Part 3

1330 Words
    Dyra segera duduk di bangkunya ia mulai mengeluarkan ponsel dan mulai mendengarkan musik, tanpa menggunakan earphone. Ia tidak suka. Ia lebih menyukai mendengarkan lagu secara langsung, penggunaan earphone baginya hanya akan merusak telinga saja dan menyebabkan gangguan pendengaran.     Dea melangkah dengan tergopoh-gopoh menuju bangkunya. Setelah duduk di bangkunya dan meletakkan tas. Dea segera menoleh pada Dyra yang justru masih asik dengan ponselnya.     "Dyr. Lo tau gak. Ada hot news Dyr. Hot news." ucap Dea tidak sabaran.     "Apaan?" tanyanya kemudian ia mempause lagu yang ia putar.     "Kemarin. Waktu gue ke minimarket. Gue ketemu cowok. Dia rada misterius gitu. Pake jaket sama masker. Pokoknya mukanya ditutupin."      "Terus?" tanya Dyra mengerutkan keningnya.      "Dia keliatan bingung berdiri di depan rak jajaran pembalut gitu. Jadi gue tanyain deh dia malu beli apa. Terus dia malah balik nanya, dia nanyain pembalut bersayap . Yaudah gue tunjukin"     'Kayaknya. Wah, ini pasti Dero' batin Dyra.     "Terus?"      "Ternyata dia beliin pembalut buat pacarnya. Terus dia kayak buru-buru gitu. Udah gitu pas gue ikutin dia ke kasir, dia nyerahin uang lima puluh ribu. Dia langsung keluar. Pas gue ikutin keluar dia udah masuk mobil. Aduh mana gue lupa nyatet nomor plat mobilnya lagi."     "Nyatet nomor plat? Buat apa?" tanya Dyra.     "Ya biar gue bisa tau siapa itu cowok." Dyra berusaha menahan tawanya, ia yakin benar yang Dea ceritakan saat ini adalah Dero. Siapa lagi yang membeli pembalut bersayap di minimarket kemarin? Tidak mungkin ada dua pria yang secara kebetulan melakukan hal tersebut.     "Terus, tujuan lo nyeritain hal ini ke gue apa?" tanya Dyra.     "Yaa. Gue mau curhat aja. Selain itu, gue penasaran. Siapa ya itu cowok, romantis banget mau beliin pembalut buat pacarnya."     "Kenapa lo gak tanyain ke dia aja, kenalan gitu. Nanya nama?"     "Nanya nama pacarnya?" sambung Dyra     "Kan gue udah bilang, dia langsung pergi pas gue kasih pembalutnya"      "Eh bentar. Nama pacar? Buat apa gue nanyain nama pacarnya?" sambung Dea.     Dyra mengangkat bahunya.     "Siapa tau berniat nikung."      "Ya ampun, Dyr. Mentang-mentang gue jomblo enggak sampe niat nikung pacar orang kali."     "Ya siapa tau. Namanya aja udah kadung ngesir." sahut Dyra acuh.                                                                                 ----     "Bi, Kak Dero udah pulang belum?" tanya Dyra pada Bi Siti yang kebetulan melintas di hadapannya.      "Udah, Non. Ini bibi disuruh nganterin jus jeruk ke kamarnya." ujar Bi Siti.     "Kalo gitu, Dyra aja yang bawain jusnya. Sekalian Dyra mau ke kamarnya kak Dero." ucap Dyra.     "Tapi-"     "Udah. Sini." Dyra mengambil gelas berisi jus jeruk dari Bi Siti.     "Makasih ya, Non."     Dyra mengangguk. Ia lantas membawa jus jeruk tersebut ke kamar Dero.                                                                             ----     "Kak.." panggil Dyra.     Dyra mengetuk pintu kamar Dero hingga kakaknya itu muncul dan membuka pintu.     "Nih." Dyra menyodorkan Dero segelas jus jeruk.     "Perasaan tadi gue nyuruh Bi Siti. Kok elo yang bawain?" Dero menerima gelas itu.     "Sekalian aja mumpung gue juga mau ke kamar lo."     Dero tampak mengernyitkan keningnya.     "Ada urusan apa?" tanya Dero.     "Mending lo sekarang siap-siap. Lo harus nganterin gue ke toko buku."     "Owh itu. Ya udah gue siap-siap dulu. Lo juga. Jangan lupa dandan yang cantik." ujar Dero.      Dyra mengangguk. Ia lantas pamit undur diri untuk kembali ke kamarnya.         Setelah sampai di kamarnya. Dyra meletakkan tasnya di atas meja. Ia melirik jam dinding. Kemudian melirik ke arah beberapa bukunya. Dyra lantas segera mengganti baju. Sesuai amanat Dero ia harus berdandan cantik hari ini. Memang harus Dyra akui setiap bersekolah dan keluar bersama Dero, ia akan menguncir kuda rambutnya. Kali ini Dyra ingin terlihat beda. Setelah selesai bersiap-siap. Dyra segera melangkah ke kamar Dero. Ia mengetuk pintu terlebih dahulu.     "Kak.." panggilnya.     Pintu terbuka. Dyra sedikit terkesima melihat Dero yang terlihat keren.     "Keren banget lo, Kak." ujar Dyra.     "Gue mah emang keren. Lonya aja yang baru nyadar."     "Yaudah ayok." ajak Dyra.     "Eh bentar. Kok lo cantik?" tanya Dero.     Dyra menghela napas.      "Gue mah emang cantik. Lonya aja yang baru nyadar." ujar Dyra. Dero menjadi terkekeh.     Mereka segera bergegas. Tanpa janjian, keduanya kompak mengenakan kaos berwarna hitam, celana jeans, serta sepatu kets. Sangat seragam, lebih terlihat seperti pasangan yang sengaja mengenakan pakaian couple'an. Keduanya melangkah menuju ruang tamu.     "Pake mobil aja ya kak." pinta Dyra.     "Motor aja biar cepet." tolak Dero.     "Mobil aja." ucap Dyra dengan mendelik. Dero dengan terpaksa mengangguk.     "Den, non. Mau kemana?" tanya Bi Siti yang datang dari dapur.     "Mau ke toko buku, Bi." sahut Dyra.     "Oh ya sudah. Hati-hati ya Den Dero dan Non Dyra." ucap Bi Siti.     Dero mengangguk pasti     "Oke Bi."     "Kita berangkat ya, Bi" ujar Dyra.     Setelah berpamitan dengan Bi Siti, keduanya meluncur ke garasi. Setelah itu berangkat dengan mengendarai mobil milik Dero.                                                                                 ----     Dero hanya melihat-lihat ke arah buku yang terpajang dengan bosan. Ia tidak terlalu suka membaca buku. Kecuali buku pelajaran. Ia melirik kearah Dyra yang masih terlihat sibuk memilih-milih novel. Gadis itu memang sangat menyukai novel. Dyra bahkan sampai memiliki ruang perpustakaan sendiri. Tapi tentu saja, terbuka untuk umum. Maksudnya, untuk keluarganya di rumah. Teman sekelas Dyra tidak ada yang mengetahui alamat rumah Dyra, juga mengenai keluarga Dyra. Itu semua karena Dyra sangat tertutup dan sangat pandai menyembunyikan semuanya.     Dero mengeluarkan ponselnya. Ia membuka aplikasi i********:. Ide iseng muncul di otaknya. Ia lalu memfoto Dyra dari belakang. Rambutnya tergerai panjang dan kaos berwarna hitam. Ia langsung menguploadnya di i********:. Tidak perlu waktu lama bagi selebgram seperti Dero untuk mendapat likes atas foto yang ia posting. Kini puluhan komentar telah membanjiri fotonya.     'itu siapa kak?' ada yang sebagian bertanya seperti itu.      Tiba-tiba ada yang menandainya dalam sebuah foto. Dero menaikkan satu alisnya. Akun fanbasenya memposting foto yang baru saja ia posting di i********: . Lengkap dengan caption.     'kak @deroanggara posting foto cewek. Maksudnya apa ya.. Potek hati adek bang..'     Notifikasi seperti komentar ataupun tag mulai bermunculan. Sepertinya para fanbase akan langsung kebakaran jenggot. Mengingat selama ini Dero tidak pernah sekalipun memposting foto gadis. Ia hanya memposting foto ootdnya yang sangat keren dan tampan.     Dero menjadi tertawa sendiri melihat caption-caption dan komentar para fansnya di i********:. Ia sesekali memberi like pada foto Dyra yang direpost para fansnya. Beberapa mengira Dyra pacarnya. Dero hanya geleng-geleng kepala. Selama ini ia menuruti keinginan sang adik untuk tidak mengakuinya sebagai adik. Permintaan yang aneh bagi Dero. Namun setelah Dyra menjabarkan alasannya. Dero menjadi paham dan menuruti keinginan sang adik.     Seseorang menepuk pundaknya membuat Dero sedikit kaget. Dero menoleh dan mendapati seorang gadis menatapnya dengan heran. Namun kemudian gadis itu terlihat terkejut.      "Kamu Dero Anggara kan? Selebgram itu" ucapnya. Dero tersenyum manis. Dero merasa pernah melihat gadis ini.     "Iya" jawabnya tersenyum manis.     "Aku boleh minta foto bareng gak?" tanyanya.      "Boleh." sahut Dero. Ia memang sudah terbiasa seperti ini. Apalagi jika gadis yang memintanya berfoto bersama cukup cantik. Dero akan langsung pasang tampang paling gantengnya.     "Mas. Tolong fotoin dong."     Dyra yang sedang asyik memilih buku menoleh ketika ia merasa mendengar suara yang ia kenal.      "Dea?" ucapnya dengan terkejut ketika melihat Dea sedang berfoto bersama Dero. "Mati" gumamnya. Ia langsung melangkah menjauh. Lalu berbelok. Ia harus menghindari Dea. Gadis itu pasti akan banyak bertanya jika melihat Dyra pergi bersama Dero. Apalagi selama ini, Dea mengidolakan Dero karena gayanya yang keren, juga karena ia seorang selebgram.     Ia melangkah dengan sedikit terburu-buru dan sibuk menoleh kebelakang, tanpa Dyra sadari ia menabrak seseorang. Hingga ia langsung duduk terjatuh.      "Aww.." Dewi meringis ketika pantatnya mendarat dengan mulus diatas lantai.     "Lo" ucap seseorang yang ditabrak Dyra. Dyra menoleh, ia ingin meminta maaf karena saat berjalan, ia justru menoleh kebelakangan.     "Rudra?" ucapnya karena justru orang yang ia tabrak adalah Rudra. Membuat Dyra serasa mati kutu. Apalagi Rudra memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana dan menatap Dyra dengan tatapan dingin. Terlihat sedikitpun tidak ingin membantu Dyra berdiri.     Dyra berusaha bangkit sendiri. Sedangkan Rudra menatapnya dengan dingin. Setelah Dyra berdiri, Rudra melanjutkan langkahnya. Mengabaikan Dyra yang tengah sibuk membersihkan celananya.     Dyra menatap kepergian Rudra dengan penasaran. Ia tidak tahu bagaimana bisa Rudra bisa ada di sini dan mereka bertemu.     "Lo ke sini sama siapa?" tanya Dyra.     Dyra berdecak sebal karena Rudra justru lebih sibuk memperhatikan buku-buku dibandingkan menjawab pertanyaannya.     "Dasar pluto." geram Dyra dengan suara sangat kecil. Ia lantas memilih melangkah pergi meninggalkan Rudra yang kini memperhatikan Dyra melangkah menjauh.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD