Doctor

1473 Words
“Gilbert, sudah sangat lama kita tidak saling bertemu.” Count Hayward menjabat tangan Gilbert. Pria dewasa dengan janggut tebal dan perawakan tinggi besar itu tampak menyeramkan jika dilihat sekilas. Ia berdiri bersisihan bersama dengan Ramona yang tersenyum kepadanya. Gilbert mengangguk dan mencium punggung tangan Ramona. Count Hayward memandangi Nicolin dan Gilbert bergantian. “Ini?” “Ah, pelayan baruku. Namanya Nicolin.” Nicolin tersenyum dan membungkuk dengan tangan kanan di d**a. Count Hayward mengangguk. Agaknya ia tahu mengapa Gilbert membawa pelayan baru. Tragedi kebakaran mansion Grey adalah peristiwa besar dan nyaris seluruh bangsawan tahu. Hanya yang tidak mereka ekspektasikan adalah Gilbert Grey yang berakhir selamat tanpa luka apapun. Tidak ada tanda-tanda bahwa ia telah mengalami insiden kebakaran. Tidak ada yang berani bertanya, dan semua itu hanya menjadi buah bibir di kalangan bangsawan yang mengenal Grey. Count Hayward seolah terus mendorong Ramona agar bersama dengan Gilbert, membuat Gilbert merasa tidak nyaman karenanya. Ia tidak membenci Ramona, tapi bersama dengan seseorang yang tidak ia kenal dengan baik adalah kepalsuan. Meski Ramona berstatus sebagai tunangannya, Gilbert tetap tak bisa menerimanya. “Tuan Muda, Lord Dexter telah datang.” Gilbert mengangguk. Ia mencium punggung tangan Ramona lagi. “Maaf, aku harus menemui Dexter.” Ramona tersenyum lembut dan mengangguk, sementara Gilbert segera berpaling. Gilbert berjalan terburu tanpa sadar. “Tuan Muda kehilangan ketenangan.” Bisik Nicolin. Gilbert melambatkan langkahnya, menegakkan badan dan kembali melangkah dengan mantap. Kehilangan ketenangan adalah kesalahan untuk Gilbert. Ia tidak pernah mengalami itu sebelumnya. Ia pernah bertemu dengan Ramona dan keluarga Hayward lainnya, tapi bukan dengan posisinya sebagai kepala keluarga Grey. Sekarang keadaan telah berubah, dan agaknya ia butuh penyesuaian diri khusus untuk hubungannya dengan keluarga Hayward yang cukup kompleks. Beramah-tamah dengan keluarga Bridges tak sulit sama sekali. Hanya saja, memanfaatkan posisi Dexter seperti yang dikatakan Nicolin sama sekali tidak berjalan mulus. Setelah beberapa tahun tidak bertemu, Dexter berubah menjadi sosok yang dingin dan irit dalam berbicara. Gilbert sampai tidak mengenalinya. Ia benar-benar ingat bagaimana cerianya Dexter dan tingkahnya yang sangat aktif di masa lalu. Ia selalu bersikap sebagai seorang kakak setiap kali bertemu dengan Gilbert. Kali ini benar-benar berbeda. Seolah sosok Dexter benar-benar telah dihapus dan digantikan dengan jiwa baru dalam balutan tubuh yang sama. “Lord Dexter tidak seperti yang anda deskripsikan, Tuan Muda.” Gilbert mengangguk. “Aku bahkan sama sekali tidak mengenalnya.” Nicolin mengambilkan beberapa makanan kering dan teh untuk Gilbert. Mereka berdua duduk di ujung ruangan, terpisah dengan para bangsawan lain yang asyik mengobrol. “Apa mungkin karena pekerjaannya sehingga berefek pada kepribadian?” Gilbert menggeleng. “Hal seperti itu normal terjadi, tapi tidak akan mungkin sampai benar-benar menghilangkan keseluruhan jiwa Dexter. Kulihat beberapa kali pun, aku benar-benar tidak mengenalnya. Lagipula sejak Dexter pergi untuk menjadi prajurit Kerajaan hingga saat ini, belum ada konflik besar apapun dengan Negara lain, yang itu artinya tidak mungkin ia mengalami beban psikis besar hingga benar-benar menghapus sosoknya yang dulu.” Nicolin menggeleng takjub. “Aku benar-benar penasaran apa yang ada di dalam Kerajaan hingga mampu mengubah kepribadian seseorang.” “Kerajaan adalah benteng besar penuh rahasia.” “Jika Lord Dexter berubah sikap seperti ini, rencana untuk mendapatkan informasi darinya rasanya mustahil.” Gilbert mengangguk. “Dia bahkan tidak berniat untuk beramah-tamah denganku. Aku benar-benar penasaran apa yang terjadi padanya dalam beberapa tahun ini. Benar-benar aneh, ada ap—“ “Tuan Muda?” Gilbert meletakkan gelasnya dan beranjak pergi meninggalkan Nicolin yang kebingungan. Langkah Gilbert berhenti di hadapan seorang pria dewasa yang tengah menikmati minumannya sendirian. Nicolin tidak tahu siapa dia dan hanya mengikuti apa yang Gilbert lakukan. “Dokter Albert?” “Ah? Marquess.” Ia menundukkan kepalanya. “Aku tidak tahu jika Lady Bridges juga mengundang seorang dokter.” Dokter Albert menggeleng. “Lady Bridges mengundangku karena aku yang membawa Lord Dexter pulang.” “Untuk apa? Kupikir Dexter tidak perlu seorang dokter untuk mengantarnya pulang. Dia seorang pemipin prajurit Kerajaan. Dia sendiri sudah jauh dari cukup untuk membereskan pemberontak jikalau ada. Mengapa mengutus seorang dokter untuk mengantarnya pulang?” “Maafkan aku, Marquess. Aku harus pergi.” Dokter Albert berjalan terburu meninggalkan Gilbert dengan beragam pertanyaan yang bercokol di kepalanya. “Seorang Dokter?” Gilbert mengangguk. Sebuah seringai tipis tercipta. “Bukankah aneh mendapati seorang dokter di dalam pesta bangsawan kaya raya?” “Selama aku melayani tuanku yang sebelum-sebelumnya, tidak pernah ada seorang bangsawan yang mengundang dokter dalam pestanya.” “Lebih aneh karena dokter Albert kemari karena mengantar Dexter. Jika aku benar, perubahan sikap Dexter karena ia sakit. Masalahnya, apa yang membuatnya sakit dan apa penyakitnya?” Nicolin mengangguk. “Rasanya aneh sekali jika Lord Dexter sakit. Untuk apa mengadakan pesta besar dan mengundang para bangsawan kelas atas jika orang yang datang dalam keadaan sakit.” “Bagaimana dengan lima dokter Kerajaan yang menghilang itu? Aku tahu dokter Albert juga bekerja di Kerajaan meski posisinya bukan menangani para bangsawan.” “Dokter Albert bekerja di Kerajaan?” Gilbert mengangguk. Bahkan sebelum ia memegang kendali sebagai kepala keluarga Grey, ia sudah banyak tahu siapa-siapa saja yang terlibat dengan Kerajaan. Siapa yang pro kepada Raja, dan siapa yang terus-terusan merencanakan penggulingan tahta. Gilbert tidak pernah dicurigai meski ia mengetahui banyak hal karena ia bersembunyi di balik tubuh anak-anaknya. Tidak akan ada yang mencurigai seorang anak-anak, terlebih jika anak itu adalah calon satu-satunya kepala keluarga Grey yang sangat penting posisinya di Kerajaan. Memang benar jika orang dewasa tidak selalu benar dalam menentukan sesuatu. Meski Gilbert dulu hanyalah anak-anak, ia begitu teliti dengan sekitarnya. Ia tidak menghendaki itu, tapi semuanya terjadi begitu saja. Ia tahu, ia mengerti, lebih dari itu ia juga mengingat segalanya. “Dokter Albert biasanya mengobati tahanan di penjara Kerajaan. Aku pernah melihatnya beberapa kali.” “Bagaimana bisa putera seorang Marquess pergi ke penjara?” tanya Nicolin terkejut. Gilbert mendengus. “Tentu saja aku tidak meminta izin ayahku. Aku hanya menyelinap, dan mengikuti kemana dokter Albert ketika ayahku sibuk berdiskusi dengan Yang Mulia. Tapi karena aku sering melakukannya, dokter Albert akhirnya mengajakku sekalian demi keamananku juga.” Nicolin terkekeh. “Menarik. Lantas, jika dokter Albert hanya menangani tahanan, apa hubungannya dengan lima dokter Kerajaan yang hilang? “Aku tahu kau pintar, Nicolin.” Desis Gilbert tajam. Gilbert menunduk minta maaf. “Tuan Muda, aku mengerti jika sesama dokter pastilah memiliki hubungan meskipun berbeda posisi. Yang sebenarnya aku bingungkan adalah bagaimana dokter tahanan berhubungan dengan dokter bangsawan? Atau lebih tepatnya, korelasi macam apa yang dimiliki dokter Albert dengan hilangnya lima dokter itu?” Gilbert mengangkat bahu. “Mari cari tahu.” --- “Kau membawanya?” “Selalu, Tuan Muda.” Nicolin dan Gilbert menghentikan kereta kuda mereka tak jauh dari kediaman Bridges. Dengan kemampuan Nicolin yang tak terbatas, ia memastikan tidak aka nada siapa pun yang menemukan kereta kuda mereka. Penyamaran mereka dimulai kembali seperti yang mereka lakukan ketika menyelidiki distrik hiburan di Westminster. “Tuan Muda yakin kita akan menyelinap masuk ke mansion Bridges?” “Apa tidak bisa?” Nicolin menggeleng. “Bisa. Tapi jika ketahuan, nama Grey akan benar-benar hancur.” “Kau bertanggung jawab untuk memastikan semua itu tidak terjadi selama aku hidup.” Tandas Gilbert. Nicolin tersenyum tipis. Seperti inilah Tuan yang benar-benar ia inginkan. Sama sekali tidak ada rasa takut. Nicolin menunduk, meletakkan tangan kanannya di d**a. “Baik, Tuan Muda.” Mansion Bridges memiliki banyak penjaga hampir di setiap sudut bangunan, seluruh penjaga juga dilengkapi dengan senjata. Mereka juga memiliki banyak pelayan. Jika pencuri biasa berusaha untuk melakukan askinya di mansion Bridges, bahkan sebelum berhasil membuka pintu mereka pasti sudah lebih dulu mati di tangan para penjaga. Gilbert teringat dengan mansion Grey sebelum kebakaran itu. Situasinya tak jauh berbeda. Ayahnya menempatkan banyak penjaga, dan juga pelayan. Mansion Grey tidak pernah sepi bahkan ketika tengah malam. Keadaan yang sangat kontras dengan mansion Grey saat ini yang hanya berisi dirinya, Nicolin, seroang pelayan, satu tukang kebun, dan satu koki. Ketiganya tidak benar-benar mahir dalam bidangnya, semua pelayan itu Nicolin yang membawanya. Hampir seluruh pekerjaan dikerjakan oleh Nicolin. Gilbert menggeleng pelan, melupakan ingatan sejenak di kepalanya. “Ayo.” Tidak butuh waktu lama bagi Nicolin untuk membuat seluruh penjaga di mansion Grey terlelap hingga tidak akan mengingat apapun keesokan harinya. Nicolin memimpin di depan dan melindungi Gilbert karena apa yang mereka lakukan benar-benar berisiko. “Bagaimana?” Bisik Gilbert. Nicolin menggenggam pergelangan tangan Gilbert dan membawanya menyusuri setiap kamar. Jika yang dikatakan Albert benar, kemungkinan besar dokter itu akan berada di ruangan Dexter untuk menjaganya jika terjadi sesuatu sewaktu-waktu. “Aku tahu ruangan Dexter….” Gilbert menghela napas. “….Jika memang belum berubah.” Nicolin mengangguk. Ia mengikuti Gilbert sekaligus waspada dengan kemungkinan mereka ditemukan oleh salah seorang pelayan. Dexter menempati kamar utama di mansion itu usai ayahnya meninggal. Ruangan besar di lantai dasar dengan berbagai perabot lengkap. Gilbert ingat Dexter pernah mengajaknya masuk ketika ayahnya pertama kali mengajak Gilbert berkunjung tepat beberapa hari usai Lord Bridges meninggal. “Tuan Muda.” “Hn?” Nicolin meletakkan telunjuknya di depan bibir dan menunjuk ruangan besar dengan jendela besar pula di dekat mereka. “Apa yang sebenarnya terjadi dengan Dexter?” “Maafkan saya My Lady, saya benar-benar tidak tahu.” “Kau seorang dokter! Kau pasti tahu apa yang terjadi dengan Dexter.” “Lord Dexter tidak sakit.” “Lalu apa?” Berikutnya, hanya suara erangan tangis yang terdengar. Gilbert menatap Nicolin dengan pandangan penuh tanya. “Kita harus segera pergi Tuan Muda. Lebih baik kita incar dokter itu daripada membahayakan dirimu dengan cara ini.” Gilbert menghela napas. Mau tidak mau, ia harus menuruti saran Nicolin karena memang apa yang dikatakannya benar. Ia mempertaruhkan nama Grey dengan kelakuannya ini, dan sebelum tujuan besarnya terpenuhi, ia tidak mau nama Grey hancur. Mereka keluar dengan segera setelahnya. Beragam pertanyaan bercokol di kepala Gilbert dan ia benar-benar tidak tahan untuk segera menemukan jawabannya. Terlalu banyak misteri yang mengelilingi. Satu peristiwa bertumpuk dengan peristiwa lainnya, tapi Gilbert yakin semuanya memiliki korelasi. Ia hanya perlu menemukan kaitannya. -----
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD