bc

Heart Attack

book_age12+
321
FOLLOW
1.6K
READ
family
goodgirl
sensitive
drama
bxg
city
lies
virgin
gorgeous
like
intro-logo
Blurb

Coklat panas? Kenapa bukan kopi seperti yang biasa dia pesan? Trus kenapa dia tiba-tiba duduk meja Kinara? Kenapa?

Sungguh sesuatu yang mengejutkan buat Kinara saat melihat Saka yang biasa dia tatap dari kejauhan duduk di meja yang biasa dia tempati. Lalu kenapa juga Saka harus pesan menu yang sama dengan menu yang selalu Kinara pesan? Apa dia tau kalau selama ini Kinara sering mengamatinya?

Berbagai macam pertanyaan muncul dikepala Kinara. Ia mencoba mendekati meja Saka dan mencari tahu alasan kenapa tiba-tiba dia memesan menu yang sama dan duduk dimejanya.

Sungguh !! Jika laki-laki itu selama ini mengamatinya juga, maka Kinara percaya kalau akan ada harapan untuknya memiliki laki-laki ini dimasa depan.

chap-preview
Free preview
Bagian 1
Alarm pagi ini berbunyi jam 7.49 pagi. Kinara bangun dengan perasaan lelah karna kurang tidur. Dia baru tidur jam 4 pagi karna harus lembur untuk menyelesaikan revisi tesisnya yang harus dia serahkan hari ini ke dosen pembimbingnya. Dia berusaha bangkit dari kasurnya, namun sebentar dia membaringkannya lagi, duduk lagi, kemudian membaringkannya lagi, hingga akhirnya setelah mengumpulkan kesadarannya, dia langsung berjalan ke kamar mandi. Dia janjian dengan dosen pembimbingnya jam 10 sehingga dia harus berangkat cepat. “ ah malesnya, kenapa juga harus secepat ini diminta revisinya “ keluh Kinara sambil melepaskan ikatan rambut dan bajunya Ini adalah revisi terakhir Kinara setelah dia menghadapi sidang tesis kemaren. Dosen penguji dan pembimbingnya meminta revisi langsung diserahkan hari ini karena kampus akan libur selama satu minggu kedepan,  sehingga Kinara mau tidak mau hanya harus menyelesaikannya. Setelah selesai membereskan semua kelengkapannya, Kinara langsung pergi dengan mempercepat jalannya. “ astagaaaa, tujuh menit lagi busnya datang” Keluh Kinara setelah melihat jam tangannya. Dia berusaha berjalan secepat mungkin untuk mengejar bus yang jadwal berangkatnya jam 9. Setelah berlari dengan semampunya, Kinara akhirnya masih sempat masuk ke bus tersebut. Kinara melihat semua bangku sudah terisi penuh membuatnya harus menarik nafas kembali, dan dalam hati memarahi dirinya sendiri.  " Makanya tidur yang cepat biar bangunnya juga lebih pagi" ucapnya dalam hati sambil mencubit dirinya sendiri. Kinara bisa merasakan semua badannya terasa lelah, punggungnya dingin walau cuaca panas, keringatnya yang terasa membasahi punggunya, dan kulit tangannya yang terasa lengket karena keringat dan body lotionnya menyatu.  " ashhhhh" keluh Kinara tanpa menyadari suara keluhannya membuat beberapa pasang mata tertuju kepadanya. Merasa diperhatiakan, Kinara langsung mengambil masker dari tasnya untuk menutup wajahnya.  “ sabar Kina, ini hari terakhir, besok udah libur” kata Kinara menutup mata sambil menarik nafas pelan untuk menguatkan dirinya ****   Sesampainya di kampus, Kinara langsung menghadap dosen pengujinya dan menyerahkan revisi tesisnya. Sejam berlalu, akhirnya dosen penguji Kinara selesai memeriksa revisiannya dan mengatakan kalau Kinara sudah bisa membereskan semuanya hingga tahap akhir. Kinara menarik nafas lega, dia akhirnya merasa lebih tenang. " Terimakasih banyak pak." ucap Kinara sambil menjabat tangan Dosen pembimbingnya " Mohon maaf kalau banyak merepotkan selama ini" " Sama sekali tidak merepotkan" balas dosen tersebut " Bereskan semuanya ya, biar kamu bisa mengikuti jadwal wisuda dalam waktu dekat ini" " baik pak. Saya ijin pamit pak " " ya, silahkan" Kinara kembali menarik nafas lega begitu keluar dari ruangan dosennya. Dia mengepal tangan kanannya  " Yesss, akhirnya bisa pulang dan lanjut tidur " ucapnya dengan bahagia **** Kinara yang merasa kurang istrahat akhirnya memutuskan untuk langsung pulang ke apartemennya. Yang dia inginkan sekarang hanyalah tidur dikasurnya, yang lain biarlah dibereskan setelah tenaganya kembali. Kinara langsung berjalan menuju halte bus, namun hal yang tidak di inginkan tiba-tiba terjadi. Kinara hampir di tabrak oleh sebuah mobil karna tidak memperhatikan keadaan jalan pada saat hendak menyebrang.  Beruntungnya seseorang dari belakang langsung menarik tangan Kinara dengan kuat. Jantung Kinara berdegup cepat, wajahnya pucat dan badannya gemetaran, dia terduduk lemas di trotoar jalan. Dia menatap orang yang baru saja menolongnya, andai saja orang yang dihadapannya ini tidak langsung menarik tangannya, mungkin saja nyawanya sudah hilang. Dia sangat beryukur masih diberi kesempat kesekian kalinya untuk hidup. “ Terimakasih “ ucap Kinara dengan suara bergetar Laki-laki tersebut tidak menjawab Kinara, tanganna masih menggengam lengan Kinara dengan kuat. Kinara bisa meraSakan bahwa bukan hanya tangannya yang bergetar karna ketakutan, tangan laki-laki itu juga sepertinya bergetar jauh lebih kuat dari dia. “sakit “ keluh Kinara saat lengannya semakin kuat di cengkram laki-laki yang menolongnya itu “ trimakasih sudah menolong saya, sekarang saya sudah baik-baik saja” ucap Kinara. Dia merasa laki-laki ini sepertinya ketakutan, wajahnya pucat dan matanya menatap Kinara dengan tajam “ Lain kali sebelum menyebrang perhatikan jalan” ucapnya tegas “ disana ada tangga penyebrangan, kenapa harus lewat sini? Tanya laki-laki itu dengan wajah yang terlihat marah “maaf, tadi saja buru-buru’ ucap Kinara sedikit takut Laki – laki itu menatap Kinara sebentar dan langsung pergi begitu saja. Kinara berusaha berdiri sekuat tenaga, kakinya masih bergetar.  " Sakit " ringisnya  Dia kemudian menatap kepergian laki-laki itu hingga menghilang dari tatapannya. Wajah laki-laki itu terlihat sangat marah dan juga ketakutan, genggaman tangannya di lengan Kinara juga sangat kuat hingga lengan Kinara terlihat merah. " Makasih ya Tuhan" ucapnya kembali dalam hati karena merasa bersyukur masih bisa selamat Kinara melihat sekitarnya, orang-orang disana melihat Kinara dan menatap Kinara dengan wajah iba. Kinara yang tidak nyaman di tatap seperti itu langsung buru-buru pergi. Dia memutuskan menyebrang lewat tangga penyebrangan. Dia tadi terpaksa menyebrang langsung karna buru-buru ingin pulang, namun nyatanya nyawanya hampir saja melayang karna kecerobohannya itu. Diperjalanan, Kinara masih terngiang wajah laki-laki yang tadi menolongnya “ kenapa dia sampai semarah dan setakut itu?” pikir kirana , namun dibandingkan rasa penasarannya, rasa terimakasih Kinara jauh lebih besar. Dia sangat bersyukur masih selamat dari kejadian itu. *** Pagi Hari Di Rumah Saka  “ ma, Saka sarapan di kantor aja ya, soalnya pagi ini ada meeting” ucap Saka pamit ke ibunya “ kamu ga mending diantar pak dito aja biar lebih cepat? “ tanya Jessica ibunya Saka “ ga usah ma,Saka naik taksi aja, siang nanti juga mobil Saka sudah di balikin sama ardi” “ ya sudah, kamu hati-hati dijalan. Sarapan dulu sebelum kerja” “ iya !. Saka pamit ya ma “ ucap Saka sambil berlalu pergi Saka hari ini terpaksa berangkat dengan kendaraan umum karna temannya ardi meminjam mobilnya dua hari ini. Naik taksi adalah pilihan utama Saka karna tidak ingin desak-deSakan di kendaraan umum jakarta. Jalanan jakarta hari ini jauh lebih macet dibanding biasanya, sehingga membuat Saka berkali-kali melihat jam tangannya. Karna takut akan terlambat, dia akhirnya memutuskan untuk berhenti dan berjalan kaki sampai ke kantor. Toh lokasi kantornya sudah tidak jauh, rasanya jalan kaki akan lebih cepat sampai. “ berhenti disini aja pak, sepertinya saya jalan kaki saja dari sini“ ucap Saka sambil membayar ongkosnya Hari ini Saka harus memimpin meeting penting, jadi dia memilih untuk hadir di kantor lebih cepat. Sesampainya dikantor, Saka tidak langsung menuju ruangannya. dia langsung menuju klinik perusahaan untuk mengambil resep obat yang biasanya dia minum. Saka langsung masuk ke klinik dan melihat sudah ada sandi disana. Sandi adalah dokter yang di tugaskan untuk bekerja di klinik perusahaan di jam tertentu, dan hari ini sandi di jadwalkan untuk jam pagi. “ pagi bro “ sapa Saka “ cepat amat bos datangnya?” tanya sandi karna heran melihat Saka datang sepagi ini “ ada meeting pagi ini” jawab Saka “ btw, obat yang gue minta kemaren udah disiapin kan?” “ ini” ucap Sandi sambil memberikan obat yang di minta Saka kepadanya “ kapan lu berhenti minum ini? apa ga sebaiknya lu coba untuk terapi ? gue ga bisa terus menerus nurutin permintaan lu bro, gue dokter dan gue tau efeknya jika lu hanya bergantung ke obat ini” kata Sandi. Sudah berulang kali sandi mengingatkan Saka untuk tidak ketergantungan dengan obat yang sekarang dia minta, karna ini bukan solusi dan pengobatan yang baik, namun Saka selalu menolak dan tidak ingin melakukannya. “ nanti san, saat ini gue minum obat ini dulu” ucap Saka seperti biasa “ thanks ya, gue mau balik keruangan gue dulu” lanjutnya dan langsung pergi Sandi tau, Saka sedang menghindar dari pembicaraan mereka seperti biasanya. Kekhawatiran sandi beralasan, ini udah tahun ketiga Saka mengkomsumsi obat itu secara rutin, padahal dharusnya dia tau, kalau obat itu tidak bisa menyembuhkannya. Meskipun berkali-kali sandi meminta Saka untuk konsultasi ke dokter, namun Saka selalu menolak dengan jawaban yang sama “Nanti”. *** Meeting pagi ini yang dipimpin Saka berjalan lancar. Saat ini perusahaan mereka sedang dalam proses pengembangan sebuah produk makanan instan terbaru, sehingga diperlukan kesiapan perusahaan dari berbagai aspek untuk menghasilkan produk yang diminati masyarakat. Saka merupakan Manajer pemasaran disebuah industri yang bergerak di bidang produksi makanan dan minuman. Saka baru berada di perusahaan ini selama setahun, sebelumnya dia tugaskan di kantor pusat yang berada di Kanada, namun di tahun kedua disana, dia diminta untuk membantu perusahaan yang ada di indonesia karna adanya sedikit masalah dan Saka dipercayakan untuk hal itu. Dalam satu tahun, keadaan perusahaan berangsur membaik berkat kerjasama Tim yang di bangun Saka. Selesai meeting, Saka langsung menuju ruangannya. saat membuka lacinya, mata Saka tertuju ke obat yang tadi pagi dia minta ke sandi. Dia menggenggam obat itu, matanya memandang dengan mata kosong. Selama ini mungkin Sandi berpikir Saka tidak mau lepas dari obat itu, namun pemikiran Sandi salah. Dari seluruh isi botol tersebut, mungkin tidak sampai seperempatnya yang di minum oleh Saka, sisanya kebanyakan akan berakhir di tempat sampah. Setiap kali hendak minum obat itu, Saka akan menggenggam didalam tangannya dengan kuat dan menutup matanya. Ada saatnya dia menang melawan diri sendiri sehingga obat akan berakhir di tempat sampah, namun ada saatnya juga dia kalah sehingga dia harus meminum obat tersebut. Saka menatap obat dalam genggaman tangannya, dia merasa hari ini pikirannya lebih tenang jadi tidak memerlukan sebutirpun obat tersebut. Sambil menghela nafas, dia membuangnya ke tempat sampah. “ Terapi? Apa aku separah itu dimata sandi sehingga harus diterapi?” Saka bertanya sendiri kepada dirinya. Sudah bekali-kali Sandi mengatakan kalau dia hanya akan sembuh dengan terapi dan konsultasi ke psikolog, namun dia selalu menolak. Kejadian menyedihkan empat tahun lalu menjadi bayang bayang yang mengerikan buat Saka setiap harinya. Kepergian ayah dan istrinya di hari itu membuat trauma dan ketakutan besar yang menghantui hari-harinya. Suara istrinya yang meringis kesakitan, mata ayahnya yang memandang sayu kepadanya sebelum pergi untuk selamanya selalu terlintas dipikiran Saka. Ibunya juga saat ini sudah tidak bisa berjalan sendiri, harus dengan bantuan kursi roda. Sungguh buat Saka, tahun itu adalah tahun yang sangat mengerikan. Dia kini hanya tinggal dengan adik perempuannya Aleya dan Ibunya, sedangkan Alika dan ayahnya sudah pergi meninggalkan mereka selamanya. Tanpa sadar air mata Saka keluar, dia langsung buru-buru menghapus dan pergi mencuci wajahnya. Selalu seperti itu, setiap mengingat kejadian mengerikan itu tanpa sadar Saka akan menangis, dadanya akan terasa sesak, rasanya masih sangat sulit jika mengingat semuanya. “Kenapa hanya aku yang selamat? Kenapa Alika dan ayah yang harus pergi?” Saka menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Empat tahun berlalu, Saka masih terus menerus menyalahkan diri sendiri. Itulah mengapa Sandi sering meminta Saka untuk terapi, semua demi kebaikan Saka. *** Jam makan siang, Saka pergi keluar kantor, tadi dia mendapat pesan w******p dari Aleya yang meminta dia untuk mengambil resep obat yang aleya buat untuk Jessica ibu Saka. Aleya adek perempuan Saka bekerja sebagai seorang dokter di rumah sakit sebuah universitas yang dekat dengan kantor Saka. “ halo” jawab Saka ketika mendengar dering handphonenya “ kaka jadi kesini kan?” tanya aleya “ tunggu aja, kakak lagi jalan kesana” “ kaka jalan kaki ya?” tanya aleya karna mendengar bunyi hentakan sepatu “ iya, dekat ini jadi kakak jalan kaki aja” ucap Saka “ oke, leya tunggu” Siang ini cuaca tidak terlalu panas, lagi pula menggunakan kendaraan kesana akan memakan waktu lebih lama dibanding jalan kaki. Saka juga berniat untuk mengajak aleya makan siang bersama, dia merasa sudah lama tidak bertemu aleya karna kesibukan masing-masing. Sesampainya di lobby rumah sakit, Saka melihat aleya sedang duduk. Dia langsung menghampiri aleya yang sepertinya sedang fokus mengamati orang yang lalu – lalang didepannya “ fokus banget “ ucap Saka sambil menepuk pundak leya “ kaka siang-siang gini kok malah jalan kaki” tanya aleya “ lebih cepat, lagian juga mobil kaka di pinjem teman, baru nanti dibalikin” “ ohh gituu !! nih obat sama vitamin untuk mama, sekalian juga vitamin buat kaka ada di dalam” ucap aleya sambil menyerahkan bungkusan ke tangan Saka “ oke. Kamu udah makan siang belum? Kalau belum kaka mau ngajak kamu makan siang dulu “ ajak Saka “ leya tadi udah makan siang ka, soalnya leya ada janji ketemu pasien sebentar lagi, maaf ya” ucap leya merasa bersalah. Aleya sadar, akhir-akhir ini dia jarang pulang kerumah karna kesibukannya di rumah sakit, tapi mau bagaimana lagi, ini memang resiko yang harus dia jalani. “ gpp, jangan merasa bersalah gitu. Kamu jaga kesehatan, jangan sampai sakit “ ucap Saka sambil mengelus rambut adeknya itu. Saka sangat memahami perasaaan aleya. Bagi Saka yang penting aleya sehat dan bahagia, itu sudah cukup . “ kalau gitu kakak langsung balik kekantor ya “ ucap Saka “ iya ka, nanti malam aku pulang ko” ucap aleya Saka mengangguk dan tersenyum, dia kemudian pamit untuk langsung balik kekantornya. Aleya sendiri masih belum bergerak dari posisinya, dia memandangi punggung Saka dari belakang hingga kaka kesayangannya itu menghilang dari hadapannya. Saka berjalan sambil mengamati sekitarnya. Suasana jalanan yang di lewati ramai oleh karyawan yang hendak makan siang dan mahasiswa yang lalu lalang. Matanya kemudian tertuju kepada seorang gadis yang hendak menyebrang. Saka benar-benar bingung, kenapa dia harus melewati bahaya kalau disediakan tangga penyebrangan. Saka melihat mobil melaju dengan dengan sangat cepat dan gadis itu sepertinya tidak menyadari itu, saat gadis itu hendak melangkahkan kakinya, Saka dengan cepat meraih lengan gadis itu dan menariknya dengan kuat. Saka menutup matanya, jantungnya seakan mau berhenti, dia bisa meraSakan seluruh tubuhnya bergetar karna ketakutan. Saka perlahan membuka matanya, namun tangannya masih mencengkram lengan gadis itu dengan kuat. Saka menarik nafasnya perlahan, dan matanya langsung menatap gadis yang baru saja dia tolong. “sakit “ keluh gadis itu sehingga Saka melepaskan tangannya “ trimakasih sudah menolong saya, sekarang saya sudah baik-baik saja” ucap gadis itu lagi. “ Lain kali sebelum menyebrang perhatikan jalan. disana ada tangga penyebrangan, kenapa harus lewat sini? “ Saka benar-benar tidak habis pikir dengan gadis yang dihadapannya ini. “maaf, tadi saja buru-buru’ ucapnya lagi dengan suara bergetar. Saka memandang wajah gadis itu sebentar dan langsung pergi begitu saja. Saka berjalan secepat mungkin, rasa mual dan ketakutan masih melanda perasaan Saka, dia ingin segera sampai di kantor dan menenangkan diri diruangannya. Sesampainya di ruang kerja, Saka langsung mengambil obat dari lacinya dan buru-buru memasukkan kedalam mulutnya. Saka butuh obat ini sekarang, pikirannya sedang kacau karna kejadian tadi. Setelah Saka meminum obatnya, dia terduduk lemas di kursi, dia mengepal tangannya dengan kuat. Saka menundukkan kepalanya, berusaha menenangkan dirinya yang sedang kacau, hingga akhirnya air matanya keluar karna sudah tidak mampu menahan sakit di kepalanya. “ gadis bodoh” Saka menutup matanya sambil menyandarkan punggungnya ke sandaran kursinya. Matanya tertutup, dia merasa sangat lelah, namun bayangan wajah gadis tadi menghantui pikirannya. Saka tau, sikapnya tadi terhadap gadis itu terlalu berlebihan, terutama cengkraman tangannya yang kuat di lengan gadis itu. Wajah pucat gadis itu saat terduduk lemas dan tangannya yang gemetaran terbayang kembali di pikiran Saka. Namun Saka tiba-tiba menyadari sesuatu. Wajah gadis itu seperti tidak asing bagi Saka, sangat familiar. Saka berusaha mengingat, namun tak menemukan jawabannya. *** Kinara meletakkan tasnya sembarangan setelah sampai di apartemennya dan langsung merebahkan badan di tempat tidur. Namun mengingat tadi dia hampir kecelakaan, dia langsung bangun kembali dan menuju kamar mandi. “ aku harus mandi dulu biar buang s**l” Kinara berpikir dengan dia mandi dan mengganti bajunya, kesialan tadi akan terbuang dari dirinya. Sungguh pemikiran yang bagus Kinara !!! Saat keluar dari kamar mandi, Kinara mendengar handphonenya berbunyi. Dia buru-buru membuka tasnya untuk mengambil handphonenya Itu panggilan dari mamanya . “ halo mom” jawab Kinara “ Lagi apa sayang? “ “ kina baru siap mandi ma” jawab Kinara “ kamu kok baru jam segini mandinya nak? Jangan malas gitu dong” Kinara memutar matanya mendengar perkataan mamanya.  Dia paling kesel kalau sudah dianggap seorang pemalas,  “ Kina baru pulang dari kampus kali ma, tadi kina keringatan makanya mandi lagi “ ucap kinara membela diri “ oh gitu !! besok libur, kamu pulang kan ? Nanti mama masakin deh apa yang anak cantik mama mau" godaan makanan sebenarnya bukan hal manjur buat kinara, namun dia tau kalau masakan mamanya adalah yg terbail “ besok pagi aja kina pulangnya ma, hari ini mau istrahat dulu. Semalaman kina lembur beresin tesis kina” jawab Kinara. Kinara tidak ingin menghancurkan rencana tidurnya, dia lebih baik pulang besok pagi jadi tidak perlu buru-buru. “ ya sudah, besok juga gpp. Kamu ga lupa minum obat kamu kan? “ tenang, kina selalu ingat ma. Udah ya ma, kina capek, mau tidur dulu” ucap kina karna matanya benar –benar ngantuk “ ya udah, selamat istarahat sayang” “ iya ma” Kinara langsung menutup telponnya dan melemparkan badannya keranjangg Kinara yang lelah menutup matanya, dia berusaha mengosongkan pikirannya namun tidak bisa. Matanya tertutup tapi bayangan kejadian tadi selalu muncul di pikirannya. Dia kembali berusaha menutup matanya, tapi lagi-lagi tidak bisa. Wajah pucat dan genggaman kuat laki-laki tadi masih membuat Kinara kebingungan. Kinara kemudian memegang lengannya dan dia masih merasakan sakit. Banyak persepsi-persepsi aneh yang mucul di kepalanya. Kina membayangkan kemungkinan-kemungkinan apa saja yang menyebabkan laki-laki tadi sampai bersikap semenakutkan itu. Sambil memandang langit-langit kamar, Kinara terus mengingat ekspresi laki-laki itu, tanpa sadar, Kinara akhirnya tertidur pulas. Lelah dengan pikirannya mungkin mengajak dia untuk tidur. *** “ Kakak kok baru pulang jam segini” ucap aleya saat melihat Saka baru sampai jam 11 malam “ kaka tadi ada urusan lain. Kaka kira tadi kamu becanda bilang mau pulang hari ini” ucap Saka sambil menggandeng aleya, mereka berjalan bersama ke dalam rumah. “ mama udah tidur? Tanya Saka karna melihat keadaan rumah sepi “ udah, tadi mama nyuruh leya nunggu kaka pulang” ucap Aleya “ ya sudah, kamu istrahat, kaka mau langsung masuk kamar ”kata Saka sambil menatap wajah leya dengan senyumannya dan kemudian berjalan menuju arah kamarnya “ kakak baik-baik aja kan? Tanya Aleya tiba-tiba. Saka berhenti, dia membalikkan badannya dan menatap adik perempuannya itu. Saka tersenyum “ ummm, kaka baik-baik aja “ jawab Saka berusaha menjawab dengan percaya diri “ kalau ada masalah, aleya siap dengar ka” aleya mengatakan hal itu sambil menatap Saka dengan lembut. Saka hanya mengangguk dan kemudian masuk kedalam kamarnya. Aleya tau apa yang terjadi pada Saka tadi siang. Salah seorang teman aleya melihat kejadian tadi dan memberitahukan kepada aleya. mendengar hal itu, aleya cemas namun dia tidak langsung menelpon Saka karna dia yakin yang terbaik untuk Saka saat itu adalah menyendiri. Aleya memutuskan untuk pulang kerumah hari ini karna ingin melihat keadaan Saka. Dia harus memastikan Saka baik-baik saja baru dia bisa tenang. Aleya juga menderita setelah kehilangan saudara kembar dan ayahnya, tapi aleya bisa mengatasi traumanya. Awalnya aleya juga berpikir kalau Saka sudah baik-baik saja, karna setahun setelah kepergian ayahnya, Saka memutuskan untuk pindah ke kanada. Namun ternyata aleya salah, Saka tidak baik-baik saja. Minggu lalu aleya masuk kekamar Saka untuk meminjam laptop, di atas meja, aleya melihat botol obat, karna penasaran akhirnya aleya mengambil dan melihat obat itu. Betapa kagetnya aleya saat membaca nama yang tertera dalam obat tersebut. Kenapa bisa obat ini di meja kak Saka? Apa dia selama ini masih trauma?. Pertanyaan-pertanyaan ini muncul di pikiran aleya. Saka yang terlihat baik-baik saja selama ini ternyata menyimpan luka untuk diri sendiri dan berusaha untuk terlihat baik didepan Aleya dan Ibunya. Aleya benar-benar merasa bersalah karna tidak peka dengan keadaan Saka. Aleya masuk kedalam kamarnya, dia kemudian duduk didepan meja rias sambil memandangi foto keluarganya. Aleya mengambil foto itu dan mengusap satu persatu wajah orang-orang yang dia sayangi. “ Paa, aleya kangen “ aleya menunduk sambil memeluk foto keluarganya, matanya tidak kuasa menahan tangis. Sudah empat tahun rumah ini terasa sepi, tidak ada lagi pertengkaran aleya dengan Alika hanya karna drama korea, tidak ada lagi omelah mama karna papa terlalu banyak makan, tidak ada lagi suara teriakan papa dan Saka saat tim sepak bola yang mereka dukung menang, semuanya menghilang tanpa jejak. Aleya menekan dadanya, rasa sakit mengingat semua kenangan indah itu membuatnya tidak mampu menahan air mata. Semua itu mungkin tidak bisa kembali, namun aleya berjanji akan membantu Saka dan ibunya untuk berbahagia. “ doain aleya ya pa ” ucap aleya sambil menghapus air matanya. Dia meletakkan foto itu kembali ke atas mejanya dan membaringkan badannya di kasur. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My One And Only

read
2.2M
bc

Guru BK Itu Suamiku (Bahasa Indonesia)

read
2.5M
bc

A Boss DESIRE (Ganda - Gadis)

read
984.6K
bc

10 Days with my Hot Boss

read
1.5M
bc

CEO Mesum itu Suamiku

read
5.2M
bc

PASSIONATE LOVE [INDONESIA] [END]

read
2.9M
bc

Nikah Kontrak dengan Cinta Pertama (Indonesia)

read
454.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook