Gilbert.
“Katakan saja yang sebenarnya, apa yang sebenarnya kau cari dari penyelidikan ini?” ujar Gilbert dingin, tepat menusuk ke maksud yang selama ini selalu James sembunyikan.
“Kau menuduhku menginginkan sesuatu?”
“Jika tidak, kau tidak perlu semarah itu untuk menanggapi pertanyaanku.” Gilbert menghela napas. “Kau mungkin jauh lebih dewasa dariku, tapi ku pikir aku tahu banyak hal lebih daripada kau. Lakukan sesukamu, seorang Grey tidak akan pernah kalah oleh ancaman apapun. Dan perlu kau ingat bahwa Grey hanya tinggal diriku, setidaknya aku hanya perlu mengurus diriku sendiri tanpa direpotkan oleh hal lain.”
Gilbert membungkuk sopan. “Sampai jumpa lain waktu, Tuan.”
Seulas senyum licik terpasang, mengiringi langkah Gilbert keluar dari ruangan serba mewah milik James. Gilbert mendukung James dan menaruh harapan untuk Kerajaan padanya karena ia tampak lebih kompeten daripada Yang Mulia, tapi rasa dengki di hatinya membuatnya ceroboh dan melakukan hal-hal bodoh. Ia tidak lagi masuk dalam kategori atasan yang harus Gilbert hormati.
Usai perdebatan mereka, Gilbert yakin James akan semakin mencurigainya. Tapi ia tidak keberatan dengan itu. Sosok yang tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri tidak pantas untuk menerima keloyalan seorang Gilbert Grey.
Nicolin tersenyum, membukakan pintu kereta kuda yang sudah menunggunya sejak tadi. “Silahkan, Tuan Muda.”
Gilbert mengangguk. Dalam perjalanan pulangnya, ia menyadari sesuatu mengapa Nicolin mengatakan jika James tidak akan pernah mampu mengikat kontrak seperti apa yang ia lakukan. Keteguhan hatinya tidak ada, kegelapan hatinya tidak pekat. James hanyalah manusia biasa yang terkubur dalam perasaan dengki pada saudaranya sendiri.
-----