A Piece Of Memory

1968 Words
“Laporan kematian, Tuan Muda.” Gilbert meletakkan cangkir tehnya. Salah satu pelayan iblis yang dipekerjakan Nicolin untuknya muncul dalam kedipan mata, berlutut di dalam kamarnya. Seandainya Gilbert tidak memiliki kontrol diri yang bagus, ia pasti sudah menjatuhkan cangkir tehnya karena terkejut. “Bisakah kau muncul dengan sebuah tanda?” Pelayan iblis berwajah datar itu memandangi Gilbert dengan pandangan bingung. Nicolin kembali masuk ke dalam kamar Gilbert tidak lama setelahnya. Pelayan itu menundukkan kepalanya kepada Nicolin juga lalu kembali menghadap Gilbert. “Tiga orang wanita meninggal di rumah hiburan tempat Nell Gwyn tinggal. Kematian yang benar-benar persis. Seluruh tubuhnya seperti dimakan binatang buas, dan satu hal yang paling jelas bahwa jantung mereka telah hilang.” “Jantung? Bukankah mereka sudah melakukan ritual abu pemanggil itu dan memasukkan iblis ke dalam tubuh Nell Gwyn dan empat wanita penghibur lainnya?” “Kemungkinan besar, ketiga kematian itu bukan digunakan sebagai syarat ritual abu pemanggil, Tuan Muda.” Sela Nicolin. “Jika Tuan Muda memperhatikan keterangannya, tubuh wanita-wanita itu ditemukan dalam kondisi seperti dimakan binatang buas. Mereka tidak membutuhkan daging manusia sebagai persembahan, hanya jantung saja yang diperlukan. Jika kemungkinanku benar, wanita-wanita itu tewas karena dimakan oleh orang-orang yang di dalamnya terisi iblis.” Gilbert membelalak. “Kau tidak bilang jika mereka menjadi kanibal?” “Mereka memang tidak, tetapi hasrat memakan manusia datang dari para iblis yang bersemayam di dalam tubuh wanita-wanita yang digunakan sebagai wadah. Seperti yang sudah kukatakan, siapa pun yang menjadi wadah iblis dengan ritual abu pemanggil, ia tidak memiliki kendali penuh terhadap tubuhnya sendiri. Iblis-iblis yang dimasukkan secara paksa ke dalam tubuh manusia membutuhkan nutrisi untuk tetap bertahan, jika tidak maka mereka akan membuat inangnya sakit dan cepat meninggal. Tentu, hal itu tidak diinginkan, makanya mereka mengambil alih kendali tubuh wadahnya dan memangsa manusia.” Gilbert mengurut pangkal hidungnya. “Aku tidak pernah berpikir jika memakan daging manusia menjadi sebuah nutrisi bagi iblis-iblis yang berada di dalam wadah. Maksudku, kukira iblis hanya memakan jiwa.” “Mereka tidak bisa, Tuan Muda. Jiwa ada pada kasta tertinggi dalam makanan para iblis, dan yang bisa memangsa jiwa hanya yang sejenisku, yang mampu mengikat sumpah darah. Jika manusia membutuhkan syarat-syarat tertentu agar ia bisa memanggil iblis demi sumpah darah, pun dengan iblis yang bisa menarik tawaran itu. Pada kenyataannya, level di antara manusia juga berlaku di kalangan iblis.” Begitu banyak yang Gilbert tidak mengerti tentang dunia supernatural di sekitarnya. Ia mengira-ngira apa yang akan dilakukan oleh Kerajaan andai mereka tahu bahwa iblis bisa memakan manusia sebagai nutrisi tubuhnya. Kerajaan sudah sangat sensitif terhadap hal-hal yang sekiranya menyentuh ranah persihiran. Bahkan, fenomena pembakaran orang-orang yang diduga sebagai penyihir adalah hal yang sangat umum di kota. Sampai hari ini, sudah berkali-kali Gilbert melihat peristiwa tidak bermoral itu. Kecurigaan yang sepihak, tidak adanya kesempatan membela diri, ketakutan berlebihan. Semua itu tergabung dan langsung memunculkan ide bahwa mereka harus segera dimusnahkan, yaitu dengan dibakar hidup-hidup. “Apakah pihak Istana sudah tahu tentang kematian itu?” Iblis yang diperintahkan Nicolin untuk membantu mencari informasi menggeleng. “Sepanjang yang saya lihat, belum ada pihak Istana yang datang untuk mengurus kasus itu. Pemilik rumah hiburan sepertinya juga tidak tahu bahwa ada iblis yang bersemayam di salah satu tubuh pekerjanya. Kematian itu oleh mereka disinyalir sebagai perbuatan penyihir yang mencari tumbal. Pemilik rumah hiburan itu juga berusaha untuk merahasiakan hal itu, namun distrik hiburan selalu cepat dalam menyalurkan informasi. Jadi, sebenarnya sebagian besar sudah mendengar rumor kematian yang terjadi meski kebanyakan cerita ditambah-tambahi untuk membuatnya terdengar lebih menarik.” “Apa langkah selanjutnya Tuan Muda?” Tanya Nicolin. Gilbert terdiam. Ia belum menemukan ide di kepalanya. Ia kira permasalahan yang harus ia hadapai hanya berkisar pada permasalahan ritual abu pemanggil serta bangsawan-bangsawan yang terlibat, namun semakin waktu berlalu, masalah lain terus muncul. Bahkan untuk dirinya sendiri yang tiba-tiba bertemu dengan jiwa leluhurnya pada sebuah dimensi gelap yang hanya diisi mereka berdua. Gilbert masih tidak tahu apa sebenarnya tujuan dari ritual itu jika bukan untuk menggulingkan Raja yang sekarang, pun ia tidak tahu mengapa dirinya tiba-tiba bertemu sosok leluhurnya dari masa ratusan tahun silam, yang sialnya memiliki wajah benar-benar mirip dengannya.  Segala sesuatu terjadi karena alasan, dan tidak mungkin Gilbert bertemu dengan jiwa leluhurnya dalam path itu hanya karena kebetulan. “Aku ingin sekali membawa salah satu wanita yang menjadi wadah itu kemari. Tapi, menculik seorang wanita penghibur level atas bukanlah tindakan yang aman. Sekarang ini, bahkan aku yakin orang-orang yang melakukan ritual itu sudah menandaiku dan menunggu waktu yang tepat untuk melenyapkanku. Terbukti dari datangnya segerombolan orang-orang bertopeng tempo hari. Tunanganku, yang bahkan selama ini sama sekali tidak kucurigai ternyata juga melawanku. Terlalu banyak jalan buntu di hadapanku.” “Apa yang akan Tuan Muda lakukan jika bisa membawa salah satu wadah itu?” “Melihatnya secara langsung tentu saja. Maksudku, selama ini aku hanya mendengar keterangan-keterangan saja. Tentang Nell Gwyn yang berusaha mengeluarkan iblis dari dalam tubuhnya, pupil matanya yang menjadi tiga, termasuk tentang ia yang memakan manusia. Kurasa, aku tidak memiliki ide untuk langkah selanjutnya karena yang kulakukan hanya diam dan menunggu informasi saja.” Nicolin menggeleng. “Informasi adalah tanggung jawab kami sebagai pelayan, Tuan Muda. Aku tidak bisa membiarkan Tuan Muda berkeliaran sendirian hanya untuk mendapatkan informasi. Selain itu, Yang Mulai Raja sering sekali memanggil Tuan Muda. Akan sangat melelahkan jika di saat Tuan Muda menyelidiki sesuatu, tiba-tiba Yang Mulia Raja memanggil Tuan Muda.” Gilbert menyetujui dalam hati apa yang dikatakan Nicolin. Terakhir kali ketika ia berusaha mencari informasi sendiri, hal-hal buruk terjadi kepadanya, termasuk trauma yang tiba-tiba menyerang padahal selama ini Gilbert tidak pernah memikirkannya. “Mungkin aku harus bertemu dengan Ramona. Kirimkan surat ke kediaman Hayward, aku harus ke sana dan berbicara kepada Ramona. Aku ingin tahu seberapa dalam mereka menusukku.” Nicolin menunduk. “Baik, Tuan Muda.” Nicolin menoleh kepada iblis bawahannya dan mengangguk. Sosoknya yang sejak tadi berlutut hilang dalam kedipan mata. --- Gilbert langsung bersiap untuk berangkat ke kediaman Hayward begitu Ramona mengirimkan surat balasan. Tiga hari berselang sejak Gilbert mengirimkan surat untuk mengabari kedatangannya, dan dua hari setelahnya Ramona mengirimkan balasan yang intinya menyambut dengan senang hati kedatangan Gilbert. Lagipula, Gilbert tidak berpikir bahwa Ramona akan menolak kedatangannya. Bagaimana pun hubungan mereka, status keduanya masihlah tunangan. Apalagi, pertunangan mereka adalah satu-satunya kenangan yang dibuat di antara keluarga Grey dan Hayward sebelum tragedi kebakaran itu terjadi. Gilbert sampai di kediaman Hayward ketika tengah hari. Kedatangannya dikatakan cukup tiba-tiba sehingga ayah Ramona tidak bisa menemuinya karena tengah ada pekerjaan. Ramona menyambut kedatangan Gilbert dengan baik. Para pelayan ditugaskan untuk menyiapkan berbagai hidangan, termasuk menyiapkan satu ruangan untuk Gilbert istirahat. Sejak kebakaran, Gilbert belum pernah kembali ke mansion Hayward, dan ini menjadi pertama kalinya ia datang ke mansion Hayward sebagai kepala keluarga Grey. Ramona tampak anggun dengan gaun berwarna biru mudanya. Ia menyangggul rambut pirangnya, menambahkan aksesoris secukupnya. Sejak kecil, Ramona selalu menyukai pakaian dengan warna-warna lembut, dan memang hal itu membuatnya tampak manis. “Sudah lama tidak kemari, eh Gilbert?” Ramona mengulas senyum manis. Gilbert meraih telapak tangan kanan Ramona dan menciumnya sekilas. “Kurasa, aku butuh untuk kemari. Intensitas pertemuan kita semakin jarang saja.” Ramona tertawa kecil. “Sebagai kepala keluarga, sudah menjadi kewajibanmu untuk melakukan banyak pekerjaan. Aku tidak masalah, lagipula pekerjaanmu tentu lebih penting. Kau memikul tanggung jawab yang besar.” “Terima kasih untuk pengertiannya, Ramona.” “Pelayan Hayward sudah menyiapkan banyak hidangan, mari kita menikmatinya.” Sesi makan mereka berlalu tanpa obrolan apapun. Di meja panjang nan lebar itu, tersedia banyak sekali makanan dengan beragam jenis. Seharusnya, hidangan sebanyak itu bisa dinikmati untuk dua keluarga besar, tetapi hanya dua kursi yang terisi. Ujung kanan terisi Gilbert, sementara sebaliknya terisi Ramona. Dengan posisi duduk yang seperti itu, jarak mereka cukup jauh satu sama lain. Rasanya benar-benar aneh duduk dalam posisi seperti ini. Usai menyelesaikan makan mereka, Gilbert dan Ramona duduk di taman milik orang tua Hayward. Ada kursi kayu di sana, tepat berada di bawah pohon besar yang di sekitarnya tumbuh berbagai bunga. Mereka tetap Gilbert dan Ramona, namun dalam visual yang berbeda. Gilbert dan Ramona resmi bertunangan ketika umur mereka sepuluh tahun. Sebagai satu-satunya pewaris nama Grey, Gilbert diharuskan memilih pasangan yang pantas, yang tidak akan merugikannya di kemudian hari. Begitu protektifnya kedua orang tua Gilbert hingga pergaulannya terbatas. Sebagian besar masa kecilnya dihabiskan bersama pelayan dan juga anak-anak bangsawan lain yang berteman dekat dengan orang tuanya. Tidak ada yang bertahan lama dalam pertemanannya dengan anak-anak bangsawan lain. Lalu, Ramona datang. Segalanya berjalan sama saja seperti yang lain. Gilbert yang bosan selalu bergaul dengan pelayan berkenalan dengan Ramona, mengajaknya bermain. Gilbert kecil tidak sama dengan Gilbert yang sekarang. Ia adalah anak yang ceria dan cukup ramah. Ia selalu tersenyum, dan seolah membuat orang lain mengalihkan atensinya hanya untuk menatap dirinya sudah menjadi bakat alami Gilbert, termasuk menarik atensi Tuan dan Nyonya Hayward yang kemudian membuat mereka dengan sangat senang menjodohkan puterinya dengan Gilbert. Semilir angin membelai kulit Gilbert, membawa kenangan memori masa kecil mereka sekelebat terulang di kepalanya. “Aku ingat dulu pernah bermain bersamamu di sini, kau membuatkanku mahkota bunga.” Ramona tersenyum geli. “Dan kau membuatkanku cincin dari tangkai bunga. Kau bilang, nanti saat kita menikah, cincin itu akan kau ganti dengan yang baru.” “Menurutmu, mengapa sampai sekarang kita belum resmi menikah? Kita sudah sama-sama dewasa bukan? Terlebih, aku sudah menjadi kepala keluarga Grey.” Ramona mengangkat bahu. “Mungkin, kita harus menunggu sedikit lagi.” Gilbert melirik Ramona, tidak perubahan raut wajah yang berarti darinya. “Apa mungkin kau menemukan orang lain yang kau cintai?” Ramona membelalak, segera ia menggeleng keras dengan wajah panik. “Mengapa kau mengatakan hal seperti itu? Mana mungkin aku mengkhianatimu!” “Heee……” Gilbert menarik senyum kecil. “Bahkan jika memang benar kau telah menemukan pemuda lain yang kau cintai, itu bukan pengkhianatan kok. Hubungan pertunangan kita adalah sekenario orang tua ‘kan? Lagipula kita ditunangkan saat usia kita benar-benar masih kecil. Kupikir, mungkin dulu kau menerimanya karena kau belum benar-benar mengerti apa itu pertunangan.” “Mengapa kau tiba-tiba mengatakan hal itu?” Gilbert menggeleng. “Hanya sekelebat pikiran. Aku tidak bermaksud menyinggungmu, tetapi jika memang benar kau menyukai orang lain, kau tinggal mengatakannya. Aku akan membatalkan pertunangan kita sesuai keinginanmu.” Mana mungkin semudah itu. Pertunangan di antara bangsawan seolah merupakan ikatan berdasarkan nama baik. Ketika seorang bangsawan bertunangan, sulit untuk memutuskannya begitu saja tanpa mendengar cemooh dari orang-orang sekitar. Sudah menjadi kebiasaan bahwa pertunangan di antara bangsawan selalu diumumkan, sehingga putusnya hubungan pertunangan pasti langsung terdengar di telinga bangsawan-bangsawan lain, yang mana hal itu akan menimbulkan malu. Gilbert mungkin tidak peduli. Lagipula tidak ada yang harus ia jaga nama baiknya selain namanya sendiri. Sementara Ramona harus menjaga nama baik Hayward termasuk ayahnya. Dengan tingkatan status Hayward yang lebih rendah, yang paling banyak menanggung malu tentu adalah Hayward jika pertunangan itu benar-benar batal. “Aku menyukaimu, Gilbert. Sejak kecil aku selalu menyukaimu, mana mungkin aku mau membatalkan pertunangan kita.” Gilbert menumpukan wajahnya dengan telapak tangan kanan. “Benarkah?” “Tentu saja.” Gilbert mengangguk-angguk. “Hah, tempat ini benar-benar mengingatkanku dengan banyak kenangan masa lalu.” Ramona tersenyum manis, tampak lega saat menyadari bahwa Gilbert tidak lagi mengungkit perihal pembatalan pertunangan mereka. Gilbert bisa melihat itu dengan jelas sejelas wajahnya. “Saat di mansion Grey, apa kau ingat kalau kita pernah menyelinap masuk ke ruang bawah tanah tanpa tahu bahwa ruangan itu adalah ruangan rahasia keluarga Grey?” “Eh?” “Kau ingat ‘kan? Kau adalah satu-satunya orang luar yang tahu soal ruangan itu karena aku mengajakmu.” “Gilbert?” “Kita berkeliling di ruangan itu, sampai ayahku datang dan memarahi kita. Beliau memperingatkan kita untuk tidak mendekati ruangan itu lagi.” Ramona mengernyit. “Gilbert apa yang sedang kau—“ “Hei Ramona, kenapa kau masuk ke ruangan itu lagi tanpa izin?” -----
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD